Membentak anak adalah kebiasaan buruk yang sebaiknya dihindari. Sejumlah efek negatf dari perilaku ini adalah menumbuhkan sikap agresif, memperburuk perilaku, hingga mengubah perkembangan otak anak. Lebih baik, gunakan cara memarahi anak yang lebih positif, seperti membuat peraturan yang jelas dan memberikan perhatian lebih.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
23 Mei 2022
Waspadalah, membentak anak tidak akan membawa kebaikan untuk perilaku Si Kecil.
Table of Content
Kebiasaan membentak anak dapat membawa dampak buruk bagi mereka, baik dari segi fisik maupun mental.
Advertisement
Faktanya, bentakan dari orangtua dinilai memiliki dampak yang serupa seperti memukul anak.
Bagi Anda yang masih sering membentak saat memarahi si kecil, sebaiknya kenali berbagai dampak buruk berikut ini.
Mulai dari memperburuk perilakunya hingga mengundang depresi, berikut adalah dampak buruk dari membentak anak.
Salah satu alasan kenapa anak tidak boleh dibentak adalah menumbuhkan perilaku agresif di dalam dirinya.
Anda mungkin tahu bahwa anak dapat meniru apa yang dilakukan orangtuanya. Jika Anda membentak mereka, kemungkinan mereka juga dapat meniru perilaku buruk ini.
Sebuah riset menyatakan, membentak anak hanya akan membuat mereka lebih agresif, baik secara fisik maupun verbal.
Sebab, membentak adalah ekspresi amarah yang bisa membuat anak-anak takut dan merasa tidak aman.
Mungkin Anda berpikir bahwa masalah dapat diatasi dengan bentakan. Padahal yang terjadi justru sebaliknya, membentak anak berpotensi memunculkan masalah baru dalam jangka panjang.
Sebuah penelitian bahkan membuktikan adanya peningkatan perilaku buruk ke depannya pada anak-anak berusia 13 tahun yang sering dibentak.
Dampak anak sering dimarahi dan dibentak selanjutnya adalah mengubah perkembangan otak.
Bentakan dan segala hal yang sifatnya kasar dalam memarahi anak dinilai mampu mengubah perkembangan otak anak.
Sebab, manusia dipercaya lebih cepat dalam memproses informasi negatif dibandingkan informasi positif.
Sejumlah ahli mencoba untuk membuktikan hal ini dengan melakukan pemindaian MRI kepala terhadap para partisipan yang pernah mengalami kekerasan verbal dari orangtuanya dan yang tidak menerimanya.
Hasilnya, para ahli menemukan perbedaan yang mencolok di bagian otak yang bertanggung jawab dalam memproses suara dan bahasa.
Jika ditanya tentang bagaimana mental anak yang sering dibentak, anak-anak yang sering mendapatkan bentakan saat dimarahi berpotensi mengalami depresi.
Selain merasa tersakiti, ketakutan, dan sedih, mereka juga bisa merasa depresi saat dibentak dan dipukul oleh orangtuanya.
Sebab, kekerasan verbal mampu menyebabkan masalah psikologis yang lebih dalam dan bisa terbawa hingga dewasa. Efek membentak anak ini perlu diwaspadai agar kesehatan mental si kecil senantiasa terjaga.
Sebuah riset membuktikan, anak-anak berusia 13 tahun yang sering dibentak orangtuanya menunjukkan gejala-gejala depresi.
Beberapa penelitian lainnya juga menemukan hubungan antara kekerasan emosional dan depresi atau gangguan kecemasan.
Gejala-gejala gangguan mental ini dapat menyebabkan perilaku anak menjadi lebih buruk dan bisa membuat mereka melakukan tindakan yang merugikan dirinya sendiri, seperti penyalahgunaan obat-obatan hingga seks bebas.
Dampak lain pada anak-anak yang sering dimarahi adalah memicu stres. Rasa stres yang muncul akibat sering dibentak berpotensi menyebabkan kesehatan fisik anak menjadi terganggu.
Hal ini dibuktikan lewat sebuah riset yang menyatakan bahwa perasaan stres dapat membawa dampak buruk pada kesehatan fisik anak saat mereka beranjak dewasa.
Baru-baru ini, terdapat sebuah penelitian yang menemukan adanya hubungan antara pengalaman buruk semasa kecil dan berbagai macam penyakit nyeri kronis, seperti artritis, sakit kepala, hingga masalah punggung dan leher.
Bahaya membentak anak ini tentunya dapat merugikan kesehatan mereka. Sebagai orangtua, Anda pasti tidak mau berbagai dampak buruk di atas terjadi pada anak.
Maka dari itu, segera hilangkan kebiasaan membentak anak dan cari cara lain yang lebih baik untuk mendisiplinkan mereka.
Dilansir dari Parenting Science, salah satu dampak akibat anak sering dibentak dan dimarahi adalah membuat mereka menjadi antisosial.
Tidak hanya itu, akibat anak sering dibentak dan dimarahi juga menyebabkan hubungan yang buruk bagi anak dan orangtuanya.
Memarahi dan membentak anak bukanlah cara mendisiplinkan yang baik. Justru sebaliknya, kesehatan mental dan fisik anak bisa dirugikan.
Dampak membentak anak remaja yang tak boleh dilupakan adalah membuatnya menjadi kurang percaya diri.
Dilansir dari Very Well Family, anak remaja yang merasa malu karena kurang percaya diri dapat kehilangan motivasi untuk memperbaiki dirinya.
Dilansir dari situs Parents, hubungan anak dan orangtua dapat terganggu jika anak sering dibentak.
Alih-alih mendisiplinkan mereka, dampak anak sering dimarahi ini dapat membuat mereka merasa jauh dari orangtuanya.
Dampak membentak anak remaja selanjutnya adalah kemampuan komunikasi yang buruk pada mereka.
Pasalnya, saat Anda memarahi anak, mereka dapat meniru amarah tersebut ketika dihadapkan dengan sebuah masalah.
Maka dari itu, cobalah untuk menjadi panutan yang baik dan atasi masalah dengan kepala dingin.
Perlu diingat, membentak dan memarahi dengan kata-kata yang kasar bukanlah cara memarahi anak yang benar.
Masih banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk membuat anak menjadi disiplin dan patuh.
Dampak anak sering dimarahi dan dibentak yang perlu diwaspadai orangtua adalah kehilangan kepercayaan dan rasa hormat.
Sulit bagi anak-anak untuk memiliki rasa percaya dan hormat terhadap seseorang yang terus-menerus berteriak padanya.
Hal ini dapat membuat anak bertanya-tanya, bagaimana bisa orangtua mengontrol anaknya, di saat mereka sendiri tak bisa mengontrol dirinya.
Membentak anak adalah hal yang tidak efektif untuk mendisiplinkannya. Saat anak sering dibentak, mereka akan terbiasa dengan teriakan orangtuanya.
Seiring berjalannya waktu, bentakan orangtuanya bisa tidak didengar oleh mereka.
Terkadang, rasa letih dan stres yang orangtua rasakan dapat memicu amarah. Alhasil, teriakan dan bentakan pun bisa keluar dari mulut Anda ketika memarahi anak.
Jika ini kasusnya, Anda perlu segera meminta maaf kepada anak. Berikut adalah cara meminta maaf yang bisa Anda coba.
Sebelum meminta maaf kepada anak, akui dulu kesalahan Anda karena telah membentak mereka.
Kemudian, Anda juga perlu bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat kepada anak saat memarahi mereka.
Wajar jika orangtua terkadang merasa frustrasi dan marah. Namun, jangan jadikan ini sebagai alasan untuk terus memarahi dan membentak anak.
Ketika sedang meminta maaf kepada anak, jelaskan mengapa Anda marah kepadanya secara baik-baik tanpa harus menyalahkannya.
Jangan sekali-kali menyalahkan anak atas tindakan yang Anda perbuat padanya. Sebab, hal ini dapat membuat mereka merasa tersudut.
Jelaskan kepada anak bahwa apa yang Anda lakukan saat memarahi anak tidak dapat dibenarkan. Hal ini diharapkan dapat membuat anak belajar bahwa berteriak dan membentak adalah hal yang salah.
Tunjukkan kepada anak bahwa Anda mengerti rasa takut dan sakit yang dirasakan mereka saat dimarahi.
Jadikan momen meminta maaf kepada anak sebagai kesempatan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan Anda sebagai orangtua.
Selain itu, momen ini bisa dijadikan sebagai kesempatan bagi Anda untuk mengajari anak supaya bisa belajar dari kesalahan.
Jangan membentak anak karena terdapat banyak kerugian yang bisa terjadi padanya. Masih banyak cara untuk membuat perilaku anak menjadi lebih baik tanpa kekerasan, seperti:
Jika Anda ingin anak-anak berperilaku lebih baik, jadilah panutan yang dapat dicontoh mereka. Gunakan kata-kata dan perilaku yang lembut saat memberi tahu mereka mana yang baik dan buruk.
Buatlah peraturan yang tegas dan jelas untuk bisa dipatuhi oleh anak-anak. Pastikan Anda menjelaskan peraturan ini dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh mereka.
Dibandingkan membentak anak, masih banyak hukuman yang lebih manusiawi dan tidak membuat mereka ketakutan.
Misalnya, jika anak tidak mau merapikan mainannya, maka mereka tidak boleh bermain dengan mainannya seharian.
Anda juga harus mendengarkan anak-anak. Biarkan mereka menyelesaikan ceritanya, barulah Anda tawarkan solusi atas masalah tersebut.
Salah satu cara mendisiplinkan anak yang dianggap efektif adalah memberikan perhatian lebih pada anak.
Perhatian orangtua terhadap anaknya dinilai mampu menumbuhkan perilaku baik dan mencegah perilaku buruk.
Baca Juga
Baca Juga
Membentak anak bukanlah solusi tepat untuk mengubah perilakunya. Ada banyak kerugian yang bisa dirasakan oleh Si Kecil jika sering dibentak. Maka dari itu, sebagai orangtua Anda juga harus berusaha untuk mencari cara lain dalam mendisiplinkan anak-anaknya.
Jika Anda khawatir dengan kesehatan Si Kecil, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga!
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Sering menyesal setelah memarahi anak? Terdapat banyak tips agar tidak mudah marah pada anak yang bisa dicoba, seperti melatih pernapasan hingga bermeditasi.
8 Apr 2021
Anak bermain kotor bisa memberikan manfaat bagi kesehatan mereka. Asalkan, orangtua juga menjalankan perannya dengan mengajarkan cara membersihkan tubuh dengan tepat setelah bermain.
24 Jan 2021
Mainan anak 1 tahun haruslah menyenangkan dan edukatif, seperti lego atau blocks, mencocokan bentuk, puzzle berpotongan besar, atau menyusun ring donat.
24 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved