Stop membandingkan anak sekarang juga. Sebab, terdapat dampak negatif yang dapat dialami anak jika sering dibanding-bandingkan, mulai dari meningkatkan persaingan antarsaudara, menjauh dari orangtua, hingga menghambat talenta anak. Untuk menghentikan kebiasaan membanding-bandingkan anak, orangtua bisa menetapkan ekspektasi realistis hingga belajar
2023-03-21 00:32:37
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Membanding-bandingkan anak dapat berdampak buruk pada kesehatan mentalnya.
Table of Content
Jika Anda pernah sesekali atau sering membanding-bandingkan anak, sebaiknya hentikan kebiasaan ini. Alih-alih memotivasi si kecil, perilaku tersebut malah membawa banyak dampak buruk bagi kesehatan mentalnya. Maka dari itu, stop membandingkan anak sekarang juga.
Advertisement
Berikut adalah berbagai dampak buruk dari kebiasaan membanding-bandingkan anak yang perlu Anda ketahui.
Salah satu dampak buruk dari membanding-bandingkan anak adalah meningkatkan persaingan tidak sehat antarsaudara.
Jika Anda membandingkan anak bungsu dengan si sulung, persaingan antara keduanya bisa muncul. Hal ini dapat memicu perilaku buruk, seperti berkelahi atau mengejek.
Psikologi membandingkan anak ini tentu harus dihindari agar keharmonisan antarsaudara tetap terjaga dan mereka tidak saling menjatuhkan ketika berkompetisi.
Saat seorang anak dibanding-bandingkan dengan kakak, adik, saudara, atau temannya, mereka dapat merasa insecure dan menjauh dari orangtuanya.
Kebiasaan membanding-bandingkan anak pun dinilai bisa menyebabkan gangguan perilaku dan perkembangan saat mereka tumbuh dewasa.
Jika bakat dan talenta anak terus dibanding-bandingkan serta tidak dihargai, bisa jadi talentanya dapat terhambat dan tidak berkembang. Sebagai konsekuensinya, anak dapat kehilangan potensinya.
Membandingkan anak dengan anak lainnya dinilai bisa memicu perasaan stres hingga gangguan kecemasan.
Masalah ini umumnya terjadi saat anak mendapatkan nilai yang kurang bagus di sekolah, lalu orangtuanya membanding-bandingkan dengan temannya lain yang mendapatkan nilai bagus.
Selain menyebabkan stres, membanding-bandingkan anak dianggap bisa menurunkan rasa percaya dirinya. Sebab, perbandingan ini dapat membuat si kecil merasa inferior dibandingkan anak yang lainnya.
Alih-alih berusaha menjadi lebih baik, perbandingan ini dapat membuat anak berhenti dan takut mencoba hal baru.
Jika anak terus dibanding-bandingkan dengan anak lain yang lebih baik, ia dapat berhenti berusaha untuk menyenangkan hati orangtuanya.
Sebab, sikap membanding-bandingkan ini membuat si kecil berpikir bahwa kedua orangtuanya lebih senang dengan anak lain yang menjadi 'tolok ukur' tersebut.
Saat kepercayaan diri anak hancur akibat sering dibanding-bandingkan dengan anak lain, ia dapat menjadi malu untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Di dalam pikiran anak, ia merasa dirinya tidak memiliki apa-apa untuk dibanggakan sehingga menjauh dari lingkungan sekitarnya.
Salah satu alasan mengapa Anda harus stop membandingkan anak adalah kebiasaan ini dapat menumbuhkan kebencian di dalam dirinya.
Saat dibandingkan dengan temannya, ia dapat menjadi benci terhadap temannya tersebut. Hasilnya, perilaku agresif seperti perkelahian dan ejekan dapat terjadi.
Dilansir dari Parenting First Cry, ketika anak sering dibanding-bandingkan, rasa percaya dirinya dapat menurun.
Sebab, kebiasaan membanding-bandingkan anak dipercaya mampu membuatnya merasa seakan tidak punya nilai di mata orang lain. Sehingga, rasa harga diri anak pun berpotensi menurun.
Setelah menyimak berbagai dampak buruk di atas, sebaiknya Anda stop membandingkan anak. Cobalah berbagai tips di bawah ini agar Anda bisa menghilangkan kebiasaan buruk ini.
Supaya Anda bisa menghentikan kebiasaan membanding-bandingkan anak, cobalah untuk menetapkan ekspektasi yang realistis.
Anda juga perlu memahami potensi yang dimiliki anak dan membantunya berkembang dalam bidang yang diminatinya.
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Saat Anda melihat kelebihannya, hargai dan pujilah dia. Pujian dan dukungan dari orangtua dapat membuat anak lebih percaya diri.
Saat anak menunjukkan kelemahannya, janganlah Anda membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain. Cobalah bantu dirinya untuk menghadapi kelemahan tersebut.
Dengan dukungan dan motivasi dari orangtua, kelemahan ini dapat diatasi dan diperbaiki walaupun prosesnya tidak mudah.
Jika memang si kecil tidak bisa memenuhi ekspektasi dan harapan Anda, stop membandingkan anak dengan temannya yang berprestasi.
Cobalah untuk memberikan dukungan dan kasih sayang. Berikan ia motivasi untuk terus berusaha dan tidak pernah putus asa.
Dengan adanya dukungan dan kasih sayang dari orangtuanya, anak dapat merasa termotivasi dalam mengejar hal-hal positif yang membanggakan.
Baca Juga
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Perbedaan anak aktif dan hiperaktif dapat terlihat pada kemampuannya untuk fokus. Anak yang aktif cenderung bisa fokus terhadap satu hal, sedangkan anak hiperaktif sulit melakukannya.
Parental control bertujuan untuk mengontrol dan membatasi anak mengakses konten yang tidak sesuai dengan usianya, serta mencegahnya menjadi pelaku atau korban kejahatan online.
Terapi wicara adalah pengobatan yang bisa dilakukan untuk anak yang mengalami gangguan bicara. Anak akan dibantu untuk berbicara sesuai dengan usianya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Dijawab oleh dr. Denny Sutanto
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved