logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Mental

7 Dampak Bullying yang Berbahaya bagi Kesehatan Mental dan Fisik

open-summary

Dampak bullying pada anak bisa menyebabkan gangguan tidur, masalah psikologis, sulit beradaptasi, hingga menurunnya prestasi akademis.


close-summary

10 Feb 2020

| Nina Hertiwi Putri

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Dampak bullying saat kecil juga mempengaruhi kehidupan sebagai orang dewasa

Dampak bullying yang terjadi saat anak-anak, bisa membekas hingga dewasa

Table of Content

  • 7 dampak bullying yang perlu diwaspadai
  • Dampak bullying dalam jangka panjang
  • Dampak bullying bagi pelaku
  • Ciri-ciri anak korban bullying
  • Cara mengatasi dampak bullying
  • Catatan dari SehatQ

Bullying adalah permasalahan global. Di satu sisi, perilaku ini membuat pihak berwenang mengencangkan peraturan terhadap pelakunya. Namun di sisi lain, bullying terlihat sebagai fase normal yang seolah harus dilewati ketika bertumbuh remaja dan dewasa. Kadang kita lupa, bahwa dampak bullying begitu berpengaruh pada masa depan seseorang.

Advertisement

Akibat bullying dalam jangka pendek bisa terlihat jelas. Apalagi jika perundungan terjadi secara fisik. Luka memar dan berdarah dapat langsung terlihat dan jadi pemicu untuk membuat pelaku minta maaf.

Namun, bagaimana secara mental? Menangis setelah menjadi korban bullying hanya kondisi yang terlihat sementara. Belasan bahkan puluhan tahun setelahnya, luka mental tersebut kadang tidak sembuh.

Kondisi ini bukanlah nyanyian cengeng para korban bully, melainkan berdasarkan hasil penelitian yang sahih. Baik jangka pendek maupun jangka panjang, dampak bullying perlu diketahui oleh semua orang, terutama anak, orangtua, dan guru.

7 dampak bullying yang perlu diwaspadai

Dampak bullying yang paling mudah dikenali adalah yang muncul dalam jangka pendek. 

Sebagai korban, baik orang dewasa maupun anak-anak bisa mengalami hal-hal di bawah ini sebagai akibat bullying yang dilakukan orang-orang di lingkungannya.

1. Masalah psikologis

Korban bully sering kali menunjukkan adanya gejala masalah psikologis, bahkan setelah perundungan berlangsung. Kondisi yang paling sering muncul adalah depresi dan gangguan kecemasan.

Selain itu, pengaruh bullying terhadap kesehatan mental remaja dan anak adalah merasa sangat sedih, rendah diri, kesepian, hilang minat pada hal yang biasa mereka sukai, dan perubahan pada pola tidur atau makan.

Efek bullying juga bisa menyebabkan gejala psikosomatis, yaitu masalah psikologis yang memicu gangguan pada kesehatan fisik.

Hal ini tidak hanya berlaku pada orang dewasa, tapi juga anak-anak. Sebagai contoh, saat waktunya masuk sekolah, anak akan merasa sakit perut dan sakit kepala meski secara fisik tidak ada yang salah di tubuhnya.

2. Masalah fisik

anak sakit perut
Bullying bisa menyebabkan anak mengalami gangguan pencernaan

Bukan hanya memar atau terluka akibat kekerasan fisik yang dialaminya, korban bullying sering mengalami kecemasan yang dapat memicu stres pada tubuh. 

Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti lebih sering sakit, terkena gangguan pencernaan, atau masalah lainnya.

Bullying terhadap anak juga bisa memperburuk masalah kesehatan yang mereka derita sebelumnya. Misalnya, masalah kulit, perut, atau jantung pada anak dapat menjadi lebih parah akibat stres.

3. Gangguan tidur

Dampak negatif bullying yang juga bisa terlihat jelas adalah gangguan tidur. 

Para korban bullying sering kali kesulitan untuk tidur yang nyenyak. Sekalipun bisa tidur, tidak jarang waktu tersebut justru dihiasi dengan mimpi buruk.

4. Pikiran untuk bunuh diri

Dampak bullying bagi korban yang satu ini tidak hanya bisa menghampiri pikiran orang dewasa. Korban bullying berusia anak-anak dan remaja pun berisiko memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup. 

Tidak jarang ada laporan kejadian tentang anak berusia sekolah yang meninggal dunia akibat bunuh diri setelah dirundung oleh teman-teman sepantarannya. Inilah bahaya bullying yang harus orangtua waspadai.

5. Tidak bisa menyatu dengan orang-orang di sekitar

Salah satu akibat bullying yang perlu diwaspadai adalah kesulitan untuk menyatu dengan orang-orang di sekitar.

Anak maupun orang dewasa yang mengalami bullying, secara tidak langsung ditempatkan pada status sosial yang lebih rendah dari rekan-rekannya.

Hal ini membuat korban bully menjadi sering merasa kesepian, terabaikan, dan berujung pada turunnya rasa percaya diri.

6. Gangguan prestasi

Dampak dari bullying lainnya adalah anak cenderung akan mengalami kesulitan dalam mencapai prestasi belajar. 

Mereka akan kesulitan untuk berkonsentrasi di kelas, sering tidak masuk sekolah, dan tidak diikutsertakan dalam kegiatan yang ada di sekolah.

7. Sulit percaya dengan orang lain

Dampak bullying bagi korban yang tak boleh diremehkan adalah sulit percaya dengan orang lain.

Saat seorang anak menjadi korban bully, mereka dapat semakin sulit untuk mempercayai orang lain di sekitarnya.

Mungkin salah satu dampak buruk akibat dari bullying ini tidak terlihat saat korban masih kecil. Namun, ketika beranjak dewasa, mereka dapat kesulitan untuk membangun hubungan dengan orang lain.

Dampak bullying menurut para ahli ini bisa membuat anak mengalami kegagalan saat berteman atau mencari pasangan di masa depan.

Dampak bullying dalam jangka panjang

Efek bullying sering kali masih dirasakan korban meski belasan atau puluhan tahun telah berlalu sejak insiden tersebut berlangsung. 

Dampak bullying dalam jangka panjang ini jarang terlihat, tapi justru inilah yang paling membuat korban merasa lebih tersiksa.

Para peneliti di Inggris melakukan riset mengenai dampak bullying hingga 40 tahun setelah kejadian. Hasilnya, ada beberapa dampak jangka panjang yang dirasakan para korban, di antaranya:

  • Kondisi kesehatan para korban bully yang saat ini sudah berusia 50 tahun, cenderung lebih buruk dari segi mental maupun fisik.
  • Fungsi kognitif mereka pun lebih rendah dibandingkan dengan orang sepantarnya yang tidak pernah menjadi korban bully.
  • Kualitas hidup dan tingkat kepuasan hidup korban bully juga cenderung lebih rendah daripada rekan seusianya yang tidak pernah mengalami perisakan.

Dampak bullying juga tidak selalu bisa diprediksi kemunculannya. Anak yang menjadi korban bully, bisa saja tidak menunjukkan tanda-tanda terganggu dengan perlakuan tersebut. 

Namun, di kemudian hari, anak-anak tersebut berisiko lebih tinggi mengalami gangguan mental depresif dan menerima perawatan psikiatri.

Bukti lain mengenai akibat bullying yang terjadi pada jangka panjang juga disajikan oleh hasil penelitian pada 1.420 anak berusia 9-16 tahun yang pernah menjadi korban bullying. Para ahli meneliti kondisi mental mereka selama 4-6 kali dalam jangka waktu beberapa tahun.

Hasilnya, anak yang pernah mengalami perundungan lebih sering mengalami berbagai jenis gangguan kecemasan dan gangguan panik.

Selain itu, trauma yang ditimbulkan oleh bullying yang diterima saat kecil, juga bisa mengubah struktur otak yang di kemudian hari, serta akan memengaruhi kemampuan dalam mengambil keputusan yang benar.

Terakhir, anak-anak yang pernah menjadi korban bully di masa kecilnya, cenderung mengalami kesulitan untuk bermasyarakat ketika beranjak dewasa, karena:

  • Lebih sulit mendapatkan pekerjaan atau mempertahankan pekerjaan yang dimiliki
  • Sulit untuk fokus terhadap satu hal
  • Kesulitan untuk berinteraksi sosial dengan orang lain
  • Cenderung lebih rentan terkena penyakit

Dampak bullying bagi pelaku

Jangan mengira kalau dampak bullying hanya dapat dirasakan oleh korbannya saja. Ternyata, ada juga dampak negatif bullying yang bagi pelakunya.

Berikut adalah hal-hal negatif yang bisa terjadi pada pelaku bullying jika perilaku tak terpujinya itu tak segera dihentikan.

  • Berisiko melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
  • Berisiko menunjukkan perilaku antisosial.
  • Berisiko menyalahgunakan obat terlarang.
  • Berisiko sulit untuk dipekerjakan saat sudah dewasa.

Bagi orangtua yang mengetahui bahwa anak-anaknya telah melakukan tindakan bullying, bantu mereka untuk menghentikan kebiasaan buruknya agar hal-hal di atas tidak terjadi.

Ciri-ciri anak korban bullying

anak menyendiri
Ciri-ciri korban bullying sering menghindari situasi sosial

Terkadang, anak korban bullying enggan untuk mengadu kepada orangtuanya bahwa ia telah menjadi korban perundungan.

Maka dari itu, orangtua perlu berinisiatif dan memahami apa saja ciri-ciri anak yang telah menjadi korban bullying, seperti:

  • Suka bolos sekolah
  • Tidak menyukai sekolah
  • Performa akademis menurun
  • Melakukan tindakan yang merugikan tubuhnya
  • Terdapat barang-barang pribadi yang rusak, seperti buku, gawai, hingga pakaian
  • Sulit tidur
  • Sering mengalami mimpi buruk
  • Kehilangan teman tiba-tiba
  • Menghindari situasi sosial.

Jika berbagai hal di atas nampak pada anak, sebaiknya Anda langsung menanyakan kepada mereka. Bisa jadi, anak merasa takut untuk mengadukan tindakan bullying yang terjadi pada mereka.

Cara mengatasi dampak bullying

Ketika anak menjadi korban bullying, pemulihan dari kondisi tersebut mungkin bukan hal yang mudah. Namun, jika tidak segera diatasi, maka bisa menimbulkan masalah bagi anak di kemudian hari.

Supaya dampak perundungan tidak berlarut-larut mengganggu anak, terdapat beberapa langkah penting yang bisa dilakukan, yaitu:

  • Dengarkan dan pahami apa yang dirasakan oleh anak
  • Bantu anak fokus merawat dirinya sendiri dan tumbuh menjadi pribadi yang baik
  • Ajak anak melakukan konseling dengan psikolog
  • Ingatkan anak bahwa balas dendam tidak akan membuat mereka merasa lebih baik
  • Ajak anak melakukan kegiatan atau pergi ke tempat yang disukainya
  • Buat anak merasa berarti
  • Pastikan anak mendapat dukungan dari keluarga dan teman.

Baca Juga

  • Tips Mengatasi Masalah Tidur Anak
  • Tahun Ajaran Baru, Ini Tips Agar Anak Terhindar dari Penyakit Saat di Sekolah
  • 8 Tips Belajar Piano untuk Anak yang Praktis dan Mudah

Catatan dari SehatQ

Dampak bullying bisa terasa saat itu juga maupun berpuluh-puluh tahun setelahnya. Dampak jangka pendek yang dirasakan antara lain gangguan psikologis seperti depresi dan gangguan kecemasan, gangguan tidur, hingga penurunan prestasi di sekolah maupun tempat kerja.

Sementara itu dalam jangka panjang, anak yang dulu menjadi korban bully cenderung sulit mendapatkan pekerjaan, tidak bisa berinteraksi secara sosial, dan lebih rentan terkena gangguan psikologis serta cenderung membutuhkan bantuan dari psikiater lebih sering.

Apabila Anda atau anak Anda adalah korban bullying, jangan takut untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk merasa lebih baik. Sesi terapi dengan psikolog ataupun psikiater bisa menjadi langkah awal memperbaiki kualitas hidup akibat bullying.

Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut seputar kesehatan anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

masalah tidur anakgangguan tidur anaktips mendidik anakbullying

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved