Daging kambing menyebabkan darah tinggi adalah mitos yang kerap muncul saat Iduladha. Efek makan daging ini sebenarnya dipicu bumbu dapur yang dipakai berlebihan.
29 Jul 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Daging kambing menyebabkan darah tinggi adalah mitos yang tidak tepat
Table of Content
Daging kambing menyebabkan darah tinggi adalah salah satu rumor yang kerap dijumpai, terutama pada Iduladha.
Advertisement
Anda mungkin menyantap daging kambing tersebut dengan cara dibuat sate, gulai, kambing panggang, ataupun dengan cara lainnya.
Pesta daging ini kadang membuat orang lupa diri hingga mengonsumsi daging tersebut secara berlebihan.
Perilaku berlebihan ini tentunya tidak baik bagi kesehatan. Ditambah lagi, ada mitos populer yang diwariskan turun-temurun dalam masyarakat bahwa makan daging kambing menyebabkan darah tinggi. Namun, benarkah demikian?
Sebelum memahami daging kambing menyebabkan darah tinggi, daging merah pada umumnya memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi sehingga bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Akan tetapi, daging kambing ternyata memiliki lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan daging sapi atau ayam.
Seporsi daging kambing (sekitar 85 gram atau sebesar potongan steak) hanya mengandung 0,79 gram lemak jenuh. Sementara, seporsi daging sapi mengandung 3,0 gram lemak jenuh, serta seporsi daging ayam mengandung 1,7 gram lemak jenuh.
Makan daging kambing bikin darah tinggi ternyata tidak terbukti. Alih-alih daging kambing menyebabkan darah tinggi, daging kambing menimbulkan efek termogenik. Efek ini seringkali dianggap sebagai tanda tekanan darah tinggi hipertensi.
Baca Juga
Padahal, efek termogenik adalah efek panas yang dihasilkan dari metabolisme suatu bahan makanan dalam tubuh sehingga memberi sensasi hangat.
Sementara itu, jika Anda menganggap daging kambing penyebab darah tinggi, maka Anda keliru. Sebab, yang bukan daging kambing menyebabkan darah tinggi, melainkan pola makan tidak sehat, salah satunya banyaknya garam yang digunakan sebagai bumbu masakan.
Alih-alih daging kambing meningkatkan tekanan darah, penggunaan garam secara berlebihan lah yang mampu menyebabkan darah tinggi.
Garam mengandung unsur natrium yang berfungsi mengatur air dalam tubuh. Natrium dalam jumlah yang besar mengakibatkan semakin banyak air yang disimpan dalam pembuluh darah sehingga berisiko membuat tekanan darah meningkat.
Penjelasan kekeliruan pemahaman terkait daging kambing menyebabkan darah tinggi di atas juga didukung oleh sebuah penelitian dari Asian-Australasian Journal of Animal Sciences yang menyatakan, mengonsumsi daging kambing dalam jangka waktu yang lama tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Namun, kebanyakan makan daging kambing yang dimasak dengan kandungan garam tinggi dalam waktu yang lama, mampu memicu peningkatan tekanan darah dan penurunan fungsi ginjal.
Oleh sebab itu, daging kambing menyebabkan darah tinggi karena dimasak dengan garam yang banyak.
Baca Juga
Banyak rumor terkait daging kambing menyebabkan darah tinggi karena kandungan kolesterolnya yang tinggi.
Efek makan daging kambing yang di atas salah besar alias hoaks. Daging kambing justru memiliki total kalori, lemak, dan kolesterol yang lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi dan ayam.
Setiap seporsi daging kambing (sekitar 85 gram) mengandung 122 kalori, sementara seporsi daging sapi dan daging ayam masing-masing memiliki 179 dan 162 kalori.
Lemak pada daging kambing pun jauh lebih rendah ketimbang kedua daging lainnya. Seporsi daging kambing hanya memiliki 2,6 gram lemak, sedangkan daging sapi dan daging ayam masing-masing mengandung 7,9 dan 6,3 gram lemak.
Fakta ini juga menunjukkan bahwa seporsi atau sekitar 85 gram daging kambing mampu memenuhi 4% dari kebutuhan lemak harian Anda.
Baca Juga
Dari sisi kolesterol, seporsi daging kambing mengandung 63,8 mg kolesterol. Angka tersebut juga lebih rendah ketimbang daging sapi (73,1 mg) dan daging ayam (76 mg).
Bukan hanya itu, daging kambing juga memiliki kandungan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Dalam seporsi daging kambing, terkandung sekitar 3,2 mg zat besi. Angka tersebut lebih besar ketimbang daging sapi (2,9 mg) dan daging ayam (1,5 mg).
Akan tetapi, dari segi kandungan protein, daging kambing memang lebih rendah daripada daging sapi. Seporsi daging kambing mengandung sekitar 23 gram protein, sedangkan pada daging ayam dan sapi memiliki sekitar 25 gram protein.
Meski lebih rendah kandungan proteinnya, seporsi daging kambing mampu memenuhi 46% kebutuhan protein harian tubuh.
Rendahnya kadar lemak jenuh dan kolesterol, serta tingginya kandungan zat besi dan protein dalam daging kambing, membuat daging tersebut lebih aman untuk dikonsumsi ketimbang daging lainnya.
Dalam porsi yang sama, daging kambing mampu mengalahkan daging sapi dan ayam untuk urusan gizi dan rendahnya kolesterol.
Meski demikian, tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi daging ini secara berlebihan. Sebab, konsumsi yang berlebihan akan menyebabkan ginjal bekerja terlalu keras. Selain itu, kadar lemak dalam tubuh juga akan meningkat, yang bisa menyebabkan Anda merasa pusing ataupun mual.
Nilai gizi pada daging kambing juga tergantung pada cara memasaknya dan seberapa besar ukuran porsinya. Pilihlah daging kambing yang berwarna merah muda hingga merah terang, dan bertekstur halus dengan lemak putih yang merata.
Rendahnya kadar lemak jenuh dan kolesterol, serta tingginya kandungan zat besi dan protein dalam daging kambing, membuat daging tersebut lebih aman untuk dikonsumsi ketimbang daging lainnya.
Dalam porsi yang sama, daging kambing mampu mengalahkan daging sapi dan ayam untuk urusan gizi dan rendahnya kolesterol.
Meski demikian, tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi daging ini secara berlebihan. Sebab, efek makan daging kambing berlebihan menyebabkan ginjal bekerja terlalu keras.
Efek makan daging kambing lainnya adalah kadar lemak dalam tubuh juga akan meningkat, yang bisa menyebabkan Anda merasa pusing setelah makan daging ataupun mual.
Nilai gizi pada daging kambing juga tergantung pada cara memasaknya dan seberapa besar ukuran porsinya. Pilihlah daging kambing yang berwarna merah muda hingga merah terang, dan bertekstur halus dengan lemak putih yang merata.
Daging kambing biasanya diolah menjadi sate, tongseng, atau bahkan sop dan gulai. Namun sayangnya, meski cara masak tersebut bisa memberikan rasa yang lezat, hasilnya belum tentu sehat. Mengolah daging kambing dengan suhu tinggi bisa membuat kandungan nutrisi yang menyehatkan di dalamnya, jadi hilang.
Selain itu, bahan tambahan di dalam masakan-masakan tersebut, seperti minyak, kecap, santan, dan garam juga bisa membuat daging kambing yang dikonsumsi jadi tidak terlalu sehat. Lantas, bagaimana cara mengolah daging kambing yang sehat?
Cara memasak daging kambing yang paling sehat adalah dengan metode ungkep atau rebus dalam waktu lama, presto, atau sous vide. Sous vide adalah metode masak dari Perancis, daging dimasukkan ke dalam kantung kedap udara, lalu di panaskan di dalam air suhu rendah dalam waktu yang lama.
Ketiga cara di atas adalah metode yang paling sedikit membuang nutrisi yang ada di dalam daging kambing. Meski begitu, tetap perlu dilihat lagi bahan-bahan pendampingnya.
Apabila Anda ingin menggunakan minyak, gunakan minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun. Agar terhindar dari daging kambing menyebabkan darah tinggi, batasi garam dan gula dalam memasak daging kambing.
Untuk menambah rasa, Anda bisa gunakan banyak rempah-rempah sehingga daging kambing tetap sehat dan rasanya pun tetap nikmat saat disantap dan efek makan daging kambing yang negatif bisa terhindar.
Memasak daging kambing dengan banyak sayuran juga akan membantu menambah manfaat dan menggantikan nutrisi yang hilang saat proses pemasakan.
Apakah daging kambing menaikkan tensi? Tentu tidak. Daging kambing pada dasarnya adalah daging yang sehat, jika cara mengolahnya juga diperhatikan. Jadi, apabila Anda ingin menikmatinya, cukup lakukan modifikasi pada cara memasak dan memilih bahan pendamping yang lebih sehat.
Bila Anda punya pertanyaan tentang daging kambing menyebabkan darah tinggi atau efek makan daging kambing lainnya, silakan chat dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Mengonsumsi makanan berminyak bisa meningkatkan risiko kolesterol tinggi, jantung, dan berbagai macam penyakit lainnya. Gunakan minyak zaitun yang sehat untuk mengurangi risikonya.
Ada makanan yang sebaiknya diprioritaskan dan dihindari bagi penderita gastroparesis. Ini 7 cara cepat gemuk yang mudah dilakukan.
Kode plastik pada sebagian besar kemasan makanan atau minuman biasanya memiliki simbol berbentuk segitiga dengan kode atau angka tertentu di bagian dasarnya. Apa artinya?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Veranita
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved