Cuti sakit saat work from home kerap memicu kecemasan bagi para pekerja. Kecemasan ini terjadi karena pekerja tetap dituntut menyelesaikan tugas meski dalam keadaan sakit.
24 Mar 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Ambil cuti sakit saat Anda mengalami gejala flu untuk mempercepat pemulihan
Table of Content
Sejak pandemi virus corona mulai menginfeksi masyarakat seluruh dunia, banyak perusahaan yang menerapkan sistem work from home bagi para pekerjanya. Meski terlihat menyenangkan bagi sebagian orang, metode ini ternyata seringkali menyebabkan kecemasan, terutama ketika pekerja hendak mengambil cuti sakit. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Advertisement
Cuti sakit merupakan hak setiap pekerja ketika merasakan adanya masalah kesehatan yang bisa mengganggu kinerja mereka dalam bekerja. Sayangnya, pengambilan cuti karena sakit saat bekerja dari rumah ternyata malah memicu kecemasan dari pekerja. Kondisi ini tentunya dapat memperburuk kondisi kesehatan mereka.
Menurut survei yang dilakukan terhadap 2.000 pekerja, sebanyak 42 persen pekerja mengaku stres dan cemas ketika mereka mengambil cuti sakit pada tahun 2020 dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, survei menunjukkan bahwa saat mengambil cuti karena sakit, tingkat stres dan kecemasan pekerja work from home lebih tinggi dari pekerja work from office.
Sebanyak 60 persen pekerja melaporkan, atasan tetap mengharapkan mereka untuk bekerja dengan cara tertentu meski sedang sakit. Kondisi tersebut pun membuat pekerja dilema dan merasa bersalah, yang kemudian memicu stres dan kecemasan saat hendak mengambil cuti.
Saat sedang dalam kondisi sehat pun, work from home sudah dapat menyebabkan stres dan kecemasan bagi beberapa pekerja. Hal itu terjadi karena bekerja dari rumah malah membuat waktu kerja menjadi lebih lama, ditambah dengan tekanan yang lebih besar dari atasan dibandingkan ketika bekerja dari kantor.
Beberapa pekerja terkadang bingung dalam menentukan waktu yang tepat untuk mengambil cuti sakit. Hal ini seringkali membuat mereka memaksakan diri tetap bekerja meskipun dalam keadaan sakit.
Berikut ini sejumlah kondisi kesehatan yang bisa Anda jadikan gambaran untuk mengambil cuti sakit:
Demam bisa menjadi gejala dari penyakit menular. Apabila suhu tubuh Anda lebih tinggi dari 37,7 derajat Celsius, sebaiknya ambil cuti sakit. Tidak hanya membuat Anda fokus ke proses peyembuhan, mengambil cuti sakit juga mengurangi risiko penularan penyakit ke orang lain.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan penderita demam untuk beristirahat dan tetap berada di rumah setidaknya 24 jam setelah kondisinya membaik.
Anda yang menderita gejala flu sebaiknya mengambil cuti sakit untuk fokus ke penyembuhan. Flu adalah penyakit menular yang dapat memicu komplikasi pada orang-orang dengan kondisi tertentu, terutama mereka yang mempunyai sistem kekebalan tubuh lemah.
Flu umumnya memicu kemunculan sejumlah gejala seperti:
Menurut CDC, penderita flu disarankan untuk beristirahat dan tetap berada di rumah 4 hingga 5 hari setelah gejala dimulai. Penularan paling parah terjadi ketika flu yang Anda alami memasuki hari ketiga.
Muntah dan diare bisa mengganggu kinerja Anda saat menyelesaikan pekerjaan. Selain itu, kedua kondisi ini juga dapat mengakibatkan dehidrasi, sehingga makin mengganggu fokus Anda dalam bekerja.
Jika Anda mengalami muntah dan diare, jangan ragu untuk mengambil cuti sakit. Kembalilah bekerja ketika Anda sudah berhenti muntah dan tinja mengeras.
Sama seperti flu, batuk adalah penyakit yang menularkan virus ke orang di sekitar Anda. Untuk mencegah penyebaran virus, Anda sebaiknya tetap berada di rumah dan mengambil cuti sakit hingga sembuh. Selain itu, jika Anda memaksakan diri bekerja, suara batuk bisa mengganggu konsentrasi rekan kerja saat mengerjakan tugasnya.
Kelelahan ekstrem bisa menjadi tanda penyakit menular atau serius dalam diri Anda. Kelelahan dapat membuat Anda tidak produktif dan meningkatkan risiko Anda melakukan kesalahan saat bekerja. Untuk mencegah risiko yang dapat merugikan diri sendiri dan perusahaan, sebaiknya ambil cuti demi kebaikan bersama.
Baca Juga
Cuti sakit saat work from home kerap memicu kecemasan bagi para pekerja. Namun. Anda tidak perlu merasa takut atau cemas ketika ingin mengambil cuti karena itu merupakan hak setiap pekerja.
Untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai cuti sakit yang memicu kecemasan, tanyakan langsung ke dokter di aplikasi kesehatan SehatQ . Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Selfishness perlu diterapkan dalam beberapa kondisi untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan fisik dan mental Anda. Saat mempunyai fisik dan mental yang baik, Anda tentunya akan lebih mudah mencapai kebahagiaan dalam hidup.
High functioning anxiety adalah kecemasan yang mendorong seseorang untuk melangkah lebih maju dalam hidupnya. Kondisi ini mungkin membuat penderitanya terlihat baik dari luar, namun sebenarnya hancur di dalam.
Batuk dapat mengganggu aktivitas bahkan waktu istirahat Anda. Oleh karena itu, mengusir batuk dengan segera akan membuat aktivitas harian Anda kembali normal. Sirup batuk bisa menjadi andalan Anda.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved