logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Penyakit

Pandemi Corona Virus Gelombang Kedua, Mungkinkah Terjadi?

open-summary

Pandemi corona belum usai dan dunia masih berperang melawan virus ini. Bahkan, pandemi ini diprediksi akan mengalami gelombang kedua yang lebih parah nantinya.


close-summary

2023-03-22 21:10:06

| Dina Rahmawati

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Pandemi adalah epidemi yang menyebar ke beberapa negara

WHO telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi

Table of Content

  • Apa itu pandemi?
  • Fase pandemi
  • Prediksi gelombang kedua serangan COVID-19
  • Cara Tiongkok melawan virus corona
  • Indonesia dan dunia menghadapi pandemi COVID-19
  • Pesan WHO menanggapi kekhawatiran berlebih terhadap pandemi

Bermula dari kota Wuhan di Tiongkok, virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) menyebar ke berbagai negara di dunia dan menyebabkan timbulnya penyakit COVID-19 di mana-mana.

Advertisement

Pada 11 Maret 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Kondisi ini jelas tidak boleh diremehkan karena hanya ada beberapa penyakit saja sepanjang sejarah yang digolongkan sebagai pandemi.

Apa itu pandemi?

Pandemi adalah sebuah epidemi yang telah menyebar ke beberapa negara atau benua, dan umumnya menjangkiti banyak orang. Sementara, epidemi merupakan istilah yang digunakan untuk peningkatan jumlah kasus penyakit secara tiba-tiba pada suatu populasi di area tertentu.

Istilah pandemi tidak digunakan untuk menunjukkan tingkat keparahan suatu penyakit, melainkan hanya tingkat penyebarannya saja. Dalam kasus saat ini, COVID-19 menjadi pandemi pertama yang disebabkan oleh virus corona

Sebelum adanya pandemi tersebut, telah terjadi berbagai pandemi influenza di dunia. Di mana salah satunya adalah flu babi yang merebak pada tahun 2009. Penyakit ini terjadi ketika strain influenza baru (H1N1) menyebar ke seluruh dunia. 

Sementara itu, kasus pandemi influenza terparah di dunia terjadi saat pandemi flu Spanyol pada tahun 1918, yang menyebabkan 50 juta kematian di seluruh dunia. 

Fase pandemi

WHO pun memiliki fase pandemi yang mungkin dapat menjadi gambaran bagi pandemi COVID-19. Beberapa fase atau tahapan di mana suatu penyakit bisa dinyatakan sebagai suatu pandemi adalah sebagai berikut:

  • Fase 1

Pada fase ini, tak ada virus yang beredar di antara hewan dapat menyebabkan infeksi pada manusia.

  • Fase 2

Fase 2 ditandai dengan adanya virus yang beredar di antara hewan yang diketahui dapat menyebabkan infeksi pada manusia sehingga dianggap sebagai potensi ancaman pandemi.

  • Fase 3

Dalam fase 3, virus yang disebabkan dari hewan atau hewan-manusia menyebabkan beberapa kasus secara sporadis atau menjangkiti sekelompok kecil orang. Namun, belum cukup untuk menetapkannya sebagai wabah di masyarakat. Penularan dari manusia ke manusia pun masih terbatas.

  • Fase 4

Pada fase ini, penularan virus dari manusia ke manusia atau dari hewan ke manusia semakin banyak sehingga menyebabkan terjadinya wabah. Ini juga menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap risiko pandemi.

  • Fase 5

Pada fase ini, penyebaran virus dari manusia ke manusia telah terjadi setidaknya pada dua negara di satu wilayah WHO. Sebagian besar negara tak akan terpengaruh pada tahap ini, namun ini menjadi sinyal yang kuat bahwa pandemi sudah dekat dan implementasi dari langkah-langkah mitigasi yang direncanakan semakin singkat.

  • Fase 6

Fase 6 merupakan fase yang ditandai dengan wabah semakin meluas ke berbagai negara di wilayah WHO. Fase ini juga menunjukkan bahwa pandemi global sedang berlangsung.

Lamanya setiap fase bisa berbeda-beda, mungkin bisa berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Selain itu, tak semua kasus bisa mencapai fase 6 karena mungkin telah berkurang di fase-fase sebelumnya. Akan tetapi, setelah ditetapkan sebagai pandemi, tentu saja perlu pengendalian sesegera mungkin agar tingkat penyebaran dan keparahan penyakit tidak semakin tinggi. 

Prediksi gelombang kedua serangan COVID-19

Gabriel Leung, seorang peneliti dari Hong Kong, mencatat bahwa virus akan kesulitan menginfeksi kembali manusia jika sebelumnya virus berhasil menginfeksi sekitar 50%-70% manusia, sehingga mereka menjadi kebal.

Namun dari kasus sekarang, hanya kurang dari 10% manusia yang terinfeksi dan menjadi kebal – berarti masih ada 90% lainnya yang rentan terkena infeksi.

Vaksin akan sangat membantu meningkatkan jumlah manusia yang kebal, namun belum ada vaksin yang kemungkinan akan berhasil dipasarkan dalam tahun ini.

Di Hong Kong, Singapura, dan Taiwan (negara yang langsung melakukan pemeriksaan dan peraturan ketat terhadap semua penduduknya), menemukan adanya lonjakan infeksi baru. Perang melawan virus corona di negara-negara ini masih belum berakhir.

Hingga hari ini, penduduk Indonesia yang terinfeksi virus corona memiliki proporsi kurang dari 0,01%. Maka dari itu, jika tidak ada penanganan cepat dan tepat, Indonesia masih akan tetap melihat adanya peningkatan jumlah penderita virus corona hingga beberapa bulan ke depan.

Direktur CDC Amerika, Robert R. Redfield bahkan memprediksi tahun depan akan ada serangan kedua pandemi Covid-19 di Amerika dan kondisinya akan lebih parah karena akan muncul bersamaan dengan musim flu.

Cara Tiongkok melawan virus corona

Di pertengahan Januari, pemerintahan Tiongkok langsung memberlakukan pembatasan ketat untuk pergerakan masuk dan keluar Wuhan, pusat epidemik, dan 15 kota lainnya di provinsi Hubei.

Selain itu, pemerintah Tiongkok juga memerintahkan penduduknya untuk selalu diam di rumah dan hanya keluar untuk mencari makan atau meminta bantuan tenaga medis.

Peneliti penyakit infeksius, Michael Osterholm, bahkan memuji keputusan pemerintah Tiongkok dengan mengatakan, "Pembatasan ekstrem (di Tiongkok) cukup berhasil".

Selain social distancing, pemerintah Tiongkok juga membangun rumah sakit baru dan melakukan pemeriksaan ekstensif. Mereka juga memeriksa suhu tubuh dari rumah ke rumah, melakukan pemeriksaan kepada mereka yang demam, dan mengisolasi mereka yang positif terinfeksi.

"Usaha ekstra inilah yang membuat mereka (Tiongkok) berhasil menghentikan penyebaran virus," tutur ahli epidemiologi Hong Kong, Ben Cowling.

Indonesia dan dunia menghadapi pandemi COVID-19

Setelah ditetapkannya pandemi COVID-19, tentu saja negara-negara yang telah terjangkit harus melakukan berbagai upaya untuk menghentikannya. Seperti dilansir dari Healthline, Direktur Jenderal WHO, Tedros Ghebreyesus menetapkan empat hal utama yang harus dilakukan oleh suatu negara, yaitu:

  • Mempersiapkan dan bersiap
  • Deteksi, lindungi, dan rawat
  • Kurangi penyebaran
  • Inovasi dan belajar.

Ia meminta semua negara untuk meningkatkan mekanisme tanggap darurat corona dan memberitahu para warga negara agar dapat melindungi dirinya sendiri dari virus corona. Selain itu, para pejabat kesehatan juga diinstruksikan untuk menemukan, mengisolasi, menguji, dan menangani setiap kasus COVID-19. Mempersiapkan rumah sakit dan memastikan perlindungan pada petugas kesehatan untuk menangani virus corona baru, juga sangat diperlukan.

Tedros juga menghimbau masyarakat untuk tidak panik dan selalu ikuti berbagai cara untuk mencegah penyebaran virus corona dengan melakukan social distancing, menggunakan desinfektan ketika menyentuh suatu permukaan, rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer, menggunakan masker ketika sakit, serta tidak menyentuh wajah.

Di Indonesia sendiri, Presiden Joko Widodo telah menghimbau untuk melakukan aktivitas di rumah saja untuk mencegah penyebaran virus ini. Bahkan di beberapa negara lain, seperti Italia dan Malaysia, mengimplementasikan lockdown untuk menekan angka penyebaran virus. 

Pesan WHO menanggapi kekhawatiran berlebih terhadap pandemi

Meski dinyatakan sebagai pandemi, WHO menekankan bahwa tidak berarti ada anjuran yang diubah dan masih sama seperti sebelumnya. Setiap negara tetap diminta waspada dengan cara mendeteksi, memeriksa, mengisolasi, menjaga, dan mengawasi pergerakan yang dilakukan masyarakat dalam masa ini.

Penggunaan istilah pandemi ini lebih ditekankan pada pentingnya daya kooperatif antar negara di seluruh dunia untuk saling terbuka dan bahu-membahu dalam mengendalikan situasi COVID-19.

WHO selalu mengingatkan agar masyarakat tidak panik dan menjadikan istilah pandemi sebagai alasan untuk khawatir secara berlebih. Sebab, bagaimanapun, seluruh dunia kini tengah berupaya dalam menemukan vaksin dan obat antivirusnya. Jadi, tetaplah ikuti anjuran pemerintah dan jangan panik menghadapi situasi ini, ya.

no caption

Advertisement

covid-19

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved