Ciuman tidak bisa menularkan HIV karena virus HIV tidak menular lewat air liur. Namun apabila di rongga mulut pengidap HIV dan pasangannya ada luka terbuka, maka darah dari pengidap HIV bisa saja masuk ke tubuh pasangannya lewat luka tersebut. Hal inilah yang kemudian menyebabkan penularan HIV.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
21 Sep 2023
Berbeda dengan ciuman mulut tertutup, ciuman menularkan HIV bisa terjadi apabila dilakukan dengan mulut terbuka
Table of Content
Apakah ciuman bisa menularkan HIV? Banyak orang yang mempertanyakan hal tersebut hingga muncul hoax atau mitos seputar penyakit ini. Faktanya, ciuman tidak menularkan HIV. apa alasannya? Berikut penjelasan medisnya.
Advertisement
HIV tidak menular lewat ciuman karena virus ini hanya bisa menyebar lewat cairan tubuh tertentu, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan anus, dan air susu ibu.
Namun, apabila di rongga mulut kamu ada luka terbuka, seperti sariawan atau luka sayat dan kamu berciuman dengan pengidap HIV yang di rongga mulutnya juga sedang ada perdarahan baik dari luka, gusi berdarah, hingga bibir berdarah, maka virus HIV yang ada di darah pengidap HIV bisa masuk ke tubuhmu lewat luka terbuka tersebut. Hal ini bisa menyebabkan kamu tertular HIV.
Selain tidak menular lewat ciuman, HIV juga tidak bisa ditularkan lewat keringat. Jadi, kamu tidak akan tertular HIV jika melakukan kegiatan seperti di bawah ini dengan pengidap HIV:
Cara paling umum untuk tertular HIV adalah melalui hubungan seks, termasuk seks oral, atau berhubungan seks tanpa pengaman, hingga jarum suntik.
Baca juga: 7 Mitos Tentang HIV AIDS yang Belum Tentu Benar
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem imun tubuh seseorang. Memang benar infeksi HIV menular, namun hanya bisa lewat aktivitas seksual, penggunaan jarum suntik bersamaan, atau luka tertentu yang mengeluarkan darah.
Berhubungan seksual bersama orang dengan HIV AIDS tanpa menggunakan kondom bisa membuat kamu tertular. . Bukan hanya hubungan seksual tanpa kondom, seks oral hingga anal seks juga berisiko tinggi menularkan virus HIV.
Menggunakan jarum suntik dan peralatan lain untuk proses injeksi bersama dengan pengidap HIV berisiko menularkan virus. HIV bisa hidup di dalam jarum suntik hingga 42 hari, bergantung pada temperatur dan faktor lainnya.
Penularan HIV bisa juga terjadi dari ibu ke anak pada saat kehamilan, persalinan, dan menyusui. Penularan dalam kandungan terjadi melalui tali plasenta saat janin mendapatkan asupan makanan dari cairan tubuh ibu. Bayi juga bisa tertular HIV saat persalinan karena tertular melalui darah atau cairan milik ibu yang terinfeksi HIV.
Risiko penularan virus dari ibu ke anak akan semakin tinggi apabila sang ibu menderita HIV dan tidak menjalani pengobatan. .
Menerima donor darah atau bahkan transplantasi organ dari penderita HIV juga dapat menularkan HIV. Meski begitu, risikonya sangat kecil karena tentu sudah ada tes terhadap darah sebelum darah didonorkan.
Mengalami kontak langsung dengan luka terbuka atau membran mukosa dengan pengidap HIV juga bisa menyebabkan penularan HIV. Terlebih, apabila luka tersebut mengandung darah penderita yang telah terkontaminasi.
Baca juga: Pencegahan Penularan HIV pada Anak, Perlu Keterlibatan Semua Pihak
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa ciuman tidak menularkan HIV. Berciuman bisa menularkan HIV apabila ada luka terbuka seperti sariawan atau gusi berdarah. Darah inilah yang bisa menjadi media penularan infeksi HIV antara penderita dan orang lain.
Virus HIV tidak akan bertahan lama di luar tubuh manusia dan tidak pula berkembang biak di luar tubuh manusia. Miskonsepsi yang banyak beredar bahwa berinteraksi sosial biasa dengan penderita HIV dapat menularkan virus tersebut, tentu salah besar.
Dunia medis tak berhenti mencari inovasi untuk mengobati HIV. Selama proses ini terjadi, yang bisa kita lakukan adalah tetap membuka tangan selebar-lebarnya kepada penderita HIV karena miskonsepsi yang selama ini berkembang sudah terlalu menyudutkan mereka.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Penularan cacar air dapat terjadi jika Anda melakukan kontak dekat dengan penderita cacar. Jika penularan terjadi, gejalanya bisa mulai muncul sekitar 2 minggu.
16 Des 2022
Gejala klamidia pada pria dan wanita ternyata berbeda. Gejala baru akan muncul 1-3 minggu setelah berhubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi.
13 Sep 2021
Sangat penting bagi Anda menjalani pengobatan pada masa inkubasi HIV tahap awal agar virus tidak berkembang menjadi AIDS.
25 Nov 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved