Perilaku stalking sangat negatif dan merusak. Ciri-ciri perilaku ini dapat terlihat saat pelaku mengikuti hingga mengancam korbannya.
2023-03-30 04:13:50
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Wanita bisa menjadi korban stalking dari pria yang menyukainya
Meski kerap dilontarkan dalam gurauan sehari-hari, stalking adalah hal yang serius dan bersifat destruktif. Bahkan, seorang stalker termasuk dalam pelaku kriminal karena dapat menimbulkan konsekuensi tidak main-main kepada para korbannya.
Advertisement
Meski kecenderungan menjadi stalker lebih rentan dilakukan oleh laki-laki, tidak menutup kemungkinan yang terjadi adalah sebaliknya. Tujuannya adalah membuat korban merasa tidak aman bahkan terpengaruh kesehatan fisik dan mentalnya.
Ada batasan antara sekadar kepo atau penasaran dengan kehidupan seseorang dengan stalking. Siapa saja bisa melakukan hal ini, pada target yang bervariasi pula. Mulai dari orang terdekat sampai orang asing yang tidak dikenal seperti seorang selebritas.
Lalu, bagaimana membedakan perilaku sekadar kepo dan stalking? Berikut beberapa indikatornya:
Hal pertama yang akan dilakukan seorang stalker adalah terus menerus menelepon, mengirim email, atau mengirim pesan teks bergantung pada mana yang aksesnya tersedia. Bahkan ketika interaksi ini hanya berlangsung satu arah, mereka tak akan ragu untuk terus membombardir serangan.
Terlebih ketika target sudah pernah menyatakan keberatan dan meminta pelaku berhenti namun tidak berhasil, ini sudah termasuk dalam tindakan stalking.
Perilaku lain dari stalker adalah mengikuti ke manapun target bergerak. Ini bahkan bisa berlangsung setiap hari tanpa mengenal waktu. Pergerakan terus menerus dipantau dan diikuti. Jika terganggu dan menyebabkan Anda merasa terancam, jangan ragu untuk melaporkan kepada yang berwenang.
Seakan tidak punya pekerjaan lain, orang yang gemar stalking tak akan segan berkeliaran di sekitar tempat Anda beraktivitas. Contohnya ikut berada di café yang sama, seharian berada di restoran tempat kantor Anda berada, dan semacamnya.
Bahkan tanpa pelaku mencoba berkomunikasi secara langsung pun, tindakan ini sudah dianggap sebagai bentuk stalking. Kondisi ini juga cukup rumit karena pelaku bisa saja mengklaim memang sedang ada urusan lain dan perlu berada di tempat itu.
Ketika Anda sudah memutus akses berinteraksi dengan pelaku, jangan terkejut apabila stalker masih bisa menghubungi Anda. Mulai dari membuat akun palsu di media sosial, lewat teman, atau lewat anggota keluarga Anda. Mereka juga sangat mudah membuat alamat email baru untuk mengirimkan pesan-pesan tak diharapkan.
Seorang stalker juga bisa saja merusak properti atau rumah targetnya. Tujuannya demi mendapatkan perhatian dari target. Biasanya, tindakan ini dilakukan setelah korban meminta dengan tegas untuk berhenti mengikuti atau menghubungi mereka.
Sudah bukan strategi baru apabila seseorang yang melakukan stalking berani akan mengumbar ancaman. Mereka tak segan berkata akan melakukan sesuatu berbahaya apabila tidak kunjung direspons. Tindakan mengancam orang lain hingga membuat mereka merasa tidak aman termasuk dalam stalking.
Seberapa acuhnya seseorang, tetap saja perilaku stalking ini bisa mengganggu. Bahkan, korban bisa saja merasa ketakutan dan tidak berani meninggalkan rumah. Aktivitas pun menjadi berantakan.
Bahkan, korban bisa mengalami post-traumatic stress disorder karena teror yang terus menerus terjadi. Ketika aksi ini sudah berakhir pun, bayang-bayang teror masih bisa terus muncul dan membuat mereka ketakutan untuk dekat dengan orang lain.
Kecenderungan menjadi depresi dan merasa tidak berdaya juga sangat mungkin terjadi.
Ketika mengalami menjadi korban stalking, coba lakukan beberapa hal di bawah ini. Memang tidak mudah, namun setidaknya bisa membantu:
Sangat mudah merasa terpancing ketika seseorang melancarkan serangannya kepada Anda. Namun, keputusan paling bijak adalah tahan jangan sampai berkomunikasi dengan mereka.
Alih-alih menghormati permintaan Anda, pelaku sangat mungkin merasa semakin bersemangat untuk melancarkan berbagai strategi baru. Mereka merasa bahwa seluruh tindakan stalking ini pada akhirnya berhasil membuat Anda berbicara dengan mereka.
Untuk menambah rasa aman, sampaikan tentang hal ini kepada orang terdekat. Mulai dari sahabat, keluarga, dan tentunya pasangan. Dengan demikian, mereka bisa membantu mencari jalan keluar. Termasuk dengan tidak melakukan interaksi apapun dengan pelaku.
Jangan lewatkan seluruh tindakan stalking pelaku tanpa menyimpannya menjadi bukti. Ketika mereka mengirim pesan, menelepon, menguntit, atau melecehkan Anda, rekam semuanya. Tulis dengan jelas runutan kejadian lengkap dengan keterangan waktu.
Masukkan sebanyak mungkin detail dalam bukti Anda sehingga bisa memudahkan ketika nanti harus mengakses bukti-bukti. Ketika ada saatnya memperkarakan kasus ini secara hukum, bukti-bukti ini akan sangat membantu.
Ada lembaga hukum atau advokat yang bisa membantu korban stalking. Bukan hanya memberikan perlindungan, mereka juga bisa menjadi tempat bercerita dan memberikan pandangan objektif tentang situasi yang tengah dihadapi.
Baca Juga
Ada banyak hal yang membuat seseorang menjadi stalker. Bisa karena ditolak, fantasi terhadap orang yang diidolakan, hingga kondisi mental. Kenali juga apa akar masalah yang membuat pelaku melancarkan aksi mereka. Ini dapat membantu merunut duduk perkara dan menentukan langkah apa yang tepat dilakukan.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara menjaga kesehatan mental dari perilaku stalking seseorang, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Saat mengalami ego depletion, semakin sulit mengendalikan diri dan membulatkan tekad. Kenali lebih jauh apa itu ego depletion
Latihan pull-up berperan sebagai salah satu latihan kekuatan untuk otot. Manfaat pull-up beragam, mulai dari menguatkan otot punggung sampai membantu meningkatkan kesehatan mental. Temukan beragam manfaat pull-up lainnya di sini.
Protein penting untuk membangun, memperbaiki, dan mengatur fungsi berbagai jaringan dan organ tubuh, termasuk otot. Maka, kekurangan protein tidak hanya menyebabkan Anda mudah lelah dan lemas, tapi juga membuat sistem kekebalan tubuh menurun.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved