logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kesehatan Wanita

Mengenali Ciri Keputihan Menopause yang Normal dan Tidak Normal

open-summary

Ciri keputihan menopause yang normal adalah berwarna putih atau bening, tidak terlalu kental atau sedikit berair, dan tidak berbau menyengat. Sementara yang tidak normal biasanya akan berbau amis, berwarna hijau, kuning, atau bahkan keabuan, dan disertai rasa nyeri.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

26 Sep 2022

Ciri keputihan menopause yang tidak normal adalah berbau amis, berwarna tidak normal, dan nyeri

Ciri keputihan menopause yang normal sama dengan keputihan pada umumnya

Table of Content

  • Keputihan setelah menopause yang normal
  • Keputihan setelah menopause yang tidak normal
  • Penyebab keputihan menopause yang tidak normal
  • Cara mengatasi keputihan setelah menopause

Memasuki usia menopause, ada banyak perubahan yang akan terjadi di tubuh, termasuk berhentinya siklus haid. Namun terkadang, meski haid tidak lagi datang, masih ada keputihan yang muncul setelah usia menopause.

Advertisement

Mengetahui ciri keputihan menopause yang normal akan membantu Anda mendeteksi apabila ada kelainan yang perlu dikhawatirkan.

Keputihan setelah menopause yang normal

Ciri keputihan menopause yang normal adalah tidak berbau
Keputihan setelah menopause yang normal adalah yang tidak berbau dan bening

Pada dasarnya, keputihan adalah hal normal yang dialami setiap wanita. Keputihan berfungsi untuk melumasi area vagina agar tidak terlalu kering dan menjaga keseimbangan pH disekitarnya sehingga melindungi vagina dari infeksi.

Ketika memasuki usia menopause, umumnya volume keputihan akan berkurang karena adanya penurunan kadar estrogen di tubuh. Hal ini membuat vagina menjadi lebih kering.

Namun, beberapa perempuan yang telah menopause juga ada yang mengalami peningkatan volume keputihan. Hal ini bisa menandakan adanya gangguan kesehatan, tapi jika keputihan yang keluar masih menunjukkan ciri keputihan yang normal, maka Anda tidak perlu khawatir.

Secara umum, ciri keputihan menopause yang normal meliputi:

  • Berwarna putih, krem, atau bening.
  • Tidak terlalu kental atau bahkan bisa sedikit berair
  • Tidak memiliki bau menyengat
  • Tidak disertai gejala penyakit lain seperti nyeri, gatal, dan iritasi.

Jumlah keputihan yang keluar saat menopause dapat berbeda. Anda mungkin mengalami keputihan ringan yang hampir tidak disadari, atau keputihan berat yang mengharuskan Anda untuk menggunakan panty liners selama beberapa hari.

Baca Juga: Ciri-Ciri Perubahan Siklus Haid Menjelang Menopause yang Harus Dipahami

Keputihan setelah menopause yang tidak normal

Ciri keputihan menopause yang tidak normal adalah yang berwarna kehijuan
Ciri keputihan menopause yang tidak normal adalah berbau dan berwarna kehijauan

Kekeringan vagina (atrofi vagina) akibat penurunan kadar estrogen yang terjadi saat menopause dapat membuat dinding vagina menipis sehingga lebih rapuh dan rentan terhadap penyakit. Kondisi ini dapat menyebabkan keputihan, khususnya saat vagina mengalami iritasi, misalnya karena berhubungan intim.

Jika keputihan yang keluar tidak normal, maka Anda perlu melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebabnya.

Berikut ini ciri keputihan menopause yang tidak normal yang perlu diwaspadai:

  • Keputihan berwarna putih kental atau terlihat menggumpal seperti keju cottage.
  • Keputihan berwarna tidak normal seperti keabu-abuan, kuning kehijauan, kecokelatan, atau kemerahan. Ini adalah ciri keputihan menopause akibat infeksi atau adanya gangguan rahim.
  • Memiliki bau yang menyengat.
  • Menyebabkan iritasi pada vagina atau vulva.
  • Volume keputihan yang keluar sangat banyak hingga tidak cukup ditampung oleh panty liner.

Segera periksakan ke dokter jika setelah menopause, Anda mengalami keputihan berwarna merah muda atau coklat setelah 12 bulan tidak mengalami haid. Keputihan ini mungkin mengandung darah dan bisa menjadi tanda bahwa ada kelainan pada rahim. Ini juga bisa menjadi gejala kanker.

Penyebab keputihan menopause yang tidak normal

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk menentukan penyebab keputihan tersebut. Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab keputihan tidak normal setelah menopause meliputi:

1. Atrofi vagina

Atrofi vagina adalah kondisi kekeringan pada vagina yang membuat lapisan vagina lebih mudah mengalami iritasi karena kekeringan dan penipisan vagina sehingga memicu keluarnya keputihan menopause.

2. Infeksi vagina

Infeksi pada vagina bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, maupun virus. Ketika memasuki usia menopause, rapuhnya dinding vaginga membuat kemungkinan infeksi yang kemudian memicu keputihan, meningkat.

3. Peradangan kronis di area vagina

Risiko munculnya keputihan saat menopause akibat peradangan kronis dapat meningkat karena adanya infeksi berulang. Infeksi ini biasanya terjadi jika kebersihan di area vagina kurang terjaga.

Perempuan yang mengalami gangguan buang air seperti sulit menahan buang air kecil atau buang air besar biasanya lebih sulit menjaga kebersihan area organ intimnya.

4. Infeksi saluran kemih

Perempuan yang sudah memasuki usia menopause juga lebih rentan mengalami infeksi saluran kemih. Infeksi ini juga dapat memicu keputihan setelah menopause.

5. Hubungan seksual yang menyakitkan

Penurunan gairah seksual, penggunaan kondom, dan atau pelumasan yang kurang ketika berhubungan seks dapat meningkatkan risiko iritasi di vagina. Kondisi ini dapat meningkatkan kemungkinan bakteri untuk masuk ke lapisan vagina sehingga akhirnya menyebabkan keputihan setelah menopause.

Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Vagina Sesuai Usia

Cara mengatasi keputihan setelah menopause

Keputihan setelah menopause yang terjadi karena hal normal tidak perlu diobati secara khusus. Anda mungkin hanya perlu menggunakan panty liner untuk menampung keputihan hingga cairan tersebut berhenti keluar.

Sementara itu, keputihan yang tidak normal akan diatasi sesuai dengan penyebabnya, seperti:

  • Keputihan setelah menopause akibat vaginosis bakteri dapat diatasi dengan antibiotik. Untuk perawatan infeksi jamur dapat diberikan obat termasuk krim atau salep antijamur.
  • Atrofi vagina dapat diatasi dengan menggunakan pelembab vagina yang dijual bebas
  • Menggunakan pelumas vagina selama hubungan seksual untuk mengurangi gesekan.
  • Menjalani terapi hormon untuk mengontrol produksi keputihan. Terapi hormon bisa dilakukan dengan memakai obat mengandung hormon dalam bentuk pil, krim, gel, atau cincin estrogen.

Baca Juga

  • Berbagai Ciri Vagina Sehat, Kaum Hawa Perlu Tahu
  • Cara Mengatasi Payudara Terasa Gatal, Pahami Dulu Apa yang Jadi Penyebabnya
  • Jenis Operasi Miom, Efek Samping, dan Pantangannya

Keputihan setelah menopause umumnya adalah kondisi yang masih tergolong normal. Namun jika Anda mengalami gejala-gejala yang mengganggu bersamaan dengan datangnya keputihan, maka segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.

Anda juga bisa berkonsultasi secara online menggunakan fitur Chat Dokter dari SehatQ. untuk bertanya lebih banyak mengenai ciri keputihan setelah menopause yang normal sesuai kondisi Anda. Unduh aplikasinya gratis di App Store dan Google Play.

Advertisement

menopausekeputihanorgan intim wanita

Ditulis oleh Nenti Resna

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved