Kecanduan obat terlarang mempunyai kaitan dengan gangguan mental yaitu stres. Stres juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami ketergantungan terhadap obat terlarang.
2023-03-30 10:50:40
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Salah satu ciri-ciri orang stres yang berhubungan dengan kondisi kecanduan adalah mengalami gangguan tidur
Table of Content
Kondisi substance abuse disorder atau kecanduan obat-obatan, erat kaitannya dengan gangguan mental seperti stres. Stres bisa membuat orang yang sebelumnya punya riwayat kecanduan, kembali ingin menyentuh kebiasaan buruk tersebut.
Advertisement
Stres juga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami ketergantungan terhadap obat atau alkohol. Lalu, bagaimana hubungan antara keduanya, dan bagaimana ciri yang bisa terlihat? Berikut ini penjelasannya.
Substance abuse disorder adalah kondisi kecanduan obat-obatan. Tidak hanya berlaku pada ketergantungan terhadap obat, ketergantungan terhadap alkohol dan nikotin dalam rokok, juga masuk ke dalam kondisi ini.
Bersama dengan stres, substance abuse disorder membentuk suatu siklus yang sulit diputus. Penyalahgunaan obat-obatan memang sering dilakukan sebagai cara untuk menghadapi stres yang dialami.
Padahal, rasa lega yang muncul dengan penggunaan obat-obatan tersebut hanyalah solusi sementara untuk mengatasi stres. Akibatnya, para pecandu terus menambah konsumsi obat-obatannya guna memperpanjang efek pereda stres yang ditimbulkan.
Misalnya pada orang yang kecanduan obat penenang. Orang tersebut mengonsumsi obat penenang sebagai cara untuk mengatasi stres dan kecemasan yang ia rasakan. Tanpa obat penenang, kegiatan sehari-harinya akan terganggu dan ia tidak bisa tidur.
Akhirnya, ia terus mengonsumsi obat tersebut hingga ketergantungan. Saat ia berhenti mengonsumsinya, tubuh akan "marah" karena tidak diberikan asupan seperti biasa. Hal ini membuat orang tersebut jadi sakau obat penenang. Saat sakau, ia bisa saja merasa kesakitan, gelisah, stres, dan panik.
Sehingga ujung-ujungnya, ia akan kembali menggunakan obat tersebut agar kesakitan yang dirasakan berkurang. Lalu, siklus tersebut akan kembali berulang.
Baca Juga
Semakin banyak stres yang dialami, maka akan semakin rentan juga orang tersebut terhadap substance abuse disorder. Tingginya tingkat stres, umumnya datang dari perilaku kekerasan yang diterima saat kecil, baik itu kekerasan fisik, emosional, maupun seksual.
Karena itu, riwayat sebagai korban kekerasan semasa kecil, erat hubungannya dengan perilaku kecanduan obat terlarang ketika dewasa. Perilaku kekerasan tersebut membuat anak mengalami stres berat, yang dapat berlanjut hingga dewasa.
Orang dewasa yang pernah menjadi korban kekerasan saat kecil, umumnya akan lebih kesulitan membangun suatu hubungan baik dengan orang lain, dan memiliki krisis kepercayaan diri. Kedua hal tersebut bisa menyebabkan timbulnya stres.
Namun perlu diingat, tidak semua korban kekerasan pasti akan menjadi pecandu, dan tidak semua pecandu memiliki riwayat sebagai korban kekerasan.
Seperti yang telah disebutkan di atas, stres akan timbul pada pecandu saat efek obat tersebut telah hilang. Berikut ini ciri-ciri individu yang mengalami stres, yang bisa Anda amati.
Semakin parah kecanduan yang dialaminya, maka akan semakin parah juga gejala yang muncul. Hal ini juga akan memengaruhi kemungkinan keberhasilan perawatan yang akan dijalani.
Tidak hanya secara psikologis, ciri-ciri individu yang mengalami stres juga bisa timbul secara fisik, berupa:
Mengenali ciri-ciri orang stres di atas, dapat membantu Anda untuk mengenali kondisi stres, maupun kecanduan yang dialami, agar penanganan yang tepat, bisa segera dilakukan.
Karena stres bisa memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pecandu, perawatan untuk menghilangkan kecanduan juga perlu melibatkan terapi, untuk mengatasi stres. Berikut ini cara untuk mengatasi stres, yang berkaitan dengan substance abuse disorder.
Meditasi bisa membantu menurunkan kadar kecemasan, depresi, stres, dan nyeri yang timbul di tubuh. Pada saat bersamaan, meditasi juga akan membantu pecandu untuk lebih tenang, saat berhadapan dengan hal yang dapat memicu kekambuhan.
Olahraga secara teratur dapat membantu menurunkan kadar kecemasan seseorang. Saat berolahraga, tubuh akan memproduksi endorfin, yang bisa berfungsi sebagai pereda nyeri alami.
Endorfin juga dapat membuat suasana hati menjadi lebih baik, serta meningkatkan kualitas tidur. Semua manfaat endorfin tersebut dapat membantu mengatasi stres.
Pada saat bersamaan, zat-zat kimia yang keluar dari tubuh saat olahraga, juga akan membantu mengatur keinginan untuk kembali mengonsumsi obat-obatan tersebut. Sehingga, hal ini dapat membantu mengatasi kecanduan dan mencegah kambuhnya perilaku tersebut.
Terapi perilaku yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres sekaligus kecanduan adalah cognitive behavioral therapy (CBT). Terapi ini akan membantu pecandu mengenali alur perilakunya selama ini, dan kemudian belajar untuk mengubahnya. Terapi ini biasanya diakukan oleh psikolog atau psikiater.
Bergabung dengan support group atau komunitas penyembuhan untuk pecandu, bisa membantu pecandu mendapatkan dukungan secara emosional dari sesama pecandu, yang juga ingin sembuh.
Dukungan dari komunitas juga dianggap bisa menambah motivasi dan komitmen pecandu, untuk bisa mengubah perilakunya menjadi lebih baik, dan menghindari kekambuhan.
Semakin cepat perawatan dimulai, maka tingkat keberhasilannya pun akan semakin meningkat. Karena itu, baik ciri-ciri orang stres maupun kecanduan, perlu dikenali sedini mungkin.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Leher kaku biasanya diiringi dengan rasa nyeri saat bangun pagi atau seusai bekerja di depan layar komputer. Penyebab leher kaku beragam, mulai dari keseleo hingga meningitis.
Self hypnosis bisa meringankan stres dan gangguan lain dalam diri. Anda pun bisa melakukannya untuk membantu mengubah diri sendiri menjadi lebih baik.
Dejavu adalah kondisi di mana Anda merasa familiar dengan kondisi sekitar Anda. Anda merasa seolah-olah sudah pernah mengalami hal tersebut dengan keadaan yang persis sama, padahal apa yang sedang Anda alami sekarang mungkin adalah pengalaman pertama Anda.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved