Ciri-ciri psikopat yang paling terlihat adalah minim penyesalan saat melakukan sesuatu serta bisa melakukan manipulatif para pikiran orang lain.
3.88
(8)
16 Feb 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Psikopat sangat pandai berpura-pura sehingga ciri-cirinya sulit dikenali
Table of Content
Kelainan psikopat sering menjadi tema film atau cerita fiksi dan horror. Beberapa peristiwa kriminal yang tergolong sadis dan menjadi topik pemberitaan pun tidak jarang dilakukan oleh pengidap psikopat. Kelainan mental psikopat memang tidak mudah dikenali. Pengamatan ciri-ciri psikopat mesti dilakukan oleh profesional kesehatan jiwa untuk memastikan seseorang memiliki kelainan ini.
Advertisement
Meski kebanyakan psikopat mampu menampilkan diri sebagai manusia normal, pengidap psikopat sebenarnya tidak memiliki hati nurani dan rasa empati. Sifatnya manipulatif, mudah berubah-ubah, dan kerap (walau pun tidak selalu) menjurus ke arah kriminal.
Psikopat adalah jenis kelainan spektrum yang dapat didiagnosis menggunakan Hare Psychopathy Checklist. Kriteria ini terdiri dari 20 ciri-ciri psikopat.
Daftar kriteria tersebut awalnya dikembangkan oleh peneliti Robert Hare asal Kanada pada tahun 1970-an. Diagnosis mengenai spektrum psikopat hanya bisa dilakukan oleh psikiater dan psikolog klinis. Berikut ciri-ciri psikopat yang akan diamati:
Kebanyakan pengidap psikopat yang sudah dewasa tidak mempan diobati dan sulit disembuhkan. Penyebab kelainan jiwa ini diduga merupakan kombinasi dari anatomi otak dan faktor lingkungan ketika penderita tumbuh.
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa otak psikopat mengalami gangguan atau kelainan pada bagian yang bertanggung jawab terhadap perasaan empati. Ada koneksi yang putus di antara amigdala dan korteks prefrontal di otaknya.
Sebagian dari professional di bidang kesehatan jiwa berpendapat bahwa psikopat bisa ditangani. Mereka akan menyarankan penggunaan obat-obatan dan terapi kognitif untuk memperbaiki bagian otak yang rusak tersebut. Langkah tersebut akan mengembalikan fungsi yang rusak karena otak punya sifat neuroplastis.
Masalahnya, para psikopat tidak akan jera karena hukuman. Karena tidak memiliki rasa bersalah dan rasa penyesalan, psikopat tidak akan takut dan tidak bisa belajar dari hukuman yang diberikan.
Beberapa penelitian lain menyebutkan bahwa sejumlah model percobaan untuk penanganan penyembuhan kondisi ini. Penanganan tersebut berfokus pada penguatan positif (positive reinforcement) terhadap para psikopat nampaknya memberikan hasil yang baik.
Para peneliti dari University of Saskatchewan di Kanada juga menyimpulkan bahwa hukuman bisa membuat mereka jera. Para psikopat pelanggar hukum yang dipenjara dan menjalani terapi memiliki tingkat residivisme (kecenderungan untuk mengulang perbuatannya) yang lebih rendah.
Banyak pula peneliti kesehatan mental yang meyakini bahwa tidaklah terlalu penting untuk memikirkan apakah sifat dan ciri-ciri psikopat bisa disembuhkan. Yang lebih penting adalah mengusahakan bagaimana sifat-sifat psikopat tersebut dapat dikendalikan.
Baca juga: Sederet Gangguan Mental Psikosis atau Gangguan Psikotik
Penggunaan istilah psikopat dan sosiopat kadangkala tertukar. Secara umum, keduanya merupakan kelainan jiwa yang berbeda.
Jika dilihat dari istilahnya, sosiopat merujuk pada orang yang memiliki kecenderungan perilaku antisosial. Penyebab yang muncul biasanya didasari oleh faktor sosial dan faktor lingkungan.
Di sisi lain, psikopat merujuk pada sifat bawaan dari seseorang. Namun, psikopat juga bisa muncul akibat faktor lingkungan juga bisa memicu munculnya sifat bawaan tersebut.
Berikut ini adalah perbedaan antara psikopat dan sosiopat secara umum:
Meski tidak dapat sembuh, perilaku psikopat masih bisa dikendalikan atau dikelola. Satu-satunya cara untuk mengendalikan perilaku seorang psikopat adalah dengan mendapatkan terapi dari psikolog atau psikiater untuk mendapatkan konsultasi secara intensif. Perlu diingat bahwa hal ini akan ada saatnya muncul lagi, memang tidak bisa sembuh total. Mirip dengan orang dengan gangguan skizofrenia.
Ketika dalam proses penanganan, bisa jadi gejalanya sudah berkurang dan ada saatnya seorang psikopat mengalami relapse. Karena psikopat ini kepribadian, kemunculannya akan lebih berisiko. Agar tidak sering kambuh dan makin berbahaya, terapinya harus rutin. Penyembuhannya tidak bisa hanya dilakukan dalam satu atau dua kali terapi.
Tidak bisa sembarang orang yang mengelola kepribadian dan perilaku psikopat. Kalau tak tahu celah dan caranya, Anda justru bisa memantik kemunculan ego si psikopat dan bisa fatal akibatnya. Pada dasarnya, seorang psikopat ini impulsif dan angat mudah terpancing. Terapi yang dilakukan secara rutin dengan psikolog atau psikiater akan membantu seorang psikopat untuk lebih menahan dan mengontrol ego. Meskipun demikian, ia juga masih mudah terpancing untuk melakukan hal-hal buruk dengan cara yang manipulatif.
Baca juga: Ciri-ciri Anak Psikopat yang Harus Orangtua Waspadai
Sangat sulit untuk mengenali ciri-ciri psikopat bila hanya melihat perilaku pengidapnya secara umum. Butuh pemeriksaan secara saksama dari psikolog dan dokter spesialis jiwa untuk memastikan seseorang benar-benar mengalami kelainan psikopat atau tidak.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar gangguan kesehatan mental, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Pandemic fatigue adalah kondisi seseorang yang sudah mulai lelah dan jenuh dengan keadaan selama pandemi. Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan aktivitas menyenangkan bersama keluarga dan beristirahat yang cukup.
Sebelumnya, Gordon Allport mempopulerkan 16 tipe kepribadian manusia. Namun, penelitian terbaru menunjukkan hanya ada 4 jenis kepribadian manusia, yaitu Average, Reserved, Role Models, dan Self-centered.
Jika Anda memiliki pasangan penderita gangguan identitas disosiatif (GID) atau yang disebut dengan berkepribadian ganda, Anda dapat menjalani rumah tangga dengan bahagia. Salah satunya adalah berbesar hati dan kenali batasan diri Anda.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Pany
Dijawab oleh dr. Pany
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved