Ciri-ciri penyakit autoimun adalah ruam kulit, otot pegal, mudah letih, bengkak dan kemerahan pada kulit, hingga rambut rontok.
2023-03-18 14:24:24
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ruam kulit bisa menjadi salah satu ciri-ciri penyakit autoimun
Table of Content
Penyakit autoimun adalah kondisi sistem kekebalan tubuh yang keliru sehingga menyerang sel-sel sehat di dalamnya. Ciri-ciri penyakit autoimun terkadang sulit dikenali karena sering kali serupa dengan gejala penyakit lain.
Advertisement
Normalnya, sistem kekebalan tubuh memerangi bakteri dan virus. Namun, penyakit autoimun membuat sistem ini tidak bisa membedakan sel tubuh sendiri dengan sel asing sehingga tubuh secara keliru melepaskan protein bernama autoantibodi yang menyerang sel-sel sehat.
Terdapat lebih dari 80 jenis penyakit autoimun yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh. Beberapa di antaranya yang paling umum adalah rheumatoid arthritis, psoriasis, lupus, penyakit tiroid, dan diabetes tipe-1.
Gejala penyakit autoimun yang dialami penderitanya bisa berkisar dari ringan hingga parah. Hal tersebut dapat dipengaruhi berbagai faktor, seperti genetik, lingkungan, dan kondisi kesehatan pribadi.
Terlepas dari berbagai jenis penyakit autoimun, banyak yang memiliki gejala yang serupa. Berikut adalah ciri-ciri penyakit autoimun yang umumnya terjadi.
Penyakit autoimun dapat mempengaruhi berbagai area tubuh, termasuk sendi, otot, organ, dan kulit.
Kulit terdiri dari lima lapisan yang berbeda. Dua lapisan teratasnya, yaitu epidermis (lapisan terluar) dan dermis (lapisan yang mengandung sel-sel vital, jaringan, dan struktur), adalah yang paling sering terdampak penyakit autoimun kulit.
Penyakit ini menyebabkan antibodi yang dihasilkan tubuh menyerang sel kulit dan jaringan kolagen.
Akibatnya, terbentuk luka lepuh (kantong berisi cairan) pada kulit. Terkadang, lepuh tersebut bisa pecah dan menjadi luka terbuka.
Selain itu, berikut adalah gejala penyakit autoimun kulit lainnya yang harus diwaspadai.
Pada penyakit kulit autoimun lainnya, luka juga dapat terbentuk pada selaput lendir, seperti kerongkongan, tenggorokan, bagian dalam mulut dan saluran hidung, alat kelamin, hingga anus.
Mulai dari psoriasis hingga lupus, berikut adalah beberapa jenis penyakit autoimun kulit.
Psoriasis adalah gangguan autoimun kronis yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif dan mempercepat pertumbuhan sel kulit.
Sel-sel kulit pun akan menumpuk di lapisan plak merah yang diselimuti bercak kulit mati berwarna putih keperakan alias sisik.
Ciri-ciri penyakit autoimun ini dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, tetapi paling sering di kulit kepala, punggung bawah, siku, dan lutut.
Lupus kulit disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel kulit yang sehat dan merusak kulit.
Kondisi ini dapat terjadi dengan sendirinya atau menyertai lupus eritematosus sistemik (SLE).
SLE adalah jenis lupus paling serius yang dapat mempengaruhi sendi, otak, ginjal, jantung, pembuluh darah, dan lain-lain.
Dermatomiositis utamanya menyerang otot, tetapi juga dapat menyerang kulit.
Kondisi ini terkait dengan polymyositis, yaitu kelainan autoimun yang menyebabkan kelemahan, nyeri, dan kaku otot.
Meski keduanya memiliki gejala yang serupa, dermatomiositis juga ditandai dengan ruam kulit yang biasanya muncul di bagian atas tubuh, serta penebalan dan pengencangan kulit.
Skleroderma merupakan penyakit jaringan ikat yang ditandai dengan penebalan dan pengerasan kulit. Kondisi ini terbagi menjadi dua, yaitu lokal dan sistemik.
Skleroderma lokal dapat menyerang sebagian besar kulit, tetapi juga bisa terjadi di tulang dan otot.
Sementara itu, skeloderma sistemik tidak hanya menyerang kulit, tulang, dan otot, melainkan juga berbagai organ dalam, seperti jantung, paru-paru, dan ginjal.
Penyakit Behcet menyebabkan peradangan pembuluh darah di seluruh tubuh.
Gejala penyakit autoimun ini dapat ditandai dengan sariawan, radang mata, ruam kulit, dan lecet pada area kemaluan.
Tingkat keparahan penyakit Behcet bervariasi pada setiap penderitanya.
Gejalanya juga bisa datang dan pergi sehingga penderitanya mengalami periode remisi (saat gejala berhenti atau melambat) dan periode kambuh (saat gejala sangat aktif).
Pemfigus adalah penyakit kulit autoimun yang menyebabkan munculnya lepuh atau benjolan berisi nanah.
Lepuh akibat pemfigus dapat terasa nyeri, bengkak, dan gatal. Lepuh ini sering kali berkembang di kulit, tetapi bisa juga di selaput lendir.
Pemfigus bisa menyerang siapa saja dari segala usia, tetapi umumnya didiagnosis pada orang-orang berusia 40-60 tahun.
Baca Juga
Sayangnya, penyakit autoimun tidak dapat disembuhkan dengan berbagai pengobatan.
Penanganan yang dilakukan biasanya fokus pada hal yang bisa mengurangi peradangan dan menenangkan respons imun yang terlalu aktif.
Dengan demikian, ciri-ciri autoimun pada wanita ataupun pria, seperti rasa sakit dan peradangan, jadi dapat dikendalikan.
Berikut adalah beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengendalikan gejala penyakit autoimun.
Jika Anda menderita ciri-ciri penyakit autoimun, sebaiknya langsung jalani tes antibodi antinuklear (ANA).
Selain menjalani perawatan atau pengobatan medis, mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga secara rutin juga dipercaya bisa mengurangi gejala penyakit autoimun.
Punya pertanyaan lain seputar kesehatan? Konsultasikan langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Milia dan jerawat merupakan kondisi kulit yang sering ditemukan di wajah bayi. Milia pada bayi berbentuk bintik kecil berwarna putih dan muncul di hidung, sekitar mata, dagu, dan dahi.
Di Indonesia, manfaat brotowali sudah lama diakui. Tanaman ini kerap digunakan untuk membantu dalam mengobati malaria, mengurangi nyeri, hingga mengelola kadar gula darah. Namun brotowali tetap memiliki efek samping yang perlu Anda perhatikan.
Kulit sensitif mungkin membuat pemiliknya lebih rentan mendapatkan berbagai masalah kulit. Merawat kulit seperti ini tidak gampang namun bukan perkara mustahil.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved