National Alliance of Mental Illness telah merilis survey bahwa 1 dari 8 wanita merasakan depresi, dua kali lebih banyak dibandingkan dengan pria. Depresi adalah penyakit mental yang ditandai dengan rasa sedih berkepanjangan hingga rasa ingin mengakhiri hidup.
2023-03-27 17:19:19
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Wanita lebih rentan depresi daripada pria
Table of Content
Di penjuru dunia, depresi merupakan pemicu penyakit dan disabilitas, menurut rilis WHO. Lebih jauh lagi, wanita rupanya dua kali lebih rentan mengalami depresi dibandingkan pria. Mari kenali ciri-ciri depresi pada wanita lebih jauh.
Advertisement
Masih dari WHO, mereka mencatat hingga kini lebih dari 300 juta orang mengalami depresi, meningkat 18% mulai dari tahun 2005 hingga 2015.
Depresi merupakan sakit mental yang ditandai rasa sedih berkepanjangan dan tidak tertarik pada aktivitas normal apapun selama lebih dari 14 hari.
Baca Juga
Badan Kesehatan Dunia (WHO) membuat sebuah kampanye untuk mengurangi depresi berjudul “Let’s Talk”. Dari judulnya saja, sudah tersirat bahwa kunci untuk menangani depresi adalah dengan hadir memberi dukungan bagi orang yang depresi.
Meski demikian, di banyak negara hanya sedikit dukungan bagi orang yang mengalami gangguan mental. Rata-rata, hanya 3% anggaran pemerintah yang diinvestasikan untuk urusan kesehatan mental.
Rendahnya kepedulian dan akses untuk kesehatan mental ini menggerogoti produktivitas sebuah negara. Tanpa disadari, kerugiannya justru lebih besar.
National Alliance of Mental Illness telah merilis dimensi dari depresi pada wanita, dengan detil sebagai berikut:
Mendukung data NAMI tersebut, National Institute of Mental Health mengklasifikasikan beberapa tipe depresi pada wanita:
Istilah PMS tentu tidak asing lagi, menandai saat wanita lebih moody dan mudah tersinggung beberapa hari jelang menstruasi. Jika sudah sampai ke tahap parah, yang terjadi adalah Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD).
Kondisi ini sangat serius dengan gejala ingin bunuh diri, tidak nafsu makan, mudah marah, merasa sedih, nyeri otot, hingga payudara sensitif.
Siapa bilang kehamilan adalah proses yang mudah? Semua perubahan yang dialami wanita bisa berujung ke depresi perinatal, yang bisa terjadi selama atau setelah kehamilan.
Dibandingkan dengan baby blues, depresi perinatal lebih serius hingga membuat penderitanya merasa sedih, cemas, dan lelah luar biasa hingga tak bisa menjalankan tugas sebagai calon ibu atau ibu baru.
Periode lain yang juga rentan membuat wanita depresi adalah perimenopausal, yaitu transisi menuju menopause. Di sini, wanita bisa kehilangan ketertarikannya untuk melakukan apapun dan mudah marah.
Artinya, wanita lebih rentan mengalami depresi karena fluktuasi hormon yang luar biasa ketika mereka dewasa. Faktornya banyak, mulai dari bagaimana mereka lebih melibatkan perasaan pada setiap hubungan, hingga masa hidup lebih lama yang memicu rasa kesepian.
Untuk membedakan apakah seorang wanita hanya merasakan sedih sementara atau dihantui depresi, berikut ini beberapa ciri-cirinya:
Jika Anda mengalami atau mengetahui seseorang dengan ciri-ciri depresi pada wanita seperti di atas, beri dukungan penuh dan periksakan pada psikiater.
Ketahui faktor biologis, interpersonal, hingga psikologis yang mungkin memicu depresi pada wanita. Berolahraga, meditasi, dan bijak kelola stres bisa menjadi pilihan untuk keluar dari depresi. Masih banyak cara untuk ‘menyelamatkan’ mereka.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Stres merupakan gangguan mental yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa cara mengatasi stres, antara lain mencium aroma lavender, berolahraga, pergi ke luar, perbanyak senyum, dan mendengarkan lagu.
Cara bersikap lapang dada adalah mulai berbicara pada diri sendiri dengan kata-kata positif. Mulai berlapang dada juga menurunkan risiko depresi
Catastrophizing adalah pola pikir yang membuat seseorang merasa bahwa masalah atau situasi yang tengah dihadapi akan berakhir dengan bencana. Cara mengatasinya dapat dengan terapi, konsumsi obat sesuai resep dokter, dan menerapkan mindfulness dalam hidup.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved