Ciri-ciri bayi diare tidak hanya feses yang encer dan sering, tapi juga bau busuk hingga terdapat lendir dan darah. Lantas, apakah bayi harus segera dibawa ke dokter jika mengalami kondisi tersebut?
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
19 Okt 2020
Ciri-ciri bayi diare harus selalu diwaspadai
Table of Content
Bagi sebagian besar orangtua baru, menemukan feses bayi yang tidak seperti biasanya dapat memunculkan kekhawatiran bahwa Si Kecil tengah mengidap diare. Untuk menghindari kepanikan ini, Anda harus mengetahui ciri-ciri bayi diare dan bagaimana cara mengatasinya.
Advertisement
Feses bayi pada dasarnya memiliki tekstur yang memang lebih lembut dibanding tinja orang dewasa. Sementara itu, bentuk, warna, hingga baunya akan berbeda pada setiap bayi, tergantung makanan dan minuman yang dikonsumsinya, baik air susu ibu (ASI), susu formula, maupun makanan pendamping ASI alias MPASI.
Sangat penting bagi orangtua untuk selalu memperhatikan tekstur feses bayinya sehari-hari. Jadi, ketika bayi kembung dan mencret dengan tekstur feses yang jauh lebih encer, bisa jadi itu tanda bayi diare.
Banyak hal dapat menyebabkan bayi diare, tapi yang paling sering adalah infeksi virus, bakteri, atau parasit lewat makanan atau minuman yang dikonsumsinya. Ciri-ciri bayi diare juga bisa menandakan alergi makanan, keracunan, hingga terlalu banyak minum jus buah dari MPASI-nya.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tanda bayi diare adalah apabila buang air besar dengan frekuensi lebih sering dan ciri feses bayi diare lebih encer dari biasanya.
Namun secara keseluruhan, ciri-ciri bayi diare biasanya memperlihatkan gejala berupa feses yang:
Saat bayi diare, tubuhnya akan kehilangan cairan dan elektrolit dengan cepat, sedangkan usus kehilangan kemampuannya untuk menyerap keduanya.
Dalam sehari, bayi ASI dapat buang air besar lebih dari 6 kali. Sedangkan bayi yang minum susu formula dapat BAB hingga 8 kali sehari. Namun frekuensinya bisa berkurang menjadi 1 sampai 4 kali sehari seiring bertambahnya usia. Dan saat bayi diare, bayi akan lebih sering buang air besar dari frekuensi BAB normalnya.
Karena tubuhnya lebih kecil dari orang dewasa, bayi dan anak-anak lebih rentan kehilangan cairan serta elektrolit tersebut, sehingga berpotensi berkembang menjadi dehidrasi. Ketika bayi masih berada pada tahap diare ringan, yakni saat kemampuan penyerapan usus belum terganggu, pemberian cairan masih bisa mencegah dehidrasi.
Namun, ketika sudah mengalami diare berat sehingga muncul gejala dehidrasi, sebaiknya langsung bawa bayi ke rumah sakit.
Ciri-ciri bayi diare berat yang mengarah pada dehidrasi ialah:
Baca Juga
Penanganan pertama ketika muncul ciri-ciri bayi diare berpusat pada pencegahan dehidrasi. Oleh karena itu, Anda sangat disarankan untuk melakukan langkah-langkah berikut ini saat bayi diare.
Pemberian ASI terbukti dapat mencegah diare bertambah parah serta membuat bayi Anda lebih cepat pulih. Selain itu, ketika diare, bayi berpotensi mengalami dehidrasi. Sehingga untuk tetap menjaga cairan tubuhnya, Anda bisa memperbanyak pemberian ASI atau susu formula.
Bila bayi mengonsumsi susu formula, tetap berikan seperti biasa. Bila Anda mencurigai susu formula sebagai penyebab alergi yang mengakibatkan diare, konsultasikan dengan dokter untuk mencari alternatifnya.
Cairan oralit bisa dibeli di apotek tanpa resep dokter. Berikan cairan ini sebanyak 2 sendok makan atau 30 ml setiap 30-60 menit sekali. Jangan mencampur oralit dengan air putih. Jangan juga memberi air ion untuk bayi.
Jika bayi sudah mengonsumsi makanan padat MPASI, berikan makanan padat yang bisa bantu meredakan diare seperti biskuit, sereal, pasta hingga pisang. Hindari memberikan makanan yang bisa memperburuk kondisi diare bayi seperti susu sapi, jus buah hingga makanan yang digoreng.
Segera bawa bayi ke dokter jika ciri-ciri bayi diare diikuti dengan tanda sebagai berikut:
Baca Juga
Ketika sudah muncul ciri-ciri bayi diare dengan dehidrasi ringan-sedang, penanganannya pun berbeda. Kondisi ini ditandai dengan bayi terlihat haus, buang air kecil berkurang, mata agak cekung, kekenyalan kulit menurun, dan bibir kering. Dalam kondisi ini, penanganannya berupa:
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan perawatan dan langkah sebagai berikut ini.
Terakhir, Anda harus segera melarikan bayi ke rumah sakit saat mengalami dehidrasi berat, yakni gejala dehidrasi ringan-sedang plus napas dan denyut nadi cepat, sangat lemas, dan kesadaran menurun. Ciri-ciri bayi diare ini harus ditangani dengan pemberian cairan rehidrasi lewat infus.
Untuk mengetahui ciri-ciri diare pada bayi lebih lanjut, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Makan seblak berlebihan bisa mengganggu pencernaan apalagi kalau rasa pedasnya berlebihan. Kerupuk juga bisa menyebabkan usus buntu karena sulit dicerna oleh tubuh.
20 Apr 2023
Diare saat haid dapat terjadi akibat pengaruh hormon prostaglandin yang menyebabkan kontraksi di usus. Cara mengatasinya bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan probiotik dan perbanyak minum air putih.
17 Jul 2023
Peran elektrolit adalah mengendalikan fungsi fisiologis tubuh yang penting. Gangguan elektrolit terjadi ketika kadarnya terlalu tinggi atau rendah. Konsekuensinya, sistem tubuh pun terdampak.
7 Mar 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved