Ciri-ciri bakteri vagina adalah keputihan disertai bau amis dan panas saat buang air kecil. Antibiotik yang diresepkan oleh dokter dapat membantu mengobatinya.
3.12
(50)
23 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Keputihan bau amis yang disertai gatal menjadi tanda vagina Anda terkena infeksi bakteri
Table of Content
Apa Anda sedang mengalami keputihan berbau amis disertai gatal? Bila ya, area kewanitaan mungkin tengah diserang oleh infeksi bernama vaginosis bakteri (bacterial vaginosis/BV).
Advertisement
Meski tidak termasuk penyakit seks menular (PMS), BV bisa mempertinggi risiko PMS seperti klamidia. Bakteri penyebabnya bisa hilang sendiri jika Anda lebih memperhatikan kebersihan vagina. Namun khusus untuk ibu hamil, BV yang Anda alami harus diobati sesegera mungkin agar tidak mengakibatkan komplikasi pada janin.
Oleh sebab itu, mari kenali cici-ciri bakteri penyebab BV sedini mungkin agar pengobatan bisa dilakukan dengan cepat dan tepat.
Vaginosis bakteri kerap disamakan dengan infeksi ragi (yeast infection) pada vagina. Padahal, keduanya memiliki penyebab yang berbeda.
Infeksi ragi vagina disebabkan oleh jamur dan menyebabkan vagina gatal serta keputihan berwarna putih susu yang kental dan tidak berbau. Sedangkan ciri-ciri bakteri pada vagina meliputi:
Anda sebaiknya berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter jika merasakan ciri-ciri bakteri penyebab infeksi tersebut. Dokter akan membantu Anda untuk memastikan diagnosis sehingga pengobatan yang sesuai bisa diberikan.
Meskipun demikian, hampir separuh dari penderita infeksi bakteri ini tidak merasakan gejala apapun. Karena itu, penyakit ini kerap sulit terdeteksi.
Vaginosis bakteri yang tidak menyebabkan gejala, umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Bantuan dari dokter biasa dibutuhkan ketika penderita mengalami gejala yang mengganggu.
Dokter akan meresepkan antibiotik untuk Anda konsumsi selama lima hingga tujuh hari. Sangat penting untuk menghabiskan antibiotik baik berupa tablet, krim, ataupun gel yang sesuai dengan anjuran dokter sekalipun kondisi Anda sudah membaik. Penghentian konsumsi antibiotik tanpa saran dari dokter akan membuat infeksi mudah kambuh dan bakteri resistan terhadap antibiotik.
Penggunaan alat KB spiral (IUD) juga disebut meningkatkan risiko Anda terserang vaginosis bakteri. Meski anggapan ini masih harus ditunjang dengan penelitian lebih lanjut, Anda sebaiknya tidak melanjutkan pemakaian alat KB tersebut jika mengalami BV secara berulang.
Saat Anda divonis sembuh dari vaginosis bakteri, tetap ada kemungkinan infeksi tersebut kambuh. Bila ini terjadi, dokter biasanya akan kembali meresepkan antibiotik yang harus Anda konsumsi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Vaginosis bakteri termasuk penyakit yang bisa dihindari oleh kaum hawa. Anda bisa memerhatikan himbauan dan larangan sebagai berikut sebagai langkah pencegahan BV maupun kekambuhannya:
Jika Anda merasakan kemunculan ciri-ciri bakteri penyebab infeksi saat sedang hamil, langsung konsultasikan dengan dokter Anda. Dengan ini, infeksi bisa segera diatasi dengan tepat.
Meski relatif tidak berbahaya, vaginosis bakteri yang dialami oleh ibu hamil berpotensi memicu komplikasi pada kehamilan. Mulai dari kelahiran prematur hingga keguguran.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Mengetahui kelebihan dan kekurangan memakai kondom bisa memberikan Anda kenyamanan dalam berhubungan seksual. Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang cukup efektif untuk mencegah kehamilan.
Gejala sipilis wanita harus segera dikenali sebelum penyakit ini berkembang menjadi lebih parah, dan berujung pada kematian. Sipilis juga bisa menular dari ibu ke bayi di dalam kandungan, dan berisiko membuat janin menjadi buta bahkan meninggal dunia.
Penyebab tipes atau demam tifoid adalah bakteri Salmonella Typhi (S. Typhi). Penyakit tipes sangat mudah menjangkiti manusia jika kebersihan makanan dan lingkungan sekitar tidak terjaga.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved