Tanda pubertas yang umum dapat terlihat dari perubahan fisik seseorang ketika berusia 13-14 tahun. Namun ada kalanya perubahan tersebut tidak muncul karena terjadinya pubertas terlambat.
3.3
(10)
16 Feb 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Pubertas terlambat terkadang dapat membuat anak merasa berbeda dari teman sebayanya
Table of Content
Perubahan fisik saat memasuki usia remaja menandakan terjadinya fase pubertas. Umumnya, ini terjadi pada usia 8-14 tahun untuk remaja perempuan dan 9-15 tahun untuk remaja laki-laki. Namun, ada pula pubertas terlambat yang terjadi karena faktor genetik hingga kondisi medis.
Advertisement
Kabar baiknya, keterlambatan pubertas ini bisa terdeteksi sejak awal karena indikatornya mudah terlihat. Dokter akan memberikan penanganan sesuai dengan pemicunya.
Idealnya, ada perubahan fisik saat remaja baik laki-laki maupun perempuan. Namun pada mereka yang mengalami pubertas terlambat, indikatornya adalah:
Sementara pada perempuan, tanda-tanda yang muncul di antaranya:
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya keterlambatan fase ini, seperti:
Ini adalah faktor yang paling sering memicu terjadinya keterlambatan pubertas. Seorang remaja perempuan atau laki-laki mungkin memiliki orangtua, saudara kandung, paman, bibi, atau sepupu yang juga mengalami hal serupa.
Istilahnya adalah constitutional delay dan tidak perlu penanganan khusus. Pada akhirnya, remaja yang dipengaruhi faktor ini tetap akan tumbuh normal, hanya lebih lambat dari teman-teman seusianya.
Beberapa jenis masalah medis juga dapat menyebabkan remaja terlambat tumbuh, seperti:
Ada penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, cystic fibrosis, penyakit ginjal, bahkan asma yang sudah diderita sejak remaja. Adanya penyakit semacam ini membuat tubuh sulit tumbuh lebih besar. Namun, penanganan tepat akan mengurangi kemungkinan terjadinya hal ini.
Tanpa asupan nutrisi yang cukup, seorang remaja juga bisa mengalami keterlambatan pubertas. Ini jika dibandingkan dengan anak lain yang makan seimbang dan bergizi. Contohnya remaja perempuan yang butuh lemak lebih banyak ketika memasuki fase pubertas.
Pubertas terlambat juga bisa terjadi karena masalah pada kelenjar pituitari atau kelenjar tiroid. Ini adalah kelenjar yang berperan krusial dalam pembentukan hormon penting untuk pertumbuhan.
Beberapa orang yang mengalami masalah dengan kromosom juga bisa mengalami kondisi tidak normal saat tumbuh besar. Contohnya adalah Turner's syndrome yang terjadi ketika dua kromosom X remaja perempuan dalam kondisi abnormal bahkan hilang.
Selain itu, remaja laki-laki dengan Klinefelter syndrome terlahir dengan kelebihan kromosom X sehingga menjadi XXY bukan XY. Mereka bisa tampak lebih tinggi dari teman seusianya hingga mengalami masalah saat belajar.
Baca Juga
Apabila remaja menunjukkan tanda-tanda pubertas terlambat, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Tentunya juga dengan mempertimbangkan riwayat keluarga, apakah ada yang mengalami pola pertumbuhan terlambat seperti mereka.
Tak hanya itu, dokter juga akan mempertimbangkan apakah sedang mengonsumsi pengobatan tertentu. Nanti, akan dilihat tabel pertumbuhan untuk mengetahui lebih detail tentang masalahnya.
Lebih jauh lagi, bisa juga direkomendasikan pemeriksaan darah lengkap untuk melihat kondisi kelenjar tiroid dan kromosom, serta pemeriksaan X-ray tulang.
Kemudian, beberapa langkah penanganannya bisa dengan suntik hormon. Caranya, remaja laki-laki bisa diberikan suntik hormon testosteron jangka pendek selama 4-6 bulan untuk memancing perubahan fisik saat pubertas.
Sementara untuk remaja perempuan, bisa diberikan estrogen dosis rendah selama 4-6 bulan agar payudara bertumbuh.
Setelah proses ini selesai, hormon alami di tubuh mereka akan merampungkan proses pubertas. Apabila tidak berhasil, dokter akan mendiskusikan kemungkinan pemberian terapi hormon dalam jangka panjang.
Tak hanya itu, apabila pemicu terjadinya keterlambatan adalah masalah medis, dokter akan melakukan penanganan untuk penyakit itu terlebih dahulu.
Meski demikian, tidak semua remaja memerlukan penanganan di atas. Ada juga yang mengalami pubertas terlambat dan pada akhirnya tumbuh dengan normal.
Bagi remaja, bisa jadi hal yang sangat sulit ketika tidak tumbuh sebagaimana teman-temannya. Ada perasaan sedih, takut, malu, dan bisa berujung pada menutup diri dari teman-teman.
Di sinilah orangtua perlu memberikan pemahaman kepada remaja mereka tentang apa yang terjadi. Ungkapkan perasaan untuk mulai validasi emosi dan mendiskusikan langkah apa yang bisa diambil.
Baca Juga
Apabila orangtua merasa tidak dapat menangani hal ini sendiri, coba konsultasikan dengan ahlinya mulai dari dokter hingga konselor.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar indikator remaja mengalami terlambat pubertas, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Membuang sampah pada tempatnya ternyata bisa membawa manfaat, seperti mencegah penyakit, menghindari bau tak sedap, hingga mempermudah daur ulang sampah.
Ingin anak mampu memakai dua bahasa dengan baik alias bilingual? Terdapat beberapa tips yang bisa dilakukan, seperti membaca buku, mendengarkan lagu, berbincang dalam bahasa asing, hingga menyisipkan bahasa asing dalam kegiatan favoritnya.
Sebagian masyarakat percaya bahwa anak-anak yang terlahir dengan unyeng-unyeng 2 di kepalanya sering kali dianggap lebih nakal dan bahkan mudah mengalami kebotakan di usia muda. Apakah benar?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Andre Zaini
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved