logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Parenting

Ciri-Ciri Anak Alami Pubertas Terlambat, Apa Saja?

open-summary

Tanda pubertas yang umum dapat terlihat dari perubahan fisik seseorang ketika berusia 13-14 tahun. Namun ada kalanya perubahan tersebut tidak muncul karena terjadinya pubertas terlambat.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

16 Feb 2021

Pubertas terlambat terkadang dapat membuat anak merasa berbeda dari teman sebayanya

Pubertas terlambat terkadang dapat membuat anak merasa berbeda dari teman sebayanya

Table of Content

  • Tanda-tanda pubertas terlambat
  • Penyebab pubertas terlambat
  • Diagnosis dan penanganan pubertas terlambat
  • Peran orangtua beri pendampingan

Perubahan fisik saat memasuki usia remaja menandakan terjadinya fase pubertas. Umumnya, ini terjadi pada usia 8-14 tahun untuk remaja perempuan dan 9-15 tahun untuk remaja laki-laki. Namun, ada pula pubertas terlambat yang terjadi karena faktor genetik hingga kondisi medis.

Advertisement

Kabar baiknya, keterlambatan pubertas ini bisa terdeteksi sejak awal karena indikatornya mudah terlihat. Dokter akan memberikan penanganan sesuai dengan pemicunya. 

Tanda-tanda pubertas terlambat

Idealnya, ada perubahan fisik saat remaja baik laki-laki maupun perempuan. Namun pada mereka yang mengalami pubertas terlambat, indikatornya adalah:

  • Penis dan testis tidak membesar hingga usia 14 tahun
  • Pertumbuhan alat kelamin lebih lama dari 5 tahun dari usia wajar pubertas
  • Lebih pendek dari teman-teman sebaya yang sedang tumbuh pesat saat pubertas (tinggi rata-rata remaja Indonesia adalah 142,9 cm untuk laki-laki dan 145,2 cm untuk perempuan).

Sementara pada perempuan, tanda-tanda yang muncul di antaranya:

  • Tidak tumbuh payudara hingga usia 14 tahun
  • Belum menstruasi hingga 5 tahun setelah masuk usia pubertas

Penyebab pubertas terlambat

Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya keterlambatan fase ini, seperti:

1. Faktor genetik

Ini adalah faktor yang paling sering memicu terjadinya keterlambatan pubertas. Seorang remaja perempuan atau laki-laki mungkin memiliki orangtua, saudara kandung, paman, bibi, atau sepupu yang juga mengalami hal serupa.

Istilahnya adalah constitutional delay dan tidak perlu penanganan khusus. Pada akhirnya, remaja yang dipengaruhi faktor ini tetap akan tumbuh normal, hanya lebih lambat dari teman-teman seusianya.

2. Masalah medis

Beberapa jenis masalah medis juga dapat menyebabkan remaja terlambat tumbuh, seperti:

  • Penyakit kronis

Ada penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, cystic fibrosis, penyakit ginjal, bahkan asma yang sudah diderita sejak remaja. Adanya penyakit semacam ini membuat tubuh sulit tumbuh lebih besar. Namun, penanganan tepat akan mengurangi kemungkinan terjadinya hal ini.

  • Kekurangan nutrisi

Tanpa asupan nutrisi yang cukup, seorang remaja juga bisa mengalami keterlambatan pubertas. Ini jika dibandingkan dengan anak lain yang makan seimbang dan bergizi. Contohnya remaja perempuan yang butuh lemak lebih banyak ketika memasuki fase pubertas.

  • Masalah kelenjar pituitari

Pubertas terlambat juga bisa terjadi karena masalah pada kelenjar pituitari atau kelenjar tiroid. Ini adalah kelenjar yang berperan krusial dalam pembentukan hormon penting untuk pertumbuhan.

  • Masalah DNA dan kromosom

Beberapa orang yang mengalami masalah dengan kromosom juga bisa mengalami kondisi tidak normal saat tumbuh besar. Contohnya adalah Turner's syndrome yang terjadi ketika dua kromosom X remaja perempuan dalam kondisi abnormal bahkan hilang.

Selain itu, remaja laki-laki dengan Klinefelter syndrome terlahir dengan kelebihan kromosom X sehingga menjadi XXY bukan XY. Mereka bisa tampak lebih tinggi dari teman seusianya hingga mengalami masalah saat belajar.

Baca Juga

  • White Noise Adalah Metode Tidurkan Bayi, Kenali Pro Kontranya
  • Apa Itu Sharenting? Ini Tips Melakukannya dengan Aman
  • Mengenal Time Out, Metode Mendisiplinkan Anak yang Dinilai Efektif

Diagnosis dan penanganan pubertas terlambat

Apabila remaja menunjukkan tanda-tanda pubertas terlambat, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Tentunya juga dengan mempertimbangkan riwayat keluarga, apakah ada yang mengalami pola pertumbuhan terlambat seperti mereka.

Tak hanya itu, dokter juga akan mempertimbangkan apakah sedang mengonsumsi pengobatan tertentu. Nanti, akan dilihat tabel pertumbuhan untuk mengetahui lebih detail tentang masalahnya.

Lebih jauh lagi, bisa juga direkomendasikan pemeriksaan darah lengkap untuk melihat kondisi kelenjar tiroid dan kromosom, serta pemeriksaan X-ray tulang.

Kemudian, beberapa langkah penanganannya bisa dengan suntik hormon. Caranya, remaja laki-laki bisa diberikan suntik hormon testosteron jangka pendek selama 4-6 bulan untuk memancing perubahan fisik saat pubertas.

Sementara untuk remaja perempuan, bisa diberikan estrogen dosis rendah selama 4-6 bulan agar payudara bertumbuh.

Setelah proses ini selesai, hormon alami di tubuh mereka akan merampungkan proses pubertas. Apabila tidak berhasil, dokter akan mendiskusikan kemungkinan pemberian terapi hormon dalam jangka panjang.

Tak hanya itu, apabila pemicu terjadinya keterlambatan adalah masalah medis, dokter akan melakukan penanganan untuk penyakit itu terlebih dahulu.

Meski demikian, tidak semua remaja memerlukan penanganan di atas. Ada juga yang mengalami pubertas terlambat dan pada akhirnya tumbuh dengan normal.

Peran orangtua beri pendampingan

Bagi remaja, bisa jadi hal yang sangat sulit ketika tidak tumbuh sebagaimana teman-temannya. Ada perasaan sedih, takut, malu, dan bisa berujung pada menutup diri dari teman-teman.

Di sinilah orangtua perlu memberikan pemahaman kepada remaja mereka tentang apa yang terjadi. Ungkapkan perasaan untuk mulai validasi emosi dan mendiskusikan langkah apa yang bisa diambil.

Apabila orangtua merasa tidak dapat menangani hal ini sendiri, coba konsultasikan dengan ahlinya mulai dari dokter hingga konselor.

Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar indikator remaja mengalami terlambat pubertas, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

tips parentinganak praremajagaya parenting

Ditulis oleh Azelia Trifiana

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved