Ciri-ciri air ketuban merembes adalah keluarnya cairan bening dan tidak berbau dari vagina sedikit demi sedikit atau secara perlahan. Jika terjadi sebelum mendekati waktu persalinan atau terus berlangsung, kondisi ini bisa berbahaya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
16 Agt 2023
Ciri-ciri air ketuban merembes bisa membuat ibu hamil bingung
Table of Content
Sebagian ibu hamil kerap mengalami air ketuban merembes, tapi terkadang tidak menyadarinya. Air ketuban adalah cairan yang berfungsi melindungi janin dari tekanan luar, menjaganya tetap hangat, serta menunjang perkembangannya.
Advertisement
Menjelang waktu persalinan, air ketuban biasanya akan merembes keluar. Namun, jika terjadi sebelum waktunya atau berlangsung terus-menerus, kondisi ini bisa berbahaya bagi ibu maupun janin. Yuk, kenali ciri-ciri dan bahaya air ketuban merembes berikut ini.
Umumnya, cairan ketuban yang melindungi janin dapat merembes keluar jika sudah mencapai usia kehamilan 37-40 minggu. Calon ibu biasanya akan merasakan kontraksi usai merembesnya air ketuban.
Sebagian wanita bahkan tidak mengalami keluarnya air ketuban sampai sudah menjalani proses melahirkan. Tapi, bila air ketuban keluar kurang dari usia kehamilan 37 minggu, kondisi ini disebut ketuban pecah dini.
Para ibu bisa mengibaratkan kantung ketuban sebagai balon. Ketika terbentuk lubang kecil pada kantung tersebut, air ketuban bisa bocor secara perlahan-lahan.
Terkadang, sulit membedakan apakah cairan yang keluar itu air ketuban atau urine. Nah, berikut ciri-ciri air ketuban merembes yang bisa kamu perhatikan:
Sementara, urine cenderung berwarna kuning dan berbau. Untuk menentukannya, calon ibu juga bisa mencoba kencing terlebih dulu, kemudian memakai pembalut atau pantyliner.
Setelah 30-60 menit, periksa cairan yang ada di pembalut. Jika berwarna kuning, kemungkinan itu adalah urine. Tapi, bila bening atau tidak berwarna, bisa jadi itu air ketuban.
Namun, jika cairan ketuban terinfeksi, kemungkinan akan berbau busuk. Sedangkan bila warnanya hijau atau cokelat, ini dapat menandakan mekonium yang berarti bayi sudah buang air besar dalam kandungan. Hal ini berpotensi menyebabkan masalah pernapasan setelah bayi lahir.
Nah, kondisi air ketuban merembes bukan terjadi tanpa alasan. Ada sejumlah penyebab yang perlu diwaspadai ibu hamil.
Umumnya, air ketuban merembes pada kehamilan yang cukup bulan adalah tanda-tanda persalinan semakin dekat bahkan dalam waktu 24 jam ke depan. Tapi, jika terjadi sebelum waktunya, kondisi ini bisa disebabkan oleh kontraksi rahim yang melemahkan kantung ketuban.
Terdapat pula sederet faktor yang dapat meningkatkan risiko calon ibu mengalami ketuban pecah dini. Beberapa di antaranya meliputi:
Air ketuban merembes sebelum usia 37 minggu kehamilan atau terjadi terus-menerus, bisa menyebabkan komplikasi kehamilan yang berbahaya bagi ibu dan janin.
Dilansir dari What to Expect, air ketuban merembes setelah usia kehamilan 37 minggu tidak terlalu umum terjadi. Ini hanya mempengaruhi sekitar 8-15% kehamilan.
Kasus ketuban pecah dini juga lebih jarang terjadi, dan hanya dialami sekitar 3% dari kehamilan. Tapi, kondisi ini memiliki risiko yang lebih serius sehingga tidak boleh disepelekan.
Air ketuban yang merembes akan membuat cairan dalam kandungan berkurang. Tentu saja, hal ini bisa jadi tanda bahaya untuk janin.
Adapun sederet bahaya yang bisa muncul jika air ketuban terus-menerus merembes meliputi:
Saat masih di trimester 1 atau 2 kehamilan, air ketuban yang merembes bisa membuat jumlah cairan ketuban terlalu sedikit (oligohidramnion). Hal ini bisa menyebabkan keguguran, cacat lahir, kelahiran prematur, hingga kematian saat melahirkan.
Setelah berada di masa akhir kehamilan, kekurangan cairan ketuban bisa menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, proses persalinan sulit, janin kesulitan mendapatkan oksigen, serta meningkatnya risiko operasi caesar.
Jika mengalami ciri-ciri air ketuban merembes, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar keselamatan Moms dan janin tetap terjaga.
Lakukan sejumlah cara berikut ketika air ketuban merembes:
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menenangkan diri dan jangan panik. Tarik napas dalam selama beberapa menit dan jernihkan pikiran.
Biasanya, air ketuban tidak pecah begitu saja, tetapi hanya merembes dan membasahi dalaman. Selain itu, cairan yang keluar belum tentu adalah air ketuban yang pecah. Jadi, para calon ibu sebaiknya memastikannya terlebih dulu.
Kamu dapat mencoba berdiri terlebih dahulu untuk mencari tahu apakah cairan yang keluar adalah ciri-ciri air ketuban merembes tanpa kontraksi atau bukan.
Jika air ketuban rembes dan makin mengalir keluar ketika kamu berdiri, ada kemungkinan bahwa cairan yang keluar adalah air ketuban yang pecah. Alirannya akan makin banyak keluar karena tekanan akibat berdiri.
Langkah ketiga dalam mengetahui ciri-ciri air ketuban pecah adalah dengan memeriksa cairan tersebut. Cairan yang merembes terkadang bukanlah air ketuban, melainkan lendir atau air seni.
Saat memeriksa cairan, cek warna, aroma, jumlah, serta kapan cairan keluar. Air ketuban biasanya berwarna bening atau pucat keputihan dan tidak berbau.
Jika sedang di luar, calon ibu sebaiknya segera pulang untuk mengganti celana dalam. Bila keadaan tidak memungkinkan untuk pulang, kamu bisa mencoba melapisi celana dalam yang basah dengan pembalut atau pantyliner.
Ketika sudah mengganti dalaman, periksa kembali apakah celana dalam atau pembalut basah. Cobalah untuk berbaring selama setengah jam, air ketuban yang pecah akan tertampung di alat kelamin apabila calon ibu berbaring.
Selama berbaring, pikirkanlah langkah-langkah yang perlu dilakukan jika memang air ketuban merembes keluar.
Setelah setengah jam, pergilah ke kamar mandi untuk mengecek celana dalam atau pembalut. Jika kering, berarti air ketuban tidak pecah. Bila basah, cek kembali warna, jumlah, serta aroma dari cairan tersebut.
Untuk memastikan air ketuban merembes adalah cairan ketuban, kamu dapat berkonsultasi langsung ke dokter. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan apakah cairan yang keluar hanya lendir atau air ketuban tanda-tanda persalinan.
Berikut beberapa metode yang dapat dilakukan:
Pooling
Dokter akan memasukkan alat spekulum dan melihat serviks ibu. Cairan ketuban akan keluar dari serviks dan menggenang di dalam spekulum
Uji pH
Dokter akan menguji tingkat keasaman dari cairan ketuban dengan kertas lakmus. Cairan ini memiliki pH yang lebih tinggi daripada cairan vagina normal
Mikroskop
Setelah kering, cairan ketuban memiliki pola tertentu saat dilihat di bawah mikroskop.
Tes pewarna
Jika semua hasil tes lainnya tidak meyakinkan, dokter akan menyuntikkan pewarna biru ke dalam kantung ketuban dan meminta ibu memakai pembalut. Apabila pewarna muncul di pembalut, ini berarti ibu mengeluarkan cairan ketuban.
Baca Juga: Warna Air Ketuban yang Normal dan Kondisinya yang Memengaruhi Kehamilan
Apabila cairan yang keluar adalah air ketuban, selanjutnya dokter akan menentukan apakah calon ibu harus melakukan persalinan atau menjalani manajemen ekspektatif.
Manajemen ekspektatif adalah perawatan untuk menunda persalinan karena belum cukup bulan, misalnya dengan tirah baring dan obat-obatan. Oleh sebab itu, ketika air ketuban merembes, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Mola hidatidosa adalah sebutan lain hamil anggur yang merupakan gangguan kehamilan. Penyebab komplikasi kehamilan ini adalah proses pembuahan yang tidak normal yang dapat berujung pada keguguran.
7 Feb 2020
Kandungan lemah adalah penyebab utama sering terjadinya kelahiran prematur hingga keguguran. Cegah kondisi ini dengan berkonsultasi secara berkala dan makan makanan bernutrisi.
12 Sep 2023
Sebenarnya, tidak ada pantangan makan ibu hamil selama dimasak benar-benar matang serta prosesnya higienis. Termasuk mengonsumsi telur puyuh untuk ibu hamil pun sah-sah saja, justru bisa jadi sumber protein tinggi.
15 Jun 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved