logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Cenderung Jarang Terjadi, Simak Komplikasi dan Efek Samping Transfusi Darah Ini

open-summary

Ada beberapa risiko komplikasi dan efek samping transfusi darah, mulai dari demam, alergi, reaksi hemolitik, bahkan infeksi. Komplikasi transfusi darah sebenarnya jarang terjadi dan bisa Anda diskusikan bersama dokter.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

9 Sep 2020

Efek samping transfusi darah bisa bermacam-macam, mulai dari demam hingga infeksi

Efek samping transfusi darah cenderung jarang terjadi

Table of Content

  • Risiko komplikasi dan efek samping transfusi darah 
  • Menyiapkan diri untuk transfusi darah
  • Catatan dari SehatQ

Transfusi darah merupakan suatu prosedur untuk ‘menambahkan’ darah atau komponennya pada tubuh seseorang - jika ia mengalami kehilangan darah atau kurang darah. Prosedur ini krusial dilakukan dan dapat menyelamatkan nyawa resipien atau penerimanya. Transfusi darah juga menjadi tindakan yang cenderung aman, walau risiko dan efek samping tertentu tetap bisa terjadi. Apa saja risiko dan efek samping transfusi darah?

Advertisement

Risiko komplikasi dan efek samping transfusi darah 

Sebagian besar jarang terjadi, simak beberapa komplikasi dan efek samping transfusi darah ini:

1. Demam

Demam sebenarnya tidak dianggap berbahaya jika dialami pasien 1-6 jam setelah transfusi. Namun, apabila demam diiringi dengan mual dan sakit di dada, pasien harus menghubungi dokter dengan segera karena dapat mengindikasikan kondisi yang serius.

2. Reaksi alergi

Ya, reaksi alergi tetap mungkin terjadi walau pasien menerima darah dengan tipe yang cocok. Gejala reaksi alergi yang bisa dirasakan pasien yaitu gatal-gatal dan biduran. Reaksi alergi tersebut bisa terjadi saat proses transfusi sedang berlangsung atau mungkin sesegera mungkin sesudah transfusi.

3. Reaksi hemolitik imun akut

Komplikasi ini jarang terjadi, namun sifatnya bisa gawat darurat jika dialami pasien. Reaksi hemolitik imun akut terjadi ketika tubuh menyerang sel darah merah yang berasal dari darah donor. Reaksi dapat terjadi saat proses transfusi sedang berlangsung atau sesudah prosedur dilakukan.

Reaksi hemolitik imun akut dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti demam, menggigil, mual, serta nyeri di dada atau punggung bagian bawah. Urine yang dikeluarkan pasien juga akan berubah menjadi gelap.

4. Reaksi hemolitik tertunda

Reaksi hemolitik tertunda sebenarnya mirip dengan reaksi hemolitik akut. Namun, reaksi ini terjadi secara perlahan.

5. Reaksi anafilaktik

Reaksi anafilaktik ini terjadi saat pasien baru memulai transfusi dan berisiko mengancam nyawa. Resipien atau penerima donor akan menunjukkan gejala seperti pembengkakan di wajah dan tenggorokan, napas pendek, serta tekanan darah rendah.

6. Cedera paru-paru akut terkait transfusi (TRALI)

Cedera paru-paru akut terkait transfusi (TRALI) merupakan reaksi yang langka namun berisiko fatal jika terjadi. Sesuai namanya, reaksi ini terjadi ketika paru-paru menjadi rusak yang bisa dipicu oleh antibodi atau zat yang terkandung dalam darah donor.

TRALI bisa mulai terjadi dalam beberapa jam setelah dimulainya transfusi – di mana pasien mengalami demam dan tekanan darah rendah. 

7. Hemokromatosis

Hemokromatosis merupakan kondisi saat kadar zat besi terlalu tinggi di dalam darah – yang berisiko terjadi jika pasien menerima beberapa transfusi. Kondisi ini berbahaya karena dapat merusak jantung dan hati.

8. Graft versus host disease

Komplikasi ini terjadi ketika sel darah putih dari darah donor menyerang sumsum tulang penerima. Komplikasi langka namun berisiko fatal ini lebih rentan terjadi apabila resipien memiliki sistem imun yang lemah.

9. Infeksi 

Darah dari donor sebenarnya sudah melewati tahap pemeriksaan patogen di bank darah. Namun, pada kasus langka, donor darah mungkin masih mengandung virus, bakteri, maupun parasit sehingga memicu infeksi pada penerimanya. 

Menyiapkan diri untuk transfusi darah

Seperti yang mungkin Anda tahu, darah yang diberikan donor harus cocok dan compatible dengan golongan darah pasien. Pihak rumah sakit akan melakukan pemeriksaan darah dan menentukan golongan darah pasien – yakni A, B, AB, dan O serta menentukan rhesusnya negatif atau positif. 

Sebelum menerima transfusi darah, pastikan Anda menyampaikan dengan detail kepada dokter apabila pernah menjalani prosedur ini. Anda juga harus menyampaikan pada dokter apabila pernah mengalami reaksi dalam menerima darah dari orang lain.

Catatan dari SehatQ

Ada beberapa risiko komplikasi dan efek samping transfusi darah yang harus dicermati. Pastikan Anda menyampaikan pada dokter apabila pernah menjalani transfusi darah serta jika pernah mengalami reaksi dalam menjalani prosedur ini. Penting pula untuk diingat bahwa risiko di atas cenderung jarang atau sangat jarang terjadi sehingga Anda bisa senantiasa mendiskusikan ekspektasi dan hasil dari transfusi darah.

Advertisement

hemokromatosissyok anafilaksisdarahdonor darah

Ditulis oleh Arif Putra

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved