Ada beberapa cek darah untuk ibu hamil yang dianggap penting guna mencegah terjadinya komplikasi kehamilan. Selain tes darah lengkap, cari tahu tes darah lainnya dalam artikel ini.
12 Okt 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Pemeriksaan atau cek darah yang perlu dilakukan ibu hamil
Table of Content
Cek darah saat hamil adalah salah satu bagian dari perawatan rutin selama kehamilan. Ini termasuk hal yang harus dilakukan untuk mengetahui kondisi kehamilan Anda. Baik untuk kesehatan ibu dan juga kesehatan bayi dalam kandungan. Apa tujuan tes darah saat hamil dan apa saja jenisnya? Berikut adalah penjelasannya.
Advertisement
Selama kehamilan, bidan atau dokter mungkin akan memberikan saran agar Anda menjalani tes pemeriksaan kesehatan. Ini dilakukan untuk ibu dan bayi dalam kandungan.
Pemeriksaan yang akan dilakukan bisa berupa tes ultrasound, urine, swab, dan juga melalui darah.
Mengutip dari Pregnancy, Birth, and Baby, cek darah untuk ibu hamil adalah salah satu bagian dari perawatan antenatal. Ini berlaku untuk semua ibu hamil termasuk yang mungkin berisiko mengalami infeksi tertentu karena penyakit bawaan.
Baca Juga
Pemeriksaan ini dapat membantu menemukan kondisi yang dapat meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu dan janin.
Namun, sebaiknya Anda tidak perlu khawatir berlebihan karena sebagian besar masalah yag ditemukan dapat ditangani selama kehamilan.
Berikut adalah beberapa jenis cek darah untuk ibu hamil, di antaranya adalah:
Jenis cek darah untuk ibu hamil yang satu ini akan mengukur dua zat dalam darah, seperti:
Perlu Anda ketahui, keduanya adalah pemeriksaan yang terkait. Gunanya untuk memastikan apakah ada hal yang abnormal atau tidak pada kromosom.
Tes darah lengkap adalah jenis cek darah untuk ibu hamil yang akan menghitung berbagai jenis sel pembentuk darah Anda.
Sebagai contoh, jumlah sel darah merah dalam batas tertentu dapat menunjukkan apakah ada risiko anemia pada ibu hamil.
Tes darah lengkap saat hamil juga dapat dilakukan untuk menghitung jumlah sel darah putih dalam tubuh Anda. Hal ini diperlukan untuk melihat seberapa baik sistem imun Anda dapat melawan penyakit.
Selain itu, complete blood test dapat memberi tahu dokter berapa jumlah trombosit ibu hamil untuk mengamati apakah Anda mempunyai masalah pembekuan darah.
Walaupun Anda sudah mengetahui apa jenis golongan darah Anda, tidak ada salahnya untuk memastikan kembali agar lebih yakin.
Apabila saat kehamilan atau proses persalinan terjadi perdarahan hebat, dokter akan menyediakan suplai darah sesuai dengan jenis golongan darah Anda.
Selain itu, Anda juga akan sekaligus mengetahui apakah rhesus golongan darah Anda positif atau negatif.
Jika darah Anda RhD negatif dan bayi Anda RhD positif, ada risiko tubuh memproduksi antibodi terhadap bayi. Hal inii tidak akan mengakibatkan masalah pada kehamilan pertama.
Namun, bayi yang berbeda golongan darah dengan ibu umumnya adalah kondisi yang berbahaya. Jika tidak ditangani, bayi di dalam kandungan bisa mengalami berbagai komplikasi berbahaya seperti jaundice (penyakit kuning) dan pembesaran organ hati.
Jika Anda mempunyai rhesus negatif, kemungkinan Anda perlu mendapatkan suntikan pada usia kehamilan 26–28 minggu serta usia kehamilan 34–36 minggu untuk melindungi bayi.
Ini adalah jenis cek darah untuk pemeriksaan diabetes gestasional pada ibu hamil. Walaupun tergolong diabetes jangka pendek, ibu juga perlu waspada.
Alasannya, kondisi diabetes gestasional kemungkinan dapat mengakibatkan masalah kesehatan pada bayi jika tidak diobati.
Wanita hamil juga bisa mengalami infeksi menular seksual (IMS) yang dapat menimbulkan komplikasi kehamilan bagi Anda dan juga bayi,
Umumnya, cek darah ini dilakukan pada pemeriksaan kandungan pertama yangmeliputi pendeteksian beberapa penyakit IMS, seperti:
Tak hanya itu saja. Tes darah untuk penyakit gonore dan hepatitis C juga direkomendasikan bagi ibu hamil yang berisiko tinggi mengalami infeksi ini.
Cek darah untuk ibu hamil ini akan mengukur tingkat protein yang biasanya dibuat oleh organ hati janin. Ini akan memberikan informasi tentang risiko kondisi genetik tertentu.
Apabila tingkat AFP tidak normal, kemungkinan akan menjadi tanda dari beberapa kondisi, seperti:
Pemeriksaan darah ini akan dilakukan pada usia kehamilan 15 minggu atau usia kehamilan 20 minggu.
Baca Juga
Ibu hamil umumnya akan melakukan cek darah sejak trimester pertama kehamilan. Ini akan diawali dengan mencari tahu jenis golongan darah terlebih dahulu.
Pemeriksaan darah ini akan berlanjut pada trimester kedua yang disebut sebagai multiple markers.
Tes darah ini akan memberikan informasi mengenai risiko bayi yang mengalami kondisi genetik tertentu atau cacat lahir.
Pemeriksaan darah ini akan berlanjut hingga trimester ketiga kehamilan. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan untuk kondisi anemia. Apalagi, bagi Anda yang mempunyai kondisi anemia di awal kehamilan.
Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kadar zat besi saat hamil serta gula darah untuk mencegah kondisi diabetes gestasional.
Apabila Anda ingin tahu lebih banyak mengenai prosedur cek darah untuk ibu hamil, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ada berbagai macam komplikasi kehamilan. Seperti anemia, preeklamsia, diabetes gestasional, hingga keguguran. Cari tahu penyebab dan pencegahannya.
Diabetes gestasional adalah tipe diabetes yang hanya terjadi pada saat kehamilan. Untuk menghindarinya, mengonsumsi protein setiap kali makan, mengonsumsi karbohidrat lebih sedikit.
Kram perut saat hamil muda kerap terjadi akibat lonjakan hormon progesteron. Namun, meski cukup normal, kram perut bawah saat hamil muda bisa jadi tanda keguguran.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved