Terapi stroke dibutuhkan untuk mengatasi kerusakan sel-sel saraf dan otak yang terjadi. Sehingga mampu menyembuhkan gangguan berjalan dan daya ingat pasca stroke.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
14 Jun 2019
Pasca serangan stroke, diperlukan terapi untuk memperbaiki kerusakan sel saraf yang terjadi.
Table of Content
Saat seseorang terkena stroke, sel-sel di otak, termasuk sel saraf, banyak yang mengalami kerusakan. Hal ini membuat pengidap stroke mengalami komplikasi seperti gangguan daya ingat serta gangguan otot sehingga tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya.
Advertisement
Pasca stroke, perawatan harus segera dilakukan. Semakin cepat perawatan dilakukan, maka bagian otak yang bisa terselamatkan pun akan semakin luas. Apalagi hingga saat ini tidak ada perawatan medis yang bisa memperbaiki kerusakan otak akibat stroke.
Perawatan dengan melakukan gerakan terapi stroke juga penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien stroke yang umumnya menurun sejak sakit.
Karena tidak ada obat yang dapat memperbaiki fungsi otak setelah terjadinya serangan stroke, maka perawatan dengan rehabilitasi menjadi alternatif untuk mencegah terjadinya kerusakan otak lebih jauh. Perawatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik para pengidap stroke.
Terdapat berbagai jenis gerakan terapi stroke yang bisa dilakukan. Untuk menentukan jenis terapi yang tepat, dokter akan menyesuaikannya dengan jenis kerusakan yang terjadi di tubuh pasien. Berikut ini beberapa pilihan jenis terapi bagi para penderita stroke.
Jenis terapi fisik untuk penderita stroke meliputi:
Pada terapi ini, terdapat beberapa jenis latihan yang dapat dilakukan, yaitu:
Pada jenis ini, terapi okupasi dan terapi wicara dilakukan untuk membantu penderita stroke kembali memperbaiki berbagai kemampuan kognitifnya.
Kemampuan kognitif yang dimaksud di antaranya daya ingat, kemampuan bersosialisasi, dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Selain itu, penderita stroke juga akan dibantu untuk kembali terbiasa mengerjakan urusan-urusan perawatan pribadinya sendiri seperti mandi dan mencuci. Bahkan, terkadang juga sampai kembali dibiasakan untuk belajar melakukan aktivitas seperti menyiapkan makanan, membersihkan rumah, dan menyetir.
Baca Juga
Hasil dari terapi yang dilakukan penderita stroke dapat berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor, seperti:
Jika setelah serangan stroke, kerusakan yang timbul di otak tidak terlalu parah, maka tingkat keberhasilan terapinya pun akan semakin baik. Sebaliknya, jika kerusakan yang terjadi cukup banyak, maka tingkat keberhasilan terapi juga akan cenderung menurun.
Menjalani terapi dengan semangat akan membantu penderita stroke menjalani terapi dengan lebih fokus, sehingga hasil terapi dapat optimal.
Selama penyembuhan, dukungan keluarga adalah hal yang terpenting. Keluarga dapat memberikan motivasi dan dukungan dengan menyampaikan, bahwa meski telah mengalami penyakit ini, namun kehadirannya masih berarti dan dibutuhkan oleh keluarga.
Terapi harus dimulai segera setelah serangan stroke mereda. Jenis-jenis terapi seperti melatih otot yang sulit bergerak, atau melatih gerakan di atas tempat tidur, dapat mulai dilakukan sesegera mungkin.
Kerusakan otak, termasuk sel saraf akibat stroke, memang tidak bisa diperbaiki. Namun, kerusakan tersebut dapat dicegah dari kondisi yang lebih parah. Karena itu, kerjasama antara dokter, terapis, maupun keluarga sangat dibutuhkan, untuk dapat membantu terapi dapat berjalan dengan lancar dan membuahkan hasil yang diinginkan.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Pengaruh epilepsi pada tumbuh kembang anak bisa berbeda antara satu dengan yang lain. Pada kebanyakan kasus, epilepsi dapat menyebabkan anak memiliki gangguan belajar seperti sulit mengingat dan ketidakmampuan berpikir kritis.
13 Jun 2019
Penyakit GBS dapat menyebabkan kelumpuhan dan bisa mengakibatkan kematian, serkitar 70% pada penderitanya. Kenali gejala berikut
21 Okt 2019
Saat aliran darah ke otak tersendat dan sel otak lumpuh, terjadilah stroke. Antisipasi serangan jantung dan stroke dengan pola hidup yang lebih sehat, seperti rutin berolahraga hingga menghindari kebiasaan merokok agar dapat menurunkan angka risiko terkena stroke.
11 Jul 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved