Main sepeda memang jadi hal yang menyenangkan, terutama untuk anak-anak. Meski begitu, risiko terkena cedera begitu besar ketika bermain sepeda. Namun, dalam menghindari hal tersebut terdapat beberapa hal yang dapat orangtua lakukan.
25 Apr 2023
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Main sepeda adalah salah satu kegiatan kesukaan anak-anak
Table of Content
Main sepeda, terutama bersama teman atau orangtua, merupakan salah satu hal yang digemari oleh banyak anak. Setiap sore atau di akhir pekan, tak jarang kita lihat banyak anak yang main sepeda mengelilingi komplek rumah atau taman.
Advertisement
Akan tetapi, di usia mereka yang masih dini, anak jarang memerhatikan keselamatannya saat main sepeda sehingga mereka rentan celaka. Untuk menghindari hal tersebut, orangtua tentunya harus menjaga keselamatan anaknya. Lantas, apa yang harus dilakukan?
Main sepeda adalah cara yang menyenangkan bagi anak untuk tetap aktif dan bugar. Pada umumnya, anak belajar mengendarai sepeda di antara usia 3-8 tahun. Namun, sebagian besar melakukannya ketika berusia di atas 5 tahun.
Sebuah studi menunjukkan bahwa cedera lebih sering terjadi pada anak yang mulai naik sepeda pada usia 3-5 tahun dibandingkan anak yang berusia 6 atau 7 tahun. Adapun cedera akibat bermain sepeda yang banyak terjadi, yaitu:
Cedera kepala menjadi salah satu cedera paling parah yang bisa terjadi akibat bersepeda. Ketika mengalami cedera kepala, anak bisa merasakan sakit kepala, pandangan kabur, telinga berdenging, pusing, mual, pingsan, bahkan pendarahan di kepala.
Cedera perut dapat terjadi ketika anak terjatuh dari sepeda, lalu ujung gagang sepedanya menghantam perut. Anak yang mengalami cedera perut akan merasakan nyeri di perut atau muntah. Bahkan pada kasus yang parah bisa menyebabkan hematuria atau adanya darah dalam urine.
Sebelum anak berhenti tumbuh, kecelakaan seperti jatuh lebih berpotensi menyebabkan patah tulang ketimbang dislokasi. Kondisi ini umumnya terjadi di pergelangan tangan dan kaki. Jika anak terjatuh dari sepeda, kemudian mencoba menahannya dengan kaki, tangan, atau bokong, hal ini bisa menyebabkan cedera engkel bahkan patah tulang.
Cedera jaringan lunak, seperti goresan, luka, dan memar, juga dapat terjadi jika anak jatuh dari sepeda. Bahkan jika dibiarkan, masalah ini dapat menimbulkan infeksi yang menyebabkan luka memerah, bengkak, keluar nanah, dan demam.
Cedera pangkal paha bisa terjadi ketika anak terjatuh di badan tengah sepeda sehingga melukai pangkal pahanya. Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri yang persisten, masalah buang air kecil, ataupun pendarahan. Namun, bisa juga hanya menyebabkan luka ringan.
Berbagai cedera di atas cukup mengerikan, sehingga penting bagi orangtua untuk memerhatikan keamanan anaknya ketika bermain sepeda.
Baca Juga
Dalam memilih sepeda anak, orangtua tidak boleh sembarangan membelinya. Sepeda yang akan dibeli harus memenuhi standar keselamatan anak. Selain itu, pilihlah sepeda yang memungkinkan anak dapat duduk di kursi sepeda dengan kedua kakinya menyentuh tanah.
Pastikan ukuran sepeda tersebut pas sehingga tidak terlalu besar atau kecil untuk anak. Pastikan juga berbagai komponen sepeda, terutama reflektor, terpasang dengan baik dan kokoh.
Selain itu, beberapa hal yang harus Anda lakukan ketika anak hendak bermain sepeda, yaitu:
Setiap orang yang ingin mengendarai sepeda, termasuk anak-anak, sebaiknya menggunakan helm. Helm adalah alat pelindung kepala yang sangat penting. Pilihlah helm yang memenuhi standar keamanan dan berukuran pas.
Selain itu, warna helm juga harus terang agar dapat terlihat oleh pengguna jalan lain. Tali helm pun harus kuat dan terpasang dengan pas supaya bisa melindungi kepala anak dengan baik. Selanjutnya, ajarkan anak untuk memakai helm sepeda hingga ia bisa.
Ketika anak hendak bersepeda, sebaiknya minta mereka mengenakan pakaian yang berwarna cerah sehingga mudah dilihat oleh pengendara lain, terutama motor dan mobil. Ini dapat menurunkan risiko anak tertabrak. Pilih juga celana yang pas dan tak kepanjangan agar tidak tersangkut di roda maupun rantai.
Untuk menghindari jari kaki anak terluka ketika bermain sepeda, sebaiknya pastikan anak menggunakan sepatu yang tertutup dan kuat.
Tak hanya itu, tali sepatu juga harus terikat dengan kuat supaya aman. Anda juga dapat meminta anak menggunakan perlengkapan keamanan lainnya, seperti bantalan lutut, siku, maupun pergelangan tangan.
Minta anak main sepeda di jalur yang bebas dari lalu lintas dan berbagai gangguan, misalnya kerikil, pasir, atau genangan air. Akan lebih baik, jika anak bermain sepeda di permukaan yang lebih lembut, seperti halnya rumput karena dapat menurunkan risiko cedera akibat jatuh.
Anak-anak juga sebaiknya tidak bersepeda ketika hari sudah sore dan mulai gelap karena dapat menyulitkan pandangannya.
Anak harus diajarkan aturan mengendarai sepeda di jalan. Beri pengertian pada anak untuk tidak mengendarai sepeda terlalu cepat karena bisa berbahaya.
Selalu jaga jarak jika ada kendaraan yang lewat. Perhatikan jalan dengan baik dan terus fokus. Jika ingin menyebrang, turunlah dari sepeda dan berjalan dengan hati-hati sambil menuntun sepeda.
Berbagai hal di atas dapat membantu anak terhindar dari risiko cedera ketika main sepeda. Oleh sebab itu, pahami dan terapkan cara-cara di atas untuk mencegah terjadinya cedera saat anak main sepeda.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Terdapat tiga golongan narkotika di Indonesia. Adapun jenis narkoba yang sering disalahgunakan, yaitu morfin, heroin, ganja, kokain, dan LSD. Hal ini bisa menyebabkan ketergantungan hingga kondisi medis serius.
Ada banyak cara membuat slime yang aman untuk anak, mulai dari menggunakan marshmallow, tepung kanji, hingga pisang!
Body image (citra tubuh) adalah cara seseorang melihat tubuh mereka dan seberapa percaya diri mereka terhadap tubuhnya sendiri. Bagaimana cara menumbuhkan citra rubuh positif pada anak remaja?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved