CD4 adalah sel bagian dari sistem imun yang berperan vital untuk menghadang infeksi. CD4 atau disebut juga dengan sel T pembantu berkaitan erat dengan HIV karena virus ini menyerang sel-sel CD4. Pada orang dengan HIV, CD4 dapat dijaga levelnya dengan konsumsi ARV dan gaya hidup sehat.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
4 Agt 2020
Tes CD4 harus rutin dilakukan untuk menghing level CD4 pada pasien dengan HIV
Table of Content
Saat seseorang terdiagnosis terinfeksi HIV, salah satu tes yang perlu ia jalani dengan rutin adalah tes CD4. Tes CD4 penting dilakukan untuk memonitor kesehatan orang dengan HIV (ODHIV). Konsumsi ARV dan hidup sehat pun akan perlu diterapkan oleh pasien agar kadar CD4 di dalam tubuhnya senantiasa terjaga. Kenali lebih jauh apa itu CD4.
Advertisement
CD4 adalah salah satu jenis sel darah putih yang berperan penting dalam sistem imun. CD4 sering juga disebut dengan sel T pembantu dan masuk ke dalam jenis sel limfosit T atau sel T. Sel ini disebut dengan “CD4” karena memiliki penanda pada permukaannya yang disebut klaster diferensiasi (CD), yang berguna untuk mengidentifikasi jenis sel spesifik.
Sel CD4 membantu mengidentifikasi dan menghancurkan patogen penyebab infeksi, termasuk bakteri, jamur, dan virus. Selain itu, CD4 juga akan memberi sinyal pada sel-sel imun lain terkait adanya bahaya dari patogen yang masuk ke tubuh.
Sel-sel CD4 dibuat di dalam kelenjar timus. Kemudian, sel ini akan beredar di dalam darah dan sistem limfatik di sekujur tubuh.
Karena menjadi bagian penting dari sistem imun, jumlah sel CD4 menunjukkan ketahanan sistem kekebalan tubuh. Sistem imun yang sehat biasanya memiliki jumlah CD4 mulai dari 500 hingga 1.600 sel per milimeter kubik darah (sel / mm3).
CD4 memiliki kaitan yang erat dengan infeksi HIV atau Human Immunodeficiency Virus. HIV masuk ke tubuh dan mengejar CD4, dengan berikatan pada permukaan sel-sel CD4 dan memasuki sel imun ini. Setelahnya, HIV dapat membunuh sel CD4 dan bereplikasi.
Apabila infeksi HIV tidak ditangani dengan segera, virus penyebab AIDS tersebut akan terus bereplikasi di dalam tubuh. Replikasi virus akan meningkatkan jumlah virus (viral load) sembari juga terjadinya penurunan sel-sel CD4.
Proses peningkatan jumlah virus dan penurunan CD4 dapat berlangsung beberapa tahun. Selanjutnya, jika pasien tidak kunjung mendapatkan penanganan medis, jumlah CD4 akan semakin sedikit dan membuat pasien HIV memasuki fase AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Pasien dengan HIV biasanya akan didiagnosis AIDS apabila hasil pemeriksaan memberikan hasil CD4 di bawah 200 sel/mm3. Di fase ini, sistem imun pasien sangat lemah yang ditunjukkan dengan serangkaian gejala.
Sesuai namanya, tes CD4 adalah pemeriksaan medis yang memonitor jumlah CD4 di dalam tubuh. Tes ini dilakukan pada pasien HIV secara berkala, seperti sekali dalam tiga bulan atau sekali dalam enam bulan.
Penting untuk diingat bahwa tes CD4 memberikan hasil yang spesifik, sesuai dengan kondisi imun pasien saat dilakukan pemeriksaan. Artinya, pasien tidak bisa melihat hasil dari satu tes CD4 saja. Tes harus dilakukan secara berkala untuk melihat kecenderungan pasien yang terinfeksi HIV.
Hasil tes CD4 juga dapat dipengaruhi oleh beragam faktor, termasuk pelaksanaan jam tes, penyakit lain, hingga vaksinasi. Pasien mungkin akan melihat fluktuasi dalam hasil tes CD4 mereka. Apabila jumlahnya tak rendah, fluktuasi tersebut cenderung tidak perlu dikhawatirkan oleh pasien.
Tes CD4 biasanya dijalankan bersamaan dengan tes viral load. Seperti yang disinggung di atas, tes viral load akan menghitung kadar virus di dalam tubuh orang yang terinfeksi HIV. Secara spesifik, tes ini akan menghitung partikel virus untuk setiap mililiter darah.
Tes viral load berguna untuk mengetahui seberapa laju pertumbuhan virus di tubuh pasien serta mengontrol efektivitas pengobatan antiretroviral.
Pada pembahasan di atas juga telah disebutkan, CD4 pasien HIV dapat turun jika tidak ditangani dengan segera, di samping juga terjadinya peningkatan HIV di tubuh. Beruntung, pengobatan medis saat ini semakin maju dengan adanya obat pengendali HIV.
Jenis obat-obatan yang dikonsumsi untuk mengendalikan HIV di tubuh pasien disebut dengan antiretroviral atau ARV. Terapi ARV akan mengombinasikan beberapa obat demi mencegah penyebaran virus dengan menyerang protein dan mekanisme virus untuk bereplikasi. Namun, penting untuk diingat bahwa ARV tidak menyembuhkan infeksi HIV.
Pasien akan mengonsumsi obat ARV seumur hidup mereka. Jika rutin dan mematuhi ketentuan konsumsi obat, jumlah virus dapat semakin turun dan kadar CD4 dapat terjaga di rentang yang sehat. ARV dapat menurunkan virus hingga hasil viral load menyebutkan “tidak terdeteksi” atau “undetectable”.
Hasil tes viral load yang tidak terdeteksi menunjukkan bahwa HIV di dalam tubuh pasien terkontrol dengan baik. Pasien dengan HIV tidak terdeteksi juga berisiko sangat kecil untuk menularkan virus ini ke orang lain.
Dengan adanya terapi ARV dikombinasikan dengan hidup sehat, pasien yang terinfeksi HIV tetap dapat hidup normal seperti orang lain.
Baca Juga
CD4 adalah sel dalam sistem imun yang sangat penting untuk melindungi tubuh dari penyakit. Sel ini menjadi salah satu acuan bagi kesehatan orang yang terinfeksi HIV karena virus tersebut menyerang CD4 dan membuatnya turun. Untungnya, terapi menggunakan obat-obatan ARV akan melemahkan virus dan menjaga kadar CD4 tetap normal.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Ciuman tidak bisa menularkan HIV karena virus HIV tidak menular lewat air liur. Namun apabila di rongga mulut pengidap HIV dan pasangannya ada luka terbuka, maka darah dari pengidap HIV bisa saja masuk ke tubuh pasangannya lewat luka tersebut. Hal inilah yang kemudian menyebabkan penularan HIV.
21 Sep 2023
Sangat penting bagi Anda menjalani pengobatan pada masa inkubasi HIV tahap awal agar virus tidak berkembang menjadi AIDS.
25 Nov 2019
Kabar terbaru datang dari ilmuwan He Jiankui di Tiongkok. Ia menggunakan metode CRISPR-cas9 dalam menjalankan rekayasa genetika. Tujuannya, untuk menghindarkan bayi dari kemungkinan HIV/AIDS yang dibawa oleh kedua orangtua.
16 Apr 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved