CBD atau Cannabidiol adalah senyawa alami yang ditemukan dalam ganja. CBD tidak memiliki efek memabukkan, namun justru punya banyak manfaat bagi kesehatan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
6 Jul 2021
CBD tidak memiliki efek psikoaktif namun membawa manfaat medis bagi tubuh
Table of Content
Mendengar kata ganja, Anda pasti sudah berpikir bahwa ini adalah benda ilegal di Indonesia. Namun sebenarnya, ganja mengandung senyawa yang diklaim bermanfaat bagi kesehatan manusia. Senyawa tersebut adalah CBD atau Cannabidiol.
Advertisement
Hingga kini, CBD dalam ganja masih menjadi perdebatan terutama terkait keamanan dan efek samping dalam penggunaannya.
Cannabidiol atau CBD adalah jenis cannabinoid atau senyawa alami yang ditemukan di tanaman ganja dan rami. Tidak seperti tetrahydrocannabinol (THC), atau jenis cannabinoid lain, CBD tidak menyebabkan perasaan mabuk atau “melayang” yang terkait dengan penggunaan ganja.
Pada Juni 2018, Food and Drugs Administration sudah melegalkan untuk menjual produk rami dan ganja. Namun bukan berarti semua produk cannabidiol yang diturunkan dari rami adalah legal. Cannabidiol termasuk dalam kategori obat baru dan tidak legal jika dimasukan dalam makanan atau suplemen makanan. Cannabidiol hanya dapat dimasukkan dalam produk kosmetik dan hanya jika mengandung kurang dari 0,3% THC saja.
CBD oil atau minyak ganja adalah salah satu dari banyak cannabinoid pada tanaman ganja. Dua senyawa dalam ganja adalah delta-9 tetrahydrocannabinol THC dan CBD.
Sampai saat ini, THC adalah senyawa paling terkenal dalam ganja. Zat ini memiliki konstituen paling aktif dan memiliki efek psikologis. Zat inilah yang membuat efek high atau melayang. Biasanya orang menggunakannya dengan cara diisap melalui rokok atau dimasak.
CBD sebaliknya tidak memiliki efek psikoaktif. CBD tidak mengubah keadaan pikiran seseorang ketika menggunakannya. Namun CBD oil membawa manfaat medis yang signifikan pada tubuh.
Karena CBD berasal dari ganja namun tidak membuat efek psikologis, senyawa ini menjadi pilihan yang menarik bagi mereka yang mencari bantuan mengatasi rasa sakit dan gejala lain tanpa efek ganja atau obat-obatan farmasi tertentu yang bisa mengubah kondisi psikis.
Minyak CBD dibuat dengan mengekstraksi CBD dari tanaman ganja, kemudian menghancurkannya dengan carrier oil, seperti minyak kelapa atau minyak biji rami.
Menurut beberapa penelitian, cannabis oil dapat meringankan gejala penyakit, seperti nyeri kronis dan gangguan kecemasan. Berikut adalah manfaat lain dari CBD:
Penelitian mengatakan bahwa CBD dapat menghilangkan kecemasan. Cara kerjanya adalah dengan mengubah cara kerja reseptor otak terhadap serotonin, yaitu hormon yang mengatur suasana hati. Reseptor adalah protein kecil yang melekat pada sel yang dapat menerima pesan kimia dan membantu sel merespons rangsangan yang berbeda.
Studi yang dilakukan oleh National Institute of Health menemukan bahwa dosis CBD sebesar 600mg dapat membantu meringankan kecemasan saat seseorang harus memberikan pidato. CBD mengurangi kecemasan dengan cara:
Penelitian menunjukkan bahwa CBD oil juga dapat menjadi obat epilepsi. Penelitian masih dilakukan di tahap awal dan masih dilakukan untuk lebih memahami penggunaan yang aman. American Epilepsy Society mengatakan bahwa penelitian Cannabidiol menawarkan harapan untuk penderita gangguan kejang.
Efek CBD oil pada reseptor otak juga dapat membantu mengatasi rasa sakit. National Institute of Health juga menemukan bahwa ganja dapat meredakan gejala yang disebabkan oleh:
Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan bahwa CBD bisa digunakan untuk manajemen nyeri atau tidak. Hal ini karena kemungkinan besar CBD berfungsi lebih banyak sebagai anti-inflamasi daripada bertindak melawan rasa sakit.
Manfaat CBD lainnya adalah membantu mengurangi peradangan secara keseluruhan pada tubuh, termasuk peradangan jerawat. Sebuah penelitian dari Journal of Clinical Investigation menemukan bahwa CBD oil mencegah aktivitas di kelenjar sebaceous yang merupakan kelenjar yang bertanggung jawab memproduksi sebum atau minyak.
Namun, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum memulai perawatan jerawat menggunakan CBD oil.
National Cancer Institute mengatakan bahwa CBD dapat membantu meringankan gejala kanker dan efek samping pengobatan kanker. Keunggulan CBD untuk pengobatan kanker adalah kemampuannya untuk meredakan peradangan dan mengubah cara sel bereproduksi. CBD dapat mengurangi kemampuan beberapa jenis sel tumor untuk bereproduksi. Namun masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut karena masih dalam tahap awal.
Efek samping dari cannabis oil biasanya tidak memiliki risiko besar bagi pengguna. Namun, efek samping mungkin bisa terjadi, seperti:
Baca Juga
Diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia untuk memahami berbagai risiko dan efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh CBD oil. Untuk berdiskusi lebih lanjut tentang CBD, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Annisa Nur Indah
Referensi
Artikel Terkait
Berbeda dengan madu lainnya, clover honey berwarna lebih cerah dengan rasa yang lebih ringan. Manfaat clover honey salah satunya adalah dapat melindungi kesehatan otak.
3 Apr 2020
Ada berbagai manfaat daun pegagan (centella asiatica) untuk kesehatan, salah satunya melancarkan sirkulasi darah.
25 Agt 2022
Kurang nutrisi bisa disebabkan oleh tidak terpenuhinya asupan kebutuhan sehari-hari dari makanan. Kenali tanda saat tubuh kekurangan nutrisi di sini.
28 Jul 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved