Catcalling bukan pujian, melainkan bentuk kekerasan verbal yang dilakukan laki-laki tak dikenal terhadap wanita yang dilihatnya di tempat umum. Kenali lebih lanjut seputar pelecehan seksual ini.
5
(4)
27 Apr 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ilustrasi catcalling yang dialami seorang wanita
Table of Content
Anda pernah disebut ‘cantik’ atau ‘seksi’ dan sejenisnya ketika tengah melintas di jalan umum? Jika ya, maka Anda telah mengalami pelecehan seksual berbentuk catcalling.
Advertisement
Catcalling adalah komentar bernada seksual yang dilontarkan oleh laki-laki ke wanita di tempat umum, misalnya jalan raya, pusat perbelanjaan, stasiun, dan lain-lain. Bedanya dengan pelecehan seksual pada umumnya adalah laki-laki dan wanita tidak saling kenal sehingga kerap juga disebut pelecehan asing.
Selain kata-kata berbau seksual, cat calling juga bisa berbentuk siulan, lirikan, kedipan, bahkan memegang area tubuh tertentu. Tujuan catcalling bukanlah ingin melakukan pemerkosaan, namun lebih kepada mencari perhatian dari sang wanita.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Stop Street Harassment, hampir 99 persen responden wanita pernah merasakan pelecehan di jalanan, termasuk catcalling. Pelecehan seksual ini bukan hanya ketika wanita dihujani kata-kata bernada seksis seperti “kamu cantik” atau “kamu seksi”, namun juga beberapa bentuk lainnya, seperti:
Tidak sedikit wanita yang marah ketika menjadi korban catcalling. Namun, banyak juga pria pelaku catcalling yang berdalih bahwa tindakan mereka itu lucu, menggemaskan, dan bertujuan untuk memuji penampilan fisik si wanita.
Padahal, catcalling justru merupakan perbuatan tidak terpuji, menjijikan, dan menghina wanita. Catcalling menjadikan wanita sebagai objek seksual dan terlihat tidak lebih dari seonggok daging yang sedang berjalan tanpa memandang kesetaraan gender.
Fenomena catcalling juga sering dihubungkan dengan gaya berpakaian si wanita yang terbilang terbuka sehingga menantang laki-laki untuk mengomentarinya. Padahal, ada jurnal yang menyebut negara-negara dengan wanita berpakaian tertutup (bahkan menggunakan cadar), seperti Mesir dan Lebanon, juga tidak terhindar dari catcalling.
Dengan kata lain, hubungan antara catcalling dengan stereotype cara berpakaian wanita hanya mengada-ada untuk dijadikan pembenaran otak kotor dalam diri pelaku catcalling tersebut. Apa pun bentuknya, catcalling harus dihentikan karena dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan mental para wanita yang mengalaminya.
Baca Juga
Sayangnya, meski banyak wanita yang tidak nyaman atau bahkan marah ketika mengalami catcalling, mereka cenderung tidak melawan. Sebaliknya, yang dilakukan oleh wanita hanyalah menghindari kemungkinan berulangnya catcalling, misalnya dengan memakai pakaian yang lebih longgar, mengganti rute menuju kantor, atau hanya pura-pura mengacuhkannya.
Padahal jika catcalling terus dialami oleh wanita tersebut, kesehatan mentalnya bisa terganggu dan mengakibatkan munculnya efek buruk, misalnya:
Efek buruk itu akan semakin terasa ketika Anda merasa tidak nyaman dengan catcalling, namun berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Jika Anda terus menghindar dari masalah, maka efek buruk catcalling akan semakin menghantui sehingga membuat Anda terus-menerus menyalahkan diri sendiri atas kesalahan yang dilakukan oleh orang lain.
Sebaliknya, efek buruk pada psikologis wanita itu bisa diminimalisir ketika wanita mengabaikan catcalling yang dilakukan oleh laki-laki tak dikenal. Lebih bagus lagi jika wanita tersebut mau ‘melawan’ pelaku catcalling agar ia tidak melakukan hal yang sama pada Anda atau wanita lainnya.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Apabila teman atau sahabat yang menjadi korban KDRT masih bisa bercerita, selalu siapkan diri menjadi pendengar yang baik. Sebab, sangat mungkin mereka akan merasa kesepian, ketakutan, hingga akhirnya menutup diri.
Revenge porn adalah aksi mengunggah konten porno di internet atas dasar sakit hati. Biasanya ini terjadi pada pasangan yang sudah tidak lagi berhubungan.
Grooming adalah modus pelecehan seksual yang dilakukan dengan cara pendekatan terhadap korbannya. Untuk mencegah praktik keji ini, Anda perlu memantau anak agar tidak berduaan dengan orang asing, menolak bantuan dari orang asing yang mencurigakan, hingga mencari tahu hubungan anak dengan orang asing.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Veranita
Dijawab oleh dr. Rahmita Dewi
Dijawab oleh dr. Pany
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved