Catastrophizing adalah pola pikir yang membuat seseorang merasa bahwa masalah atau situasi yang tengah dihadapi akan berakhir dengan bencana. Cara mengatasinya dapat dengan terapi, konsumsi obat sesuai resep dokter, dan menerapkan mindfulness dalam hidup.
2023-03-26 04:19:08
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Pola pikir catastrophizing akan membuat situasi jauh lebih parah dari yang sebenarnya terjadi
Table of Content
Saat berhadapan dengan situasi sulit, banyak orang yang sering dihantui dengan pikiran-pikiran negatif. Pikiran negatif tersebut kemudian membuat mereka merasa akan mengalami hal buruk, yang sebenarnya belum tentu terjadi. Jika Anda salah satu orang yang punya pemikiran serupa, kondisi ini dikenal dengan sebutan catastrophizing.
Advertisement
Sebagai contoh, saat ditinggalkan oleh pasangan yang sangat dicintai, beberapa orang berpikir bahwa hidup mereka tidak akan seindah sebelumnya. Padahal, bisa saja setelah hubungan itu selesai, hidup mereka malah akan jauh lebih baik lagi.
Apabila dibiarkan begitu saja, pola pikir negatif tersebut dapat mengakibatkan depresi.
Catastrophizing adalah pola pikir yang membuat seseorang berpikir bahwa masalah atau situasi yang tengah dihadapi akan berakhir dengan bencana. Kondisi ini membuat situasi menjadi jauh lebih parah, buruk, atau mengerikan daripada yang sebenarnya terjadi.
Beberapa contoh catastrophizing yang sering terjadi dalam kehidupan nyata, antara lain:
Pola pikir negatif ini dapat menyebabkan depresi apabila dalam waktu yang berkepanjangan. Maka dari itu, kondisi ini perlu segera mendapat penanganan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Hingga kini, penyebab catastrophizing belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat berkontribusi pada berkembangnya pola pikir ini, di antaranya:
Ketidakjelasan atau ambiguitas bisa memicu munculnya pola pikir ini. Misalnya, kebanyakan orang umumnya akan mulai berpikiran negatif saat mendapatkan pesan dari pasangan yang berbunyi “Kita perlu bicara”.
Maksud dari pesan yang samar-sama tersebut bisa saja positif. Namun, ketidakjelasan yang ada membuat kebanyakan orang berpikiran negatif ketika mendapatkan pesan tersebut.
Hubungan dan situasi yang mempunyai nilai tinggi berpotensi menimbulkan pola pikir negatif dalam diri seseorang. Ketika seseorang kehilangan sesuatu yang sangat berarti bagi dirinya, mereka akan merasa bahwa kehidupan akan sulit untuk dijalani setelahnya.
Sebagai contoh, saat melamar kerja di sebuah perusahaan yang sudah diidam-idamkan sejak masih sekolah, seseorang mungkin mulai membayangkan kekecewaaan, kecemasan, serta depresi yang akan dialami jika tidak mendapatkan pekerjaan tersebut. Pikiran-pikiran negatif tersebut merupakan bentuk catastrophizing.
Ketakutan yang tak rasional berperan besar dalam berkembangnya pola pikir catastrophizing. Sebagai contoh, rasa takut ditinggalkan oleh pasangan dapat membuat seseorang berpikiran bahwa hidup mereka akan hancur dan tidak berarti jika situasi tersebut benar-benar terjadi.
Dalam penelitian berjudul “Association of Catastrophizing and Fatigue: A Systematic Review”, ditemukan keterkaitan antara kelelahan dan catastrophizing. Pikiran ini bisa menjadi prediktor bagaimana lelahnya perasaan mereka. Meski begitu, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan terkait hal ini.
Baca Juga
Beragam tindakan dapat dilakukan untuk mengatasi munculnya pikiran negatif ini. Sejumlah tindak penanganan yang bisa dijadikan pilihan mulai dari terapi, konsumsi obat sesuai resep dokter, hingga menerapkan mindfulness dalam hidup.
Berikut ini sejumlah cara mengatasi catastrophizing:
Terapi perilaku kognitif disebut efektif untuk mengatasi catastrophizing. Dalam terapi ini, Anda akan diajak mengubah ketakutan serta pola pikir negatif terhadap situasi tertentu menjadi lebih rasional.
Sebuah penelitian berjudul “Effects of Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) on brain connectivity supporting catastrophizing in fibromyalgia” mengatakan, terapi ini bisa membantu mengatasi catastrophizing pada penderita fibromyalgia. Selain itu, CBT membantu mengelola rasa sakit mereka dengan lebih baik.
Anda dapat mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti antidepresan jika catastrophizing yang dialami berkaitan dengan kondisi lain (contohnya depresi). Namun, konsumsi obat tersebut haruslah sesuai dengan resep dokter.
Menerapkan mindfulness dalam hidup bisa membantu mengatasi catastrophizing. Cara ini dapat membantu Anda dalam mengenali pikiran mana yang tidak rasional sekaligus mengendalikannya.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Malaise adalah perasaan tidak nyaman, pegal-pegal, dan lelah tanpa sebab yang jelas. Apabila berkelanjutan, keluhan ini perlu diperiksa untuk mencegah gejala penyakit kronis.
Undang-undang body shaming diterapkan dengan ancaman kurungan penjara maupun denda bagi para pelakunya. Regulasi tersebut diberlakukan, mengingat dampak buruk perundungan tersebut bagi para korbannya.
Umumnya, depresi dikaitkan dengan rasa sedih, murung, dan tak produktif. Namun, pada orang yang mengalami high-functioning depression, ia masih bisa bekerja meski depresi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved