Carolina Reaper adalah cabai terpedas di seluruh dunia berdasarkan Scoville Heat Unit. Di balik rasa pedasnya yang luar biasa, cabai ini bisa menyebabkan masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan hingga masalah pembuluh darah.
19 Nov 2020
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Carolina Reaper adalah cabai terpedas di dunia
Table of Content
Carolina reaper adalah jenis cabai hibrida dari Amerika Serikat yang kini tengah naik daun. Popularitas cabai ini meningkat setelah dinobatkan sebagai cabai terpedas di dunia. Penemunya, Ed Currie, menghasilkan Carolina Reaper dengan mengawinkan 9 jenis cabai dari Asia dan 1 cabai dari Karibia.
Advertisement
Tingkat kepedasan paprika atau cabai dapat dihitung berdasarkan skala Scoville Heat Unit (SHU) yang menghitung kadar capcaisin untuk memastikan tingkat kepedasannya. Carolina Reaper memiliki tingkat kepedasan yang sangat tinggi, tepatnya di angka 1,4 juta - 2,2 juta SHU.
Untuk membayangkan seberapa pedasnya, perbandingan ini bisa jadi gambaran bagi Anda. Paprika yang biasa Anda temukan sebagai topping pizza (bell pepper) hanya memiliki tingkat kepedasan 0 SHU karena tidak memiliki capcaisin. Sementara itu, cabai merah besar hanya berada di kisaran 5.000 – 30.000 SHU dan cabai keriting di kisaran 85.000 – 115.000 SHU.
Saking pedasnya Carolina Reaper, Anda bahkan harus menggunakan sarung tangan untuk menyentuh dagingnya. Anda tidak disarankan untuk menyentuh Carolina Reaper dengan tangan kosong karena dapat menyebabkan luka bakar pada permukaan kulit.
Boleh, banyak orang telah mengonsumsi Carolina Reaper. Saat ini, rekor dunia untuk mengonsumsi Carolina Reaper terbanyak dipegang oleh Greg Foster yang mampu memakan hingga 44 buah (120 gram) dalam satu menit. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua orang dapat mengonsumsi cabai ini karena tingkat kepedasannya yang luar biasa.
Selain dimakan langsung, Carolina Reaper juga dapat digunakan sebagai bumbu masakan, dibuat saus atau puree, hingga dikeringkan untuk dijadikan cabai bubuk.
Konsumsi makanan pedas seperti Carolina Reaper memiliki efek samping yang bisa berbahaya bagi kesehatan. Jadi, sebaiknya Anda berhati-hati jika ingin mengonsumsinya. Apalagi jika Anda memiliki gangguan kesehatan sebelumnya, khususnya yang berkaitan dengan gangguan pencernaan.
Setelah mengonsumsi makanan pedas, Anda akan merasakan mulut seperti terbakar atau tersengat. Rasa terbakar ini dikarenakan zat capsaisin menempel pada indra pengecap yang akan mengukur suhu cabai tersebut, lalu mengirimkan sinyal dari sensasi terbakar pada otak.
Kondisi ini bisa jauh lebih parah saat Anda mengonsumsi Carolina Reaper yang tingkat capsaisinnya sangat tinggi dapat mengiritasi kerongkongan. Rasa terbakar di mulut juga mungkin disertai dengan pembengkakan area mulut, keluarnya keringat, ingus, dan air mata.
Saat mengonsumsi makanan pedas, otak akan menerima sinyal rasa pedas sebagai rasa ‘sakit’. Tubuh pun akan bereaksi seakan-akan Anda tengah mengonsumsi sesuatu yang beracun.
Mengonsumsi makanan pedas seperti Carolina Reaper dapat menyebabkan efek samping berupa gangguan pencernaan, seperti:
Apabila Anda mengonsumsi Carolina Reaper dalam keadaan perut kosong, Anda juga dapat mengalami kram perut yang menyakitkan.
Muntah setelah mengonsumsi cabe pedas seperti Carolina Reaper bahkan dapat menyebabkan kerongkongan terluka. Hal ini bukan dikarenakan cabai yang dimakan, melainkan karena asam lambung yang naik dan melukai kerongkongan.
Ada pula kasus di mana seorang pria mengalami kerongkongan berlubang setelah konsumsi puree cabai yang sangat pedas. Namun, berlubangnya kerongkongan bukan dikarenakan oleh cabai yang dikonsumsi, melainkan akibat ia muntah-muntah parah. Kontraksi hebat saat sedang muntah menyebabkan kerongkongan dapat terluka dan berlubang.
Pada tahun 2018 silam, The Guardian melaporkan seorang pria mengalami berbagai gangguan kesehatan setelah berpartisipasi dalam kontes makan Carolina Reaper. Awalnya ia mengalami mual dan rasa nyeri di leher yang kemudian menjadi thunderclap headache. Thunderclap headache adalah sakit kepala mendadak yang terasa sangat parah dan memuncak dalam beberapa menit.
Hasil CT scan menunjukkan bahwa pria tersebut mengalami reversible cerebral vasoconstriction syndrome (RCVS), yakni penyempitan beberapa pembuluh arteri di otak. Untungnya, kondisi pasien kembali normal dalam 5 minggu. Pada kasus yang jarang terjadi, RCVS dapat menyebabkan stroke.
Jika Anda berminat untuk mengonsumsi Carolina Reaper, sebaiknya lakukan dalam kondisi prima dan pastikan Anda tidak memiliki gangguan pencernaan yang bisa berbahaya bagi kesehatan. Jangan pula mengonsumsinya secara berlebihan untuk menghindari dampak-dampak buruk yang bisa terjadi.
Jika Anda punya pertanyaan seputar dampak makanan pedas bagi kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Sistem pencernaan setiap orang berbeda-beda begitu juga frekuensi buang air besar. Sebenarnya BAB normal berapa kali dalam sehari? Wajarkah bila BAB lebih dari satu kali sehari?
Terdapat beberapa efek samping buah pepaya jika dikonsumsi berlebihan, mulai dari gangguan pencernaan, masalah kesuburan, dan risiko bahaya bagi ibu hamil. Selain efek sampingnya, buah pepaya juga mengantongi peringatan lain, yaitu risiko alergi akibat kandungan lateksnya.
Pemilihan cara menghilangkan mual harus disesuaikan dengan penyebabnya. Cara mengatasi mual di rumah antara lain dengan konsumsi jahe dan lemon.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved