Sangatlah wajar jika orang yang menderita penyakit parah bahkan dalam kondisi kritis merasa sangat sedih. Bahkan, rasa sedih ini bisa berkembang menjadi depresi. Cara menghadapi kematian dapat meringkankan beban pikiran tersebut.
6 Nov 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Menghadapi penyakit kronis dapat membuat seseorang putus asa
Table of Content
Ada konsep yang berbeda di benak setiap orang menghadapi kematian, utamanya setelah didiagnosis menderita penyakit cukup parah. Banyak yang tak siap dan mengalami fase denial, ada yang melakukan segala upaya demi sembuh, tapi tak jarang ada yang dapat menerima kenyataan dengan lapang dada.
Advertisement
Sangatlah wajar jika orang yang menderita penyakit parah bahkan dalam kondisi kritis merasa sangat sedih. Bahkan, rasa sedih ini bisa berkembang menjadi depresi. Menurut penelitian dari Baylor University Medical Center, 77% bisa mengalami depresi.
Ketika menderita penyakit parah bahkan dinyatakan kritis, akan muncul rasa seakan tak bisa berbuat apa-apa. Kemampuan motorik maupun kognitif yang menurun membuat pasien merasa tak punya kendali atas hidupnya.
Belum lagi jika gejala menjadi semakin parah dan tak nyaman, maka risiko depresi juga kian nyata. Faktor risiko lain yang memicu terjadinya depresi adalah:
Tidak ada aturan pasti bagaimana seseorang harus bereaksi ketika dinyatakan kritis. Respons yang masih dianggap wajar adalah merasa tidak percaya, panik, cemas, marah, frustrasi, kesepian, denial, dan juga damai menerima kenyataan.
Seseorang dikatakan depresi apabila merasa sedih selama dua minggu berturut-turut hingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Tak hanya itu, depresi juga disertai dengan sulit tidur, tidak nafsu makan, hingga bermasalah saat harus mengambil keputusan.
Namun, tidak semua orang mengalami depresi ketika dinyatakan sakit parah. Jika sudah tahu bagaimana cara mengatasinya, maka kualitas hidup pasien pun akan menjadi lebih baik.
Beberapa cara belajar ikhlas menerima kenyataan bisa dilakukan dengan:
Tak usah ragu meminta bantuan orang lain saat kemampuan diri sendiri semakin terbatas akibat sakit yang diderita. Hal-hal sederhana seperti menemani kontrol ke dokter atau belanja bahan makanan akan dipenuhi orang terdekat dengan senang hati.
Buang jauh-jauh pikiran bahwa meminta bantuan akan merepotkan orang lain. Justru, momentum ini dapat mendekatkan orang-orang di sekitar dengan saling mengulurkan bantuan.
Jadi, membuka diri kepada perhatian dan kepedulian orang lain adalah salah satu menerima kenyataan saat dinyatakan sakit. Bisa jadi, hidup akan terasa jauh lebih indah dengan melimpahnya empati di sekitar.
Didiagnosis menderita penyakit parah bisa berarti mengubah seluruh rencana untuk masa depan. Semuanya serba tak pasti. Namun, coba ubah perspektif dengan melihat segalanya lewat sudut pandang positif. Dengan cara ini, ketidakpastian justru bisa dinikmati sebagai hal yang mengejutkan dan menyenangkan.
Ketika situasi menjadi serba tak pasti, berbagai skenario terburuk akan muncul di pikiran. Contohnya keterbatasan fisik membuat mustahil menjalankan hobi seperti sedia kala. Siasati skenario terburuk ini dengan membayangkan alternatif untuk mengatasinya. Kemudian, bayangkan pula apa dampak positif dari alternatif yang dilakukan.
Cara ini akan membantu keluar dari jebakan situasi yang melemahkan. Ketimbang fokus pada keterbatasan, menyiasati skenario terbaik membantu mengalihkannya. Di situlah Anda tetap bisa merasa memegang kendali.
Setelah didiagnosis menderita penyakit parah, seseorang akan mencurahkan energinya pada hal yang benar-benar bermakna. Perubahan sudut pandang ini membantu pikiran menjadi lebih tenang. Hadiahi diri sendiri dengan momen-momen untuk meditasi, menulis jurnal, atau berbicara dengan orang terdekat tentang apa saja.
Apapun perasaan dan emosi yang muncul ketika sedang menghadapi kematian akibat penyakit parah, itu sah-sah saja. Jika emosi terasa begitu intens, validasi dengan merasakannya dengan jujur. Proses emosi itu dengan cara yang disuka seperti menulis jurnal, mendengarkan lagu, atau bercerita dengan orang lain dengan kondisi serupa.
Ketika validasi perasaan berhasil dilakukan, dengan sendirinya emosi ini akan mereda. Seseorang pun akan merasa lebih damai sekaligus menjadi diri sendiri.
Segala jenis kesedihan yang muncul karena harus menghadapi penyakit yang cukup parah tetap harus diseimbangkan. Validasi perasaan itu penting, namun jangan berlarut-larut. Separah apapun sakit yang diderita, pasien tetap berhak bersenang-senang dengan cara yang disukainya.
Mulai dari menonton serial komedi, memasak, melukis, bermain game, berkebun, jalan-jalan, dan banyak lagi. Membuat diri terbiasa dengan penyeimbangan ini memang perlu waktu. Namun, hasilnya sepadan dengan upaya yang dilakukan.
Tak ada yang menyebut situasi bagi pasien penyakit yang cukup parah adalah hal yang mudah. Namun, coba latih menertawakan situasi dengan menggeser sudut pandang yang selama ini ada.
Menertawakan situasi akan menjadi cara belajar ikhlas menerima kenyataan secara kreatif. Tak hanya itu, melihat sisi humor dari sebuah situasi akan membantu lebih mengenal diri sendiri.
Baca Juga
Seseorang yang harus melalui masa-masa sulit akibat menderita penyakit parah memiliki superpower. Tidak semua orang bisa menerima kenyataan dengan lapang dada. Jika Anda membaca artikel ini karena sedang menghadapi situasi sulit, yakinlah bisa menghadapinya dengan luar biasa.
Tidak ada yang pasti di dunia ini, termasuk kapan seseorang akan meninggalkan dunia. Sembari menunggu waktunya tiba, beberapa cara di atas dapat membantu lebih terhubung dengan diri sendiri.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang risiko depresi akibat terminal illness sekaligus cara mencegahnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Hipertrofi konka adalah membesarnya kelenjar limfa hidung yang seharusnya berperan dalam melawan infeksi hingga menangkap partikel asing. Dalam kondisi bengkak, kelenjar ini bisa menutup saluran pernapasan.
Dengan banyaknya persepsi salah mengenai depresi di media sosial atau platform lainnya, menunjukkan bahwa banyak orang tidak tahu apa itu depresi dan bagaimana rasanya depresi. Pemahaman tentang depresi sebaiknya dipelajari sebelum membantu penderita depresi, agar tidak semakin memperburuk gejala mereka.
Kepercayaan yang selama ini berakar kuat adalah bahwa mustahil kepribadian dapat diubah. Faktanya psikolog modern juga menganggap kepribadian sebagai hal yang pasti.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved