Nebulizer adalah alat yang mampu mengubah obat cair menjadi uap agar lebih mudah terhirup dan tepat sasaran. Cara pakai nebulizer untuk anak dan bayi yang tepat bisa membantu penyerapan obat dengan efisien. Salah satu caranya, pilihlah saat dia mulai mengantuk agar tidak terlalu rewel.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
3 Sep 2021
Nebulizer untuk anak berguna untuk mengatasi masalah pernapasan seperti batuk dan sesak napas
Table of Content
Pilek dan batuk adalah masalah pernapasan yang sering terjadi pada anak-anak. Tak jarang, kondisi ini membuat bayi rewel karena susah bernapas.
Advertisement
Alih-alih memberikan obat minum yang lebih sulit, nebulizer untuk bayi bisa jadi solusi melancarkan pernapasan anak.
Simak ulasan lebih lanjut seputar penggunaan nebulizer untuk bayi dan anak berikut ini.
Baca Juga
Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengubah cairan menjadi uap.
Dalam hal ini, obat dalam bentuk cairan akan diubah menjadi uap sehingga lebih mudah dihirup melalui corong atau masker yang terpasang ke alat.
Dengan begitu, obat lebih mudah masuk ke paru-paru untuk memperlancar pernapasan.
Nebulizer untuk anak bisa digunakan untuk pengobatan masalah pernapasan, baik dalam jangka panjang maupun pendek.
Dokter mungkin saja memberikan beberapa obat sekaligus dalam satu kali pengobatan. Beberapa obat nebulizer untuk anak yang sering digunakan, antara lain:
Berdasarkan American Association for Respiratory Care, nebulizer merupakan salah satu terapi aerosol untuk membantu mengatasi dan mengendalikan penyakit pernapasan kronis.
Penggunaannya tidak terbatas pada anak-anak saja, tapi juga orang dewasa. Nebulizer untuk bayi, anak-anak, dan orang dewasa sebenarnya serupa. Namun, ukurannya biasanya berbeda.
Anda bisa mendapatkan nebulizer di apotek. Nantinya, dokter akan meresepkan obat yang sesuai dengan kondisi bayi untuk selanjutnya diberikan melalui nebulizer.
Baca Juga
Salah satu tantangan memasangkan nebulizer untuk bayi atau anak Anda adalah kemungkinan mereka rewel.
Biasanya, terapi ini dilakukan di rumah sakit. Namun, untuk anak yang memiliki riwayat penyakit pernapasan kronis, seperti asma, orang tua bisa melakukannya sendiri di rumah.
Untuk terapi uap bayi secara mandiri di rumah, Anda perlu mengetahui cara pakai nebulizer yang tepat untuk anak.
Pasalnya, cara pakai yang tepat bisa membuat obat lebih terserap dengan maksimal.
Berikut ini cara pakai nebulizer anak yang bisa Anda praktikkan di rumah:
Tidak ada perbedaan penggunaan nebulizer untuk bayi, anak, ataupun dewasa. Namun, dosis nebulizer pada anak bisa berbeda sesuai umurnya. Oleh karena itu, Anda perlu berkonsultasi pada dokter sebelum menggunakannya.
Nebulizer memudahkan bayi dan anak minum obat sambil bernapas normal tanpa harus diberikan lewat oral. Pada anak di atas 6 tahun, penggunaan corong langsung ke mulut mungkin bisa digunakan sebagai pengganti masker.
Dokter mungkin menyarankan penggunaan nebulizer untuk anak ketika mengalami beberapa kondisi berikut:
Gejala-gejala di atas biasanya disebabkan oleh penyakit pernapasan yang menyerang anak, antara lain:
Baca Juga
Bayi atau anak mungkin menolak penggunaan masker nebulizer di wajah mereka. Beberapa hal berikut ini perlu Anda perhatikan agar proses penguapan dengan nebulizer untuk bayi berjalan efektif dan efisien:
Nebulizer anak bisa menjadi solusi praktis dan aman bagi Anda untuk mengatasi gangguan pernapasan pada bayi.
Namun, tidak semua obat bisa digunakan untuk nebulizer anak. Konsultasikan dengan dokter terkait jenis obat dan dosis yang tepat untuk Anak Anda.
Perawatan alat nebulizer yang tepat juga bisa membuatnya tetap steril, sehingga menghindari kontaminasi bakteri yang justru bisa menimbulkan alergi bagi bayi.
Jika masih ada pertanyaan terkait penggunaan nebulizer anak, Anda juga bisa berkonsultasi secara online menggunakan fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Ditulis oleh Yanita Nur Indah Sari
Referensi
Artikel Terkait
Merasa khawatir di saat tangan dan kaki bayi dingin sangatlah wajar. Namun ketahuilah, tidak selamanya kondisi ini disebabkan oleh penyakit. Sebab, sirkulasi darah dan tingkat keaktifan Si Kecil juga bisa menyebabkannya.
24 Des 2020
Refleks Moro adalah penyebab anak sering kaget saat tidur. Perlahan-lahah refleks ini akan hilang ketika anak menginjak usia 6 bulan.
13 Sep 2023
Milk blister sering dirasakan oleh para ibu yang sedang menyusui. Keberadaannya, membuat proses menyusui menjadi sakit, apalagi kalau Si Kecil suka menarik atau menggigit puting. Maka dari itu, kenali berbagai cara mencegah milk blister ini.
20 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved