Menolong orang lain bisa membuat diri merasa lebih bermanfaat dan bahagia. Karena itu penting juga untuk mengajarkannya sejak dini pada anak.
5
(3)
11 Jan 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Mengajari anak berbuat baik pada orang lain akan meningkatkan rasa percaya dirinya
Table of Content
Sikap altruisme atau mementingkan orang lain sangat erat kaitannya dengan berbuat baik. Pada dasarnya, jawaban mengapa kita perlu menolong orang lain adalah karena bisa membuat diri merasa lebih bermanfaat dan bahagia. Bukan hanya bagi orang dewasa, hal yang sama berlaku untuk anak-anak.
Advertisement
Bahkan menariknya, kebiasaan mengulurkan tangan pada yang membutuhkan ini juga dapat meningkatkan kepercayaan diri anak. Itulah keajaiban altruisme, mengajarkan anak nilai mulia di balik membantu sesama.
Gemar menolong bukan berarti selalu mengorbankan kepentingan diri sendiri. Justru sebaliknya, menolong akan memberikan manfaat pada orang yang melakukannya, dengan cara seperti:
Ini mutlak dan tidak terbantahkan. Menolong orang lain membuat seseorang merasa lebih bahagia terhadap dirinya sendiri. Bandingkan dengan tendensi narsistik yang menjadi akar terjadinya depresi dan cemas berlebih. Dengan membantu orang lain, cangkang keras merasa diri adalah pusat dari segala hal akan melunak.
Sebagai makhluk sosial, manusia perlu merasa terhubung dengan orang-orang di sekitarnya. Tindakan membantu sesama bisa memunculkan rasa ini. Bahkan menurut peneliti di Harvard, orang cenderung lebih memprioritaskan hadiah untuk orang lain ketimbang untuk dirinya sendiri.
Alasannya karena memberi hadiah yang bagus untuk orang lain membuat dirinya senang. Rasa bahagia yang muncul lebih tinggi. Ketika orang bisa berbuat dermawan, maka akan muncul rasa terkoneksi yang sehat.
Saat menolong orang lain, jati diri menjadi semakin kuat. Ini selaras dengan menguatnya kepercayaan diri. Tentunya, cara pandang terhadap diri sendiri pun lebih positif.
Itulah mengapa benar jika menolong orang lain justru menguntungkan orang yang memberi bantuan, bukan sebaliknya. Orang yang berkapasitas mengulurkan tangan untuk sesama ini justru bisa semakin mengenal dirinya sendiri.
Ketika bisa membantu orang lain, wajar jika seorang individu merasa hidupnya lebih bermakna. Ada tujuan yang dikejar, bukannya hanya hidup tak tentu arah. Inilah lagi-lagi yang menjadi keajaiban dari menolong orang lain.
Baca Juga
Mengingat ada banyak sekali manfaat dari menolong orang lain, lalu bagaimana cara mendidik anak agar melakukannya sejak dini?
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mengajarkan kepada anak-anak apa itu kebaikan. Buat mereka kenal dan akrab dengan konsep empati, yaitu intuisi untuk memahami apa yang dirasakan orang lain.
Tentu ini tak mudah karena anak-anak cenderung masih fokus kepada dirinya sendiri. Namun, secara bertahap orangtua bisa membantu anak memikirkan orang lain dengan menggunakan kata “kami” sehingga mereka tak hanya fokus kepada diri sendiri.
Selain itu, anak yang berusia 3-5 tahun sudah bisa mulai mencerna diskusi sederhana tentang kebaikan. Sampaikan bahwa cara memperlakukan orang lain harus sama seperti harapan bagaimana orang memperlakukan kita.
Cara mudah membiasakan anak berbuat kebaikan bisa dengan mengasah mereka berpikir kritis. Contohnya, ketika melihat kakaknya lelah sepulang sekolah, tanyakan apa yang sebaiknya kita lakukan? Apabila anak masih menjawab seputar dirinya, coba arahkan untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kakaknya, seperti membawakan makanan favorit si kakak.
Coba praktikkan hal ini pada segala situasi untuk melatih mereka memikirkan orang lain. Secara perlahan, anak akan terbiasa dengan konsep memikirkan orang lain serta tak segan untuk memberikan bantuan.
Orangtua juga bisa mengajak anak berimajinasi secara aktif. Dalam konteks membuat mereka mengerti makna menolong orang lain, coba imajinasikan apabila mereka berada di posisi orang lain alias pretend play.
Cara semacam ini sangat efektif untuk mengajarkan empati sejak usia dini. Mirip seperti mengajak berpikir kritis, tanyakan kepada anak bagaimana atau apa yang harus dilakukan ketika berada di situasi tertentu? Kemudian, arahkan beberapa pilihan jawaban yang sarat empati.
Anak adalah peniru ulung. Jadi, jangan berharap mereka bisa tergerak membantu orang lain jika tidak pernah melihat orangtuanya melakukan hal serupa. Untuk itu, tunjukkan di depan mereka bagaimana interaksi sosial dengan memasukkan kebaikan.
Hal-halnya tak perlu luar biasa. Gerakan sederhana seperti mengucap terima kasih atau maaf saja sudah bisa mengajarkan nilai yang sangat baik pada si kecil. Lambat laun, ajak anak bertindak lebih dengan cara menjenguk orang sakit, berdonasi, mengirim makanan kepada tetangga yang sendirian, dan sebagainya.
Meski membuat perasaan menjadi bahagia, berbuat baik bukan hal yang gampang. Terkadang anak tidak tergerak untuk berbuat baik, tapi itu bukan berarti mereka bukan orang baik. Tanamkan hal ini kepada mereka.
Selain itu, jangan pernah membandingkan anak dengan temannya yang mungkin lebih dulu menunjukkan sikap baik hati. Tetap bimbing anak untuk bisa memahami perasaan orang lain serta berbuat baik selagi bisa.
Baca Juga
Anak-anak mungkin terlihat polos dengan segala celoteh dan tingkah mereka, namun di balik itu mereka adalah super human. Mereka adalah jiwa-jiwa murni yang bisa mengerti apa itu baik dan buruk tanpa diberi bumbu tendensi apapun.
Artinya, menjadi tugas orangtua atau orang dewasa terdekat untuk memandunya menjadi sosok yang baik serta penuh empati.
Jika Anda ingin tahu lebih lanjut seputar manfaat berbuat baik terhadap kesehatan mental, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Cara mengungkapkan perasaan kepada gebetan atau pasangan memang tidak mudah. Daripada dipendam dalam hati, simak cara mengungkapkan perasaan yang tepat dan sehat ini.
Supaya proses belajar mengenal warna pada anak menjadi lebih efektif, terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan orangtua, seperti bermain dengan makanan, jangan takut berantakan, hingga bereksperimen di rumah.
Buku kesehatan ibu dan anak edisi 2020 memiliki beberapa lembar baru, seperti lembar pelayanan dokter dan penjelasan mengenai depresi pascamelahirkan. Apa saja kegunaannya?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh Tim Dokter Sehatq
Dijawab oleh Tim Dokter Sehatq
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved