logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Parenting

9 Cara Menjadi Ibu Mertua yang Baik, Ini Rahasia Hubungan Harmonis dengan Menantu

open-summary

Secara alami, hubungan ibu mertua dengan perempuan rentan mengalami gesekan karena ada kompetisi alami. Saat anak laki-lakinya menikah, ibu bukan lagi menjadi sosok ibu terpenting bagi anaknya. Namun ada cara agar jadi mertua yang baik.


close-summary

2023-03-30 00:23:26

| Azelia Trifiana

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Hubungan antara mertua dan mantu yang baik bukanlah mitos

Hubungan antara mertua dan mantu yang baik bukanlah mitos

Table of Content

  • Belajar menjadi ibu mertua yang baik
  • Catatan dari SehatQ

Polemik seputar rumah tangga bukan hanya terpusat antara suami dan istri saja. Terkadang, memiliki ibu mertua yang baik menjadi impian banyak orang. Bahkan, stereotype tentang kondisi kurang akur dengan mertua ini sudah ada sejak puluhan tahun silam.

Advertisement

Siapapun bisa saja kelak akan menjadi mertua. Atau, bahkan sedang menjalaninya saat ini. Apabila berhasil membangun hubungan positif dengan menantu, akan berdampak pada hubungan baik keluarga besar pula.

Belajar menjadi ibu mertua yang baik

Secara alami, hubungan ibu mertua dengan perempuan rentan mengalami gesekan karena ada kompetisi alami. Saat anak laki-lakinya menikah, ibu bukan lagi menjadi sosok ibu terpenting bagi anaknya.

Lebih jauh lagi, peran baru ini bisa menimbulkan kompetisi dan konflik, bahkan tanpa disadari oleh salah satu pihak. Bentuknya beragam mulai dari kritik hingga tanpa sadar ikut campur terlalu jauh.

Demi menghindari konflik antara ibu mertua dan menantu, beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:

1. Bersikap positif

Ketimbang selalu memberikan kritik, lakukan yang sebaliknya. Berikan dukungan dan semangat pada setiap keputusan mereka. Ini berlaku pula untuk interaksi dengan menantu.

Ketika ada hal yang ingin dikritisi, sebisa mungkin tahan diri. Sangat besar kemungkinan terjadi salah tafsir di antara keduanya. Bahkan, kesalahpahaman ini bisa terjadi meski bukan lewat ucapan atau verbal.

Contohnya ketika orangtua membantu membersihkan rumah menantunya secara sukarela, hal yang ditangkap bisa jadi sebaliknya. Anak dan menantu bisa merasa mereka dianggap kurang piawai mengurus rumah.

2. Tidak memberi nasihat tanpa diminta

Ibu mertua yang baik juga sebaiknya tidak memberi nasihat tanpa diminta. Sangat wajar jika orangtua merasa memiliki berbagai ide untuk menantu. Namun, akan lebih baik menahan diri untuk tidak menyampaikannya kecuali diminta.

Garis bawahi hal ini terutama pada situasi seputar pola asuh anak. Apabila tidak ditanya oleh anak, sebaiknya jangan ikut campur terlalu jauh memberikan saran kepada mereka.

3. Tidak memberi kado berlebihan

Niat baik bisa saja dianggap salah atau memicu kesalahpahaman, termasuk memberikan kado. Aturan umumnya adalah ibu mertua sebaiknya menghindari memberi hadiah atau kado seputar perbaikan dan pengembangan diri.

Alasannya, ada risiko menantu menganggap mertuanya merasa dia kurang banyak belajar dan perlu perbaikan diri.

4. Tidak menyindir

Apapun perilaku atau tindakan menantu yang dirasa kurang cocok dengan Anda, tak perlu memberikan sindiran. Biasanya, sindiran ini berbentuk pujian namun disampaikan dengan intonasi atau kalimat lanjutan yang justru bertolak belakang.

5. Komunikasi

Petakan bagaimana komunikasi Anda dengan anak serta menantu. Apakah sudah sehat? Apabila belum terlalu dekat, bisa dimulai dengan bertanya secara personal kepada anak kandung terlebih dahulu.

Komunikasi yang lancar antara ibu mertua dan menantu memang tidak bisa mencair hanya dalam semalam. Perlu waktu untuk membangun ikatan dan kedekatan satu sama lain.

6. Terima apa adanya

Bagaimana pun sikap menantu, dia adalah sosok yang dipilih anak Anda sebagai pendamping hidupnya. Mertua pun sudah memberikan restu ketika mereka mengikat janji di jenjang pernikahan. Artinya, tugas mertua adalah menerima mereka apa adanya, termasuk yang dirasa kurang cocok dengan prinsip Anda.

7. Tidak meminta anak memilih

Ketika peran sebagai ibu harus bergeser karena anak sudah memiliki pasangan, ingat bahwa ini bukan kompetisi. Jangan tempatkan anak di posisi sulit seperti memilih antara ibu atau pasangannya. Bahkan, jangan pernah melontarkan kalimat semacam itu meski hanya dalam konteks bercanda.

8. Tawarkan bantuan nyata

Apabila ingin menawarkan bantuan, komunikasikan dengan gamblang. Sebagai contoh, tawarkan untuk menjaga anak agar menantu bisa beristirahat sejenak atau sekadar pergi keluar meski hanya 1-2 jam. Ini bisa menjadi cara untuk mencairkan suasana serta membangun respek satu sama lain.

9. Hargai keputusan anak dan pasangan

Apapun keputusan anak, hormati itu. Jangan fokus pada hal negatif yang justru menjebak Anda menjadi rentan sakit hati. Pahami betul bahwa mertua tidak harus selalu ikut pada setiap kegiatan anak dan pasangannya. Mereka berhak punya privasi dan keputusan sendiri.

Begitu pula halnya bagi mertua yang tinggal satu kota dengan anak dan menantu. Jangan menuntut mereka untuk selalu datang berkunjung setiap akhir pekan. Siapa tahu, mereka punya urusan yang lebih penting atau sekadar ingin beristirahat setelah bekerja seminggu penuh.

Kuncinya adalah jangan fokus pada perubahan hubungan dengan anak serta sibuk membandingkan sebelum dan sesudah menikah. Upayakan semaksimal mungkin agar proses adaptasi terhadap hubungan baru ini berjalan mulus.

Terima dan bersikaplah sebagaimana ke anak kandung Anda. Dengan demikian, hubungan dengan menantu pun akan berjalan baik. Perlakukan anak sebagaimana Anda ingin diperlakukan, maka hubungan pun akan berlangsung harmonis.

Baca Juga

  • Bagaimana Cara Menghitung Kebutuhan Cairan?
  • 13 Fakta Anak Ketiga dan Sifatnya yang Unik dan Menarik
  • Mengenal Fungsi Triase Pada Rumah Sakit, Seperti Apa?

Catatan dari SehatQ

Memang bukan perkara mudah untuk menjadi ibu mertua yang baik. Risiko terjadinya gesekan selalu ada. Namun, selama didasari niat merangkul menantu tanpa menggurui, akan muncul ikatan yang positif.

Untuk berdiskusi lebih lanjut tentang pengaruh hubungan baik dengan keluarga terhadap kesehatan mental, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

tips parentinggaya parentingpola hidup sehat

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved