Secara alami, hubungan ibu mertua dengan perempuan rentan mengalami gesekan karena ada kompetisi alami. Saat anak laki-lakinya menikah, ibu bukan lagi menjadi sosok ibu terpenting bagi anaknya. Namun ada cara agar jadi mertua yang baik.
2023-03-30 00:23:26
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Hubungan antara mertua dan mantu yang baik bukanlah mitos
Table of Content
Polemik seputar rumah tangga bukan hanya terpusat antara suami dan istri saja. Terkadang, memiliki ibu mertua yang baik menjadi impian banyak orang. Bahkan, stereotype tentang kondisi kurang akur dengan mertua ini sudah ada sejak puluhan tahun silam.
Advertisement
Siapapun bisa saja kelak akan menjadi mertua. Atau, bahkan sedang menjalaninya saat ini. Apabila berhasil membangun hubungan positif dengan menantu, akan berdampak pada hubungan baik keluarga besar pula.
Secara alami, hubungan ibu mertua dengan perempuan rentan mengalami gesekan karena ada kompetisi alami. Saat anak laki-lakinya menikah, ibu bukan lagi menjadi sosok ibu terpenting bagi anaknya.
Lebih jauh lagi, peran baru ini bisa menimbulkan kompetisi dan konflik, bahkan tanpa disadari oleh salah satu pihak. Bentuknya beragam mulai dari kritik hingga tanpa sadar ikut campur terlalu jauh.
Demi menghindari konflik antara ibu mertua dan menantu, beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:
Ketimbang selalu memberikan kritik, lakukan yang sebaliknya. Berikan dukungan dan semangat pada setiap keputusan mereka. Ini berlaku pula untuk interaksi dengan menantu.
Ketika ada hal yang ingin dikritisi, sebisa mungkin tahan diri. Sangat besar kemungkinan terjadi salah tafsir di antara keduanya. Bahkan, kesalahpahaman ini bisa terjadi meski bukan lewat ucapan atau verbal.
Contohnya ketika orangtua membantu membersihkan rumah menantunya secara sukarela, hal yang ditangkap bisa jadi sebaliknya. Anak dan menantu bisa merasa mereka dianggap kurang piawai mengurus rumah.
Ibu mertua yang baik juga sebaiknya tidak memberi nasihat tanpa diminta. Sangat wajar jika orangtua merasa memiliki berbagai ide untuk menantu. Namun, akan lebih baik menahan diri untuk tidak menyampaikannya kecuali diminta.
Garis bawahi hal ini terutama pada situasi seputar pola asuh anak. Apabila tidak ditanya oleh anak, sebaiknya jangan ikut campur terlalu jauh memberikan saran kepada mereka.
Niat baik bisa saja dianggap salah atau memicu kesalahpahaman, termasuk memberikan kado. Aturan umumnya adalah ibu mertua sebaiknya menghindari memberi hadiah atau kado seputar perbaikan dan pengembangan diri.
Alasannya, ada risiko menantu menganggap mertuanya merasa dia kurang banyak belajar dan perlu perbaikan diri.
Apapun perilaku atau tindakan menantu yang dirasa kurang cocok dengan Anda, tak perlu memberikan sindiran. Biasanya, sindiran ini berbentuk pujian namun disampaikan dengan intonasi atau kalimat lanjutan yang justru bertolak belakang.
Petakan bagaimana komunikasi Anda dengan anak serta menantu. Apakah sudah sehat? Apabila belum terlalu dekat, bisa dimulai dengan bertanya secara personal kepada anak kandung terlebih dahulu.
Komunikasi yang lancar antara ibu mertua dan menantu memang tidak bisa mencair hanya dalam semalam. Perlu waktu untuk membangun ikatan dan kedekatan satu sama lain.
Bagaimana pun sikap menantu, dia adalah sosok yang dipilih anak Anda sebagai pendamping hidupnya. Mertua pun sudah memberikan restu ketika mereka mengikat janji di jenjang pernikahan. Artinya, tugas mertua adalah menerima mereka apa adanya, termasuk yang dirasa kurang cocok dengan prinsip Anda.
Ketika peran sebagai ibu harus bergeser karena anak sudah memiliki pasangan, ingat bahwa ini bukan kompetisi. Jangan tempatkan anak di posisi sulit seperti memilih antara ibu atau pasangannya. Bahkan, jangan pernah melontarkan kalimat semacam itu meski hanya dalam konteks bercanda.
Apabila ingin menawarkan bantuan, komunikasikan dengan gamblang. Sebagai contoh, tawarkan untuk menjaga anak agar menantu bisa beristirahat sejenak atau sekadar pergi keluar meski hanya 1-2 jam. Ini bisa menjadi cara untuk mencairkan suasana serta membangun respek satu sama lain.
Apapun keputusan anak, hormati itu. Jangan fokus pada hal negatif yang justru menjebak Anda menjadi rentan sakit hati. Pahami betul bahwa mertua tidak harus selalu ikut pada setiap kegiatan anak dan pasangannya. Mereka berhak punya privasi dan keputusan sendiri.
Begitu pula halnya bagi mertua yang tinggal satu kota dengan anak dan menantu. Jangan menuntut mereka untuk selalu datang berkunjung setiap akhir pekan. Siapa tahu, mereka punya urusan yang lebih penting atau sekadar ingin beristirahat setelah bekerja seminggu penuh.
Kuncinya adalah jangan fokus pada perubahan hubungan dengan anak serta sibuk membandingkan sebelum dan sesudah menikah. Upayakan semaksimal mungkin agar proses adaptasi terhadap hubungan baru ini berjalan mulus.
Terima dan bersikaplah sebagaimana ke anak kandung Anda. Dengan demikian, hubungan dengan menantu pun akan berjalan baik. Perlakukan anak sebagaimana Anda ingin diperlakukan, maka hubungan pun akan berlangsung harmonis.
Baca Juga
Memang bukan perkara mudah untuk menjadi ibu mertua yang baik. Risiko terjadinya gesekan selalu ada. Namun, selama didasari niat merangkul menantu tanpa menggurui, akan muncul ikatan yang positif.
Untuk berdiskusi lebih lanjut tentang pengaruh hubungan baik dengan keluarga terhadap kesehatan mental, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Garam masala adalah campuran rempah-rempah yang diracik sebagai bumbu masakan India. Bumbu ini juga memiliki manfaat untuk kesehatan, seperti melancarkan pencernaan dan melawan bau mulut.
Jenis olahraga anak, seperti berlari, berenang, bersepeda, hingga sepak bola, dinilai bermanfaat untuk tumbuh kembang mereka. Maka dari itu, orangtua harus menanamkan kebiasaan sehat ini pada anak.
Kunci hidup bahagia yang paling utama adalah berawal dari diri Anda sendiri. Setelahnya, lakukan berbagai perilaku yang membuat diri lebih bahagia, seperti bersyukur, memaafkan orang lain, mencari akitivitas yang bermakna, atau pergi ke tempat yang menyenangkan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved