Menjadi diri sendiri dapat meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain karena Anda akan bersikap apa adanya.
14 Nov 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Jadi diri sendiri bisa dimulai dengan sayang kepada apa yang Anda lakukan
Table of Content
Di era yang penuh paparan konten digital dengan berbagai filter ini, terkadang melakukan cara menjadi diri sendiri begitu menantang. Sangat besar godaan untuk menampilkan versi “idaman” dari diri sendiri, bukan kepribadian yang otentik.
Advertisement
Jika citra yang ditampilkan di media sosial sudah begitu berbeda dengan kepribadian aslinya, artinya sudah saatnya menyingkap topeng itu. Salah satu kuncinya ada pada kepercayaan diri.
Memiliki kepribadian otentik berarti bertindak dengan menunjukkan jati diri serta perasaan yang sesungguhnya. Individu semacam ini tak akan segan menunjukkan dirinya seutuhnya tanpa ditutup-tutupi. Untuk bisa melakukannya, artinya harus mengenal diri sendiri terlebih dahulu.
Di sisi lain, masyarakat juga memiliki gambaran ideal bagaimana sosok yang ideal di mata mereka. Terkadang, kondisi ini menyebabkan sulit untuk mengekspresikan diri sendiri.
Tak ketinggalan ketika akan membangun sebuah hubungan atau berkenalan dengan orang baru. Terkadang, terasa sulit menunjukkan diri sendiri karena takut dinilai negatif.
Menyembunyikan siapa jati diri sesungguhnya adalah hal yang buruk. Konsekuensi yang bisa muncul adalah merasa kesepian, jauh dari orang lain, bahkan merasa tidak berharga.
Lalu, bagaimana cara menjadi diri sendiri dan berkepribadian otentik?
Cara pertama untuk berkepribadian otentik adalah dengan mengenali diri sendiri secara objektif. Kenali bagaimana karakter Anda ketika menghadapi situasi yang berbeda-beda seperti saat dalam tekanan atau menghadapi situasi menantang.
Kemudian, kenali mana yang merupakan respons otentik dan mana yang bukan. Dengan cara ini, akan lebih mudah mengenali diri sendiri dan menunjukkannya kepada orang lain.
Setelah mengenali karakter, langkah selanjutnya adalah melakukan self love atau menerima diri sendiri. Tak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain, terutama dari apa yang terlihat di media sosial. Kerap membandingkan kelebihan orang lain hanya akan membuat semakin sulit menerima diri sendiri.
Baca juga: Bagaimana Cara untuk Menerima Diri Sendiri?
Apabila kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang tergambar di media sosial, bisa jadi sudah saatnya melakukan digital detox. Cara ini akan membuat seseorang dapat berpikir lebih jernih sekaligus objektif tentang dirinya sendiri.
Hingar bingar konten media sosial yang sudah dipoles sedemikian rupa terkadang bisa menyebabkan seseorang merasa tidak seberuntung orang lain. Oleh sebab itu, penting mencoba menjauhkan pemicu negative self-talk agar bisa lebih menyayangi diri sendiri.
Untuk bisa memiliki kepribadian otentik, jangan segan menunjukkan sisi vulnerable diri sendiri. Terbukalah kepada orang lain tentang apa yang ditakuti atau bahkan membuat malu. Buang jauh-jauh pikiran bahwa orang lain akan merendahkan kita apabila menunjukkan sisi yang satu ini.
Ingat, vulnerable tidak berarti lemah. Bahkan, mengekspresikan hal semacam ini di media sosial juga seharusnya menjadi hal yang normal. Manusia pasti memiliki sisi rapuh. Untuk memulainya, bisa dilakukan dengan membuka diri terhadap orang-orang terdekat dulu.
Apa pun yang dilakukan seseorang, pasti akan ada reaksi positif dan negatif. Mustahil bisa menyenangkan semua orang. Justru yang perlu diubah adalah pola pikir diri sendiri. Tak perlu terlalu fokus pada komentar orang, terutama yang negatif.
Dengan cara ini, akan lebih mudah menjadi diri sendiri. Lain halnya apabila komentar yang datang bersifat saran yang membangun. Itu baik karena terkadang bisa saja ada perilaku yang kurang tepat namun tidak disadari.
Baca juga: Pentingnya Memiliki Kematangan Emosional bagi Diri Sendiri
Terkadang, menunjukkan siapa jati diri sesungguhnya menjadi sulit karena ada trauma masa lalu. Bisa jadi, ada hal yang membuat pikiran terus menerus menyalahkan diri sendiri karena peristiwa tertentu.
Berlatih memaafkan diri sendiri dapat membuat diri lebih bebas mengekspresikan apapun. Jika terasa sulit, coba bicarakan dengan orang terpercaya tentang peristiwa yang dulu terjadi.
Apabila seluruh proses untuk menjadi percaya diri masih terasa sulit, coba petakan apa yang dirasakan dengan menuliskannya. Tulis apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan diri sendiri. Beri apresiasi pada sisi kelebihan, lalu coba cari cara untuk mengubah kelemahannya.
Ketika sudah terpetakan dengan jelas, akan lebih mudah membangun kepercayaan diri. Orang yang percaya diri tentu bisa mengekspresikan dirinya dengan bebas, tanpa perlu menutupi apa pun di depan orang lain. Jadilah diri sendiri!
Baca juga: Cara Memaafkan dan Berdamai dengan Diri Sendiri
Menjadi otentik adalah hal yang positif, selama tetap terbuka pada kritik atau saran membangun dari orang lain. Tidak perlu menjadi orang lain untuk disukai banyak orang. Jika masih merasa kesulitan mengekspresikan diri seutuhnya, coba bicara kepada orang lain yang bisa memberi komentar objektif.
Apabila hal ini berkaitan dengan keterbukaan diri sendiri terhadap pasangan, yakinkan diri bahwa tak ada yang perlu ditutupi. Pasalnya, menjadi diri sendiri itu lebih baik.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang cara menunjukkan kepribadian otentik baik di media sosial maupun kehidupan nyata, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Manfaat daging kambing berasal dari kandungan proteinnya yang tinggi untuk meningkatkan massa otot. Daging kambing juga kaya akan asam linoleat yang bisa menurunkan kolesterol dan tekanan darah.
Media sosial memiliki sisi baik dan buruk. Jika tidak digunakan dengan baik, Anda bisa saja mengalami dampak negatif media sosial, seperti bocornya informasi personal, menjadi terobsesi untuk mendapatkan ‘likes’, mengurangi waktu tatap muka, cyberbullying, menurunkan kemampuan bersosialisasi, membandingkan diri dengan orang lain hingga mengalami gangguan tidur.
Tidak ada yang baik jika dikonsumsi berlebihan, terlebih ketika sudah bersinggungan dengan alkohol. Jika ada yang masih terbiasa mengonsumsi alkohol berlebihan dan sering, waspadai bahaya alkohol mulai dari ketagihan hingga depresi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved