Cara mengobati kelenjar tiroid harus sesuai dengan gejala yang dialami. Kelenjar tiroid perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena kelenjar ini berperan penting dalam proses metabolisme tubuh.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
25 Apr 2023
Gangguan pada kelenjar tiroid perlu mendapatkan penanganan yang tepat
Table of Content
Gangguan pada kelenjar tiroid perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena kelenjar ini berperan penting dalam proses metabolisme tubuh. Jenis gangguannya pun berbagai macam, harus disesuaikan dengan cara mengobati kelenjar tiroid.
Advertisement
Berdasarkan jenis gangguannya, ada beberapa masalah tiroiditis yang menyebabkan hipotiroidisme atau hipertiroidisme, gondok, hingga kanker tiroid.
Khusus bagi penderita tiroiditis, yang sedang terjadi pada kelenjar tiroid mereka adalah peradangan. Artinya, cara mengobati kelenjar tiroid adalah dengan istirahat total serta konsumsi obat sesuai diagnosis.
Baca Juga
Tiroiditis adalah gangguan yang memicu terlalu rendah atau terlalu tingginya hormon tiroid dalam darah seseorang. Padahal, hormon ini begitu vital mengatur proses-proses seperti temperatur tubuh, detak jantung, hingga metabolisme tubuh mengolah makanan menjadi energi.
Artinya, gangguan kelenjar tiroid tidak bisa disepelekan. Penting untuk tahu cara mengobati kelenjar tiroid, di antaranya:
Bagi penderita gangguan tiroid dengan kondisi hipertiroidisme, dokter biasanya akan memberikan resep yang disebut beta blocker. Medikasi ini membantu menurunkan detak jantung dan tremor. Ketika gejalanya mereda, konsumsi obat bisa dikurangi atau dihentikan.
Selain itu, dokter juga bisa merekomendasikan jenis obat lain seperti antitiroid, tablet yodium, hingga operasi. Tujuannya adalah untuk memastikan kelenjar tiroid tidak berlebihan dalam menghasilkan hormon tiroid.
Berbeda dengan hipertiroidisme, penderita hipotiroidisme memerlukan hormon yang bisa menggantikan kekurangan hormon tiroid di tubuh mereka. Tujuannya tentu saja untuk memastikan proses metabolisme tubuh dapat kembali normal.
Perlu beberapa kali evaluasi dan penyesuaian untuk tahu persis seberapa banyak dosis hormon tiroid tambahan yang perlu diberikan. Dokter akan memantau sembari melihat gejala yang dirasakan.
Hormon tiroid sintetis ini biasanya diberikan dalam bentuk pil telan. Selain itu, hipotiroidisme adalah gangguan kelenjar tiroid yang tidak bisa disembuhkan. Penderitanya harus mengonsumsi pil ini seumur hidup.
Jika penderitanya juga merasakan nyeri, dokter juga akan memberikan obat yang bersifat meredakan peradangan. Contohnya aspirin atau ibuprofen untuk mengendalikan rasa sakit.
Terkadang, gangguan pada kelenjar tiroid terjadi tanpa terdeteksi. Perlu waktu bulanan hingga tahunan untuk mendeteksi karena perkembangannya begitu perlahan.
Fase tiroiditis bisa dibedakan menjadi:
Pada fase ini, kelenjar tiroid mengalami peradangan sehingga melepaskan terlalu banyak hormon tiroid.
Fase ini umumnya berlangsung selama 1-3 bulan. Apabila sel-sel di kelenjar tiroid rusak karena kelebihan hormon tiroid, penderitanya akan merasakan gejala di tubuh mereka.
Beberapa gejala yang mungkin dirasakan adalah merasa khawatir berlebihan, susah tidur, lelah, berat badan turun drastis, tremor, hingga keringat berlebih.
Sebelum menjadi hipotiroidisme, biasanya fase ini terjadi. Level hormon tiroid cenderung normal dan kelenjarnya tidak lagi mengalami peradangan.
Berikutnya, ada fase yang lebih umum dirasakan yaitu hipotiroidisme. Berbeda dengan hipertiroidisme, fase yang satu ini akan terus ada bahkan permanen dalam tubuh penderitanya.
Ketika hormon tiroid dalam tubuh turun drastis, maka pasien akan merasakan gejala-gejala seperti konstipasi, depresi, kulit mengering, mudah lelah, berat badan naik, sulit konsentrasi, hingga tidak bisa melakukan aktivitas fisik.
Ada banyak jenis gangguan kelenjar tiroid. Meski demikian, biasanya dokter akan menggolongkannya dalam 2 kategori: apakah kelenjar tiroid overactive atau underactive.
Dari sini dokter akan melakukan pemeriksaan yang lebih spesifik untuk menentukan diagnosis dan pengobatan yang akan diberikan.
Berdasarkan pemeriksaan tersebut, bisa diketahui pula jenis tiroiditis yang terjadi, seperti:
Jenis pertama disebabkan karena kekebalan tubuh seseorang justru menyerang kelenjar tiroid sehingga meradang hingga rusak. Ketika kerusakannya semakin parah, kelenjarnya tidak bisa lagi memproduksi hormon tiroid.
Ini adalah jenis tiroid yang lama terdeteksi karena tahapannya sangat perlahan hingga bertahun-tahun. Biasanya penyakit jenis ini menyerang perempuan berusia 30-50 tahun.
Selanjutnya adalah tiroid yang dipicu infeksi virus seperti halnya flu. Kelenjar tiroid akan memproduksi hormon dalam jumlah berlebihan sehingga muncul gejala hipertiroidisme seperti insomnia, cemas, hingga detak jantung cepat.
Seperti namanya, gangguan kelenjar tiroid jenis ini menyerang perempuan yang baru saja melahirkan. Terutama, mereka yang sudah mengidap diabetes tipe 1. Pada penderitanya, sistem imun menyerang tiroid dalam waktu 6 bulan pasca-melahirkan sehingga level hormon tiroid melejit.
Setelah beberapa pekan, yang terjadi adalah sebaliknya: kelenjar tiroid tidak aktif memproduksi hormon. Kondisi berangsur normal pada waktu 12 bulan usai melahirkan.
Mirip seperti postpartum, hanya saja silent tiroiditis bisa terjadi pada pria dan wanita. Penderitanya akan mengalami hipertiroidisme hingga hipotiroidisme selama beberapa waktu hingga gejalanya mereda setelah 12-18 bulan.
Beberapa tipe pengobatan dapat menyerang tiroid hingga menyebabkan produksi hormonnya tidak stabil. Biasanya, kaitannya adalah dengan obat untuk kanker, ritme jantung, hingga gangguan bipolar.
Cara mengobati kelenjar tiroid jenis ini salah satunya dengan mengonsumsi obat pereda nyeri seperti aspirin atau ibuprofen.
Terkadang, kelenjar tiroid bisa rusak saat menjalani perawatan radioaktif atau radiasi dan bisa menyebabkan hipertiroidisme atau hipotiroidisme. Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan gejala yang dialami pasien.
Tipe tiroiditis berikutnya adalah yang akut, dipicu oleh infeksi bakteri. Jenis yang satu ini cukup jarang dan biasanya terkait dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Setelah melakukan beberapa cara mengobati kelenjar tiroid seperti konsumsi antibiotik, biasanya gejala infeksi ini akan mereda dengan sendirinya.
Pada banyak kasus, cara mengobati kelenjar tiroid cukup efektif. Penyakit ini pun tidak mengancam nyawa penderitanya. Hal yang penting adalah mengetahui gejala yang terjadi agar diagnosis tepat sasaran.
Pengobatan dengan mengonsumsi obat antitiroid atau kapsul iodium radioaktif dilakukan untuk mengembalikan fungsi kelenjar tiroid ke level normal. Sedangkan tindakan operasi pengangkatan kelenjar tiroid dipercaya bisa menyembuhkan kondisi ini.
Namun prosedur operasi juga belum tentu bisa menyembuhkan penyakit tersebut secara total. Sebab, antibodi yang menyerang kelenjar tiroid pada pengidap Graves’ disease, tidak terkena dampak dari perawatan medis yang diberikan. Dengan kata lain, penyebab intinya yang berupa Graves’ disease, sejatinya masih ada dalam tubuh Anda.
Pada beberapa kasus tiroid, antibodi tersebut memang bisa hilang dengan bantuan obat antitiroid yang berfungsi ‘menidurkan’ Graves’ disease. Namun antibodi ini juga dapat kembali muncul, sehingga Graves’ disease bisa kembali aktif dan menggerogoti fungsi kelenjar tiroid Anda.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Tubuh manusia takkan bisa bekerja dengan baik tanpa fungsi kelenjar tiroid. Kelenjar ini berperan mengatur hormon hingga mengendalikan sel maupun organ.
14 Mei 2020
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar yang memproduksi dan mengeluarkan hormon. Hormon yang dihasilkan dalam sistem ini mengatur berbagai fungsi tubuh, seperti metabolisme, pertumbuhan, suasana hati, hingga reproduksi.
24 Agt 2022
Bahaya kelenjar tiroid harus diwaspadai, terutama pada wanita. Ketika kelenjar tiroid bekerja terlalu cepat atau lambat bisa berakibat hipertiroidisme atau hipotiroidisme.
5 Agt 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved