Cara menghilangkan trauma pada anak dapat dilakukan dengan memberi perhatian lebih, mendengarkan keluh kesahnya, membangun kembali rasa aman dan percaya, hingga melakukan rutinitas yang menyenangkan.
2023-03-21 22:23:42
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Trauma pada anak disebabkan oleh peristiwa-peristiwa buruk yang menimpanya
Table of Content
Trauma bukanlah hal yang mudah dilewati oleh anak-anak. Anak yang mengalami trauma bisa merasa tertekan dan dihantui peristiwa yang membuatnya trauma. Kondisi ini bahkan bisa mengganggu perkembangan mereka.
Advertisement
Trauma pada anak dapat terus berlanjut hingga mereka menjadi orang dewasa. Di sinilah peran orangtua sangat diperlukan untuk melakukan berbagai terapi dan cara menghilangkan trauma pada anak.
Trauma adalah tekanan emosional dan psikologis yang berkaitan dengan peristiwa menakutkan, berbahaya, kekerasan, atau mengancam jiwa.
Trauma pada anak dapat terjadi karena peristiwa yang dialami dirinya sendiri, menimpa orang yang disayanginya, ataupun terpengaruh karena melihat atau mendengarnya dari sumber lain seperti televisi.
Kondisi ini bisa membuat anak merasa tidak aman, tidak berdaya, ketakutan, jantung berdebar, muntah, atau bahkan sulit mengendalikan kandung kemih.
Berikut adalah berbagai bentuk pengalaman buruk yang dapat membentuk trauma pada anak.
Selain itu, paparan media yang menunjukkan kekerasan juga bisa menyebabkan trauma psikologis pada anak.
Berapa pun usia anak, penting bagi orangtua untuk mendukungnya menghilangkan rasa trauma. Dengan kasih sayang dan perhatian Anda, trauma anak dapat memudar secara perlahan dan kembali normal.
Berikut adalah beberapa cara menghilangkan trauma pada anak yang dapat dilakukan orangtua.
Anda tidak dapat memaksa anak untuk menghilangkan traumanya, namun cobalah untuk berperan aktif dalam proses penyembuhannya dengan menghabiskan waktu bersama dan mengobrol.
Memberikan rasa aman pada anak bisa membuatnya nyaman menyampaikan apa yang dirasakannya.
Namun, jangan paksa anak untuk berbicara karena mereka mungkin sulit mengungkapkannya. Anda dapat meminta mereka menggambarkannya, dan berbicara tentang apa yang digambarnya.
Penting untuk memahami bagaimana anak Anda memandang suatu situasi dan apa yang membuatnya terganggu.
Cukup dengarkan keluh kesah anak. Jangan menyela atau bahkan menghentikan yang mereka sampaikan.
Biarkan anak tahu bahwa tidak apa-apa untuk memberi tahu perasaannya kepada Anda. Kapan pun itu, beri tahu anak bahwa Anda akan siap untuk mendengarkannya.
Untuk membuat anak lebih tenang, bantulah mereka melakukan latihan pernapasan. Napas perut yang dalam dapat membantu merelaksasi otot-otot tubuhnya.
Minta anak berbaring dan letakkan bantal di perutnya, kemudian tarik napas perlahan sampai hitungan tiga. Selanjutnya, hembuskan napas dengan menghitung sampai tiga.
Buat mereka memperhatikan bantal yang ada di perutnya naik dan turun seiring dengan tarikan dan hembusan napas.
Cara mengatasi trauma pada anak berikutnya adalah dengan melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik dipercaya bisa melepaskan endorfin yang mampu meningkatkan suasana hati dan dan membantu anak tidur lebih nyenyak.
Ajaklah anak melakukan olahraga yang mereka sukai, seperti berenang, sepak bola, bulu tangkis, dan lainnya.
Bergerak aktif dapat membantu membangunkan sistem saraf anak yang terhambat karena kejadian traumatis. Selain itu, Anda juga dapat mengajak anak pergi ke taman bermain, menonton film atau bertamasya untuk membuatnya bahagia.
Membuat lebih banyak kegiatan menyenangkan untuk dikenang dapat membantu untuk menggantikan ingatan akan trauma masa lalu yang buruk.
Makanan yang dikonsumsi anak dapat memengaruhi suasana hati dan kemampuan anak untuk mengatasi stres.
Memberi anak asupan yang baik, seperti buah dan sayur segar, protein berkualitas tinggi, dan lemak sehat bisa memperbaiki suasana hati anak dan meringankan gejala traumanya.
Sebaiknya masaklah makanan di rumah karena makanan di luar memiliki lebih banyak gula dan lemak tidak sehat. Hal ini tentu dapat berdampak pada kesehatan anak.
Ketika waktu makan, ajaklah anak untuk makan bersama dengan seluruh anggota keluarga. Kebiasaan ini dapat meningkatkan kedekatan bersama anak dan membuatnya merasa aman.
Cara mengatasi trauma pada anak juga bisa dilakukan dengan membantunya membangun kembali rasa aman dan percaya.
Trauma dapat membuat anak merasa lebih sulit mempercayai lingkungan sekitarnya dan membuatnya merasa tidak aman. Bantulah anak untuk membangun kembali rasa aman dan percaya.
Tunjukkan kepada anak bahwa Anda akan melakukan apa pun untuk membuatnya merasa aman. Beri pengertian pada anak bahwa peristiwa traumatis sudah berlalu, dan sudah saatnya bagi mereka untuk kembali hidup seperti biasanya.
Pada dasarnya adalah bukan melupakan trauma tersebut, melainkan bagaimana ketika trauma itu muncul anak tidak lagi merasakan rasa sedih, cemas, dan khawatir.
Oleh karena itu, memang diperlukan dukungan lebih untuk mencapai hal tersebut sehingga kondisi psikologis anak bisa berangsur membaik.
Bersikap dan bertutur kata yang baik termasuk cara menghilangkan trauma kekerasan pada anak.
Gunakan kata-kata yang baik ketika berbincang dengan anak. Hindari memarahinya atau bahkan berkata kasar karena akan membuat mereka semakin menarik diri.
Ciptakan kehangatan antara Anda dan anak agar mereka tidak merasa ketakutan lagi.
Cara menghilangkan trauma pada anak adalah dengan tidak mendiktenya. Setiap anak memiliki reaksi yang berbeda-beda saat memiliki trauma.
Perasaan anak bisa datang dan pergi secara tiba-tiba. Mereka mungkin murung dan menarik diri pada waktu-waktu tertentu, bahkan merasa sedih dan ketakutan di waktu lain.
Tidak ada perasaan "benar" atau "salah" setelah peristiwa traumatis, sebaiknya jangan mendikte apa yang seharusnya dipikirkan atau dirasakan anak. Hal tersebut justru akan membuatnya sulit untuk mengatasi trauma.
Alih-alih mendikte anak, biarkan mereka tahu bahwa perasaan apa pun yang dialami adalah normal. Bahkan perasaan tidak menyenangkan akan berlalu jika mereka terbuka tentangnya.
Banyak remaja mungkin enggan membicarakan perasaan mereka dengan orangtua. Dorong mereka untuk menceritakan kepada orang dewasa yang dipercaya lainnya, seperti kerabat, guru, tokoh agama, atau psikolog.
Berikan anak waktu untuk menyembuhkan dan meratapi kehilangan yang mungkin mereka alami sebagai akibat dari peristiwa traumatis.
Itu bisa berupa kehilangan teman, kerabat, hewan peliharaan, rumah, atau kehidupan mereka dulu. Namun, jangan sampai hal tersebut terjadi berlarut-larut.
Anda harus terus memberi anak dukungan untuk mengatasi rasa traumanya. Cobalah untuk menjauhkan hal-hal yang berhubungan dengan penyebab trauma anak agar kondisinya tidak semakin parah.
Selain itu, Anda juga perlu menghindari pembicaraan seputar trauma yang anak alami.
Cara mengatasi trauma pada anak dapat dilakukan dengan melakukan rutinitas yang menyenangkan agar suasana hati mereka menjadi lebih baik.
Misalnya, cobalah membacakan cerita, berpelukan, atau menyanyikan lagu bersama sebelum tidur.
Cara menghilangkan trauma pada balita ini akan membuat mereka merasa lebih aman, nyaman, dan tenang.
Baca Juga
Selain mengetahui cara menghilangkan trauma pada anak, Anda juga perlu memahami gejalanya.
Gejala trauma bisa berbeda pada setiap anak. Anak yang usianya lebih kecil dapat memberikan reaksi yang berbeda daripada anak yang lebih tua.
Berikut adalah gejala trauma pada anak berdasarkan rentang usianya:
Tanda-tanda trauma pada anak prasekolah dapat ditandai dengan takut berpisah dengan orangtua atau pengasuhnya, sering menangis atau menjerit, susah makan, berat badan turun, dan suka bermimpi buruk.
Anak sekolah dasar dapat menunjukkan gejala trauma, seperti cemas atau ketakutan, merasa bersalah, malu, susah konsentrasi, dan tidak bisa tidur. Hal tersebut bisa membuat prestasi akademiknya menurun.
Sementara itu, di usia sekolah menengah, tanda-tanda trauma pada anak dapat ditunjukkan dengan merasa tertekan atau sendiri, mengalami gangguan makan, suka menyakiti diri sendiri, hingga terlibat dalam perilaku berisiko.
Trauma psikologis pada anak dapat memiliki dampak seumur hidup, meski sebagian anak mungkin terlihat lebih kuat menghadapinya. Anak umumnya akan mengalami kesulitan setelah melewati peristiwa traumatis.
Berdasarkan sebuah penelitian, sekitar 3-15 persen anak perempuan dan 1-6 persen anak laki-laki mengalami gangguan stres pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD). Anak-anak dengan PTSD dapat menunjukkan gejala-gejala berikut:
Sementara itu, anak-anak yang tidak mengalami PTSD juga dapat menunjukkan masalah emosional dan perilaku setelah terjadinya peristiwa traumatis.
Terdapat beberapa hal pada anak yang harus diwaspadai pada anak selama beberapa minggu atau bulan setelah kejadian, seperti adanya pikiran tentang kematian, mengalami masalah tidur, perubahan nafsu makan, tidak mau sekolah, kehilangan minat untuk beraktivitas seperti biasa, cepat marah, terlihat penuh kesedihan, dan takut akan hal lain.
Trauma dapat memengaruhi perkembangan otak anak yang bisa bertahan seumur hidup. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman buruk yang dialami anak, semakin tinggi risiko masalah kesehatannya kelak.
Trauma masa kecil dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit, seperti asma, depresi, jantung koroner, stroke, dan diabetes.
Jika trauma anak tak kunjung hilang atau mengganggu kehidupannya sehari-hari, sebaiknya bawa anak Anda ke psikolog atau psikiater yang dapat menangani masalahnya dengan tepat.
Jangan lupa untuk selalu menunjukkan perhatian dan kasih sayang Anda pada mereka.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara menghilangkan trauma pada anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Mental illness adalah gangguan kesehatan mental yang bisa menyerang siapa saja. Oleh sebab itu, penting bagi setiap orang untuk mengetahui gejala, penyebab dan cara penanganannya.
Butterfly hug adalah metode memeluk diri sendiri yang bisa membantu mengurangi kecemasan dan memberikan ketenangan. Cari tahu cara melakukannya di sini.
Anda mungkin pernah melihat fidget spinner dimainkan oleh anak-anak maupun dewasa. Mainan ini pernah menjadi tren beberapa waktu lalu. Manfaat fidget spinner diklaim dapat meningkatkan konsentrasi hingga meredakan stres. Apakah benar demikian?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved