Cara menghilangkan trauma psikologi adalah dengan mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater. Anda perlu tahu ciri-cirinya agar dapat mengenalinya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
21 Jan 2023
Berkonsultasi dengan tenaga profesional jadi salah satu cara mengatasi trauma yang paling direkomendasikan
Table of Content
Melupakan pengalaman traumatis memang bukanlah hal yang mudah dilakukan. Namun, hidup dengan perasaan sedih dan marah akibat hal tersebut dapat merusak kesehatan mental dan fisik, sehingga Anda perlu mencari cara menghilangkan trauma tersebut.
Advertisement
Cara mengatasi trauma pada dasarnya bermula dari diri sendiri. Anda bisa mulai dengan mengenali ciri-ciri trauma yang mungkin kerap tidak disadari. Setelah itu, carilah bantuan profesional dan mulailah melakukan cara untuk menyembuhkan trauma tersebut.
Untuk bisa mengetahui adanya kondisi traumatis, ada beberapa hal yang bisa dijadikan acuan. Salah satunya adalah dengan melihat tanda dan gejalanya. Ciri-ciri trauma pada seseorang dapat dilihat dari fisik dan emosinya.
Berikut gejala trauma yang bisa dilihat dari psikologis meliputi:
Biasanya, emosi yang membuncah ini akan dilampiaskan ke orang-orang di sekitarnya, seperti saudara dan teman-teman. Inilah alasannya, kesulitan yang timbul akibat trauma psikologis tidak hanya dirasakan oleh satu orang, tapi juga orang-orang di sekitarnya.
Trauma psikologis ini juga dapat memengaruhi kondisi fisik. Secara fisik, trauma psikologis juga bisa menimbulkan beberapa ciri-ciri, seperti:
Gejala fisik yang timbul pada orang yang mengalami trauma tidak boleh diremehkan. Sebab, meski penyebabnya tidak jelas dan berhubungan dengan kondisi psikis, kondisi yang dialami benar-benar nyata dan membutuhkan penanganan medis.
Baca juga: Penyebab Trauma yang Perlu Diketahui pada Penyakit PTSD
Trauma adalah hasil dari terkumpulnya peristiwa negatif yang membuat seseorang terluka secara emosional atau mental oleh sesuatu yang sudah terjadi. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan stres pasca-trauma yang disebut PTSD.
Jika Anda mengalami ciri-ciri trauma seperti di atas, beberapa cara berikut mungkin dapat membantu mengatasi gejalanya:
Jika Anda memiliki pengalaman traumatis secara mental maupun fisik, cobalah untuk berdamai dengan keadaan dan bertahan dengan pengalaman tersebut. Artinya, hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan menerima bahwa kejadian itu pernah menimpa Anda.
Tak masalah jika harus melalui tahap penyangkalan di awal. Namun, ingatlah bahwa pada suatu titik Anda perlu menerima itu sebagai satu keadaan yang sayangnya memang menimpa Anda.
Secara bertahap, cobalah untuk menerima pengalaman buruk tersebut dan kembali ke aktivitas normal, sembari selalu mencari dukungan dari orang yang dicintai atau profesional.
Salah satu cara untuk membantu diri Anda menghilangkan trauma adalah dengan melakukan hal-hal yang Anda sukai. Meski berat pada awalnya, Anda tetap perlu mencoba secara perlahan.
Setelah menerima bahwa pengalaman traumatis itu memang terjadi, perlahan-lahan kembalilah lakukan hal-hal yang Anda sukai untuk membantu menghilangkan stres dan depresi yang mungkin muncul.
Jika Anda memiliki hobi tertentu, luangkan waktu untuk melakukan hal-hal tersebut. Mulai dari bermain alat musik, meditasi, relaksasi, dan melakukan hal kesukaan lainnya.
Bercerita dan bersandar pada orang terdekat dapat membantu Anda menghadapi stres traumatis. Jika memang Anda merasa sudah siap untuk berbagi dan mendiskusikan peristiwa traumatis yang terjadi, bicaralah dengan orang atau keluarga yang dapat dipercaya.
Anda juga bisa meminta bantuan orang terdekat untuk membantu pekerjaan dan tugas-tugas harian untuk menghindari rasa kewalahan dan stres.
Mencari dukungan dari orang terdekat bukan hanya pada keluarga. Anda juga bisa membicarakan apa yang Anda alami dengan orang lain yang memiliki pengalaman yang sama atau bahkan masih mengalaminya.
Cobalah mencari support group untuk membantu menemukan orang-orang dengan masalah yang mungkin mirip. Di sini Anda bisa menemukan beberapa orang yang mungkin sudah berhasil mengatasi traumanya atau masih berproses.
Berbagi dengan orang yang pernah mengalami hal yang sama mungkin akan lebih mudah, karena mereka bisa turut merasakan apa yang Anda rasakan.
Cara utama untuk menghilangkan trauma adalah dengan berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog ataupun psikiater. Terlebih jika pengalaman traumatis yang Anda rasakan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.
Psikolog dan psikiater memiliki metode tersendiri untuk membantu Anda keluar dari keruwetan pikiran yang Anda miliki terhadap suatu peristiwa traumatis.
Baca juga:Terapi Regresi, Cara Berdamai dengan Trauma Masa Lalu
Salah satu cara menghilangkan trauma yang direkomendasikan oleh ahli adalah aktif bergerak. Anda bisa mencari aktivitas di luar rumah atau rutin olahraga.
Para ahli mengatakan olahraga bisa jadi cara jitu untuk membantu menghilangkan trauma bahkan memperbaiki gejala PTSD. Ini karena saat berolahraga dan aktif bergerak, tubuh memproduksi hormon endorfin yang bisa memberikan rasa senang dan nyaman pada tubuh.
Jika tidak ingin olahraga berat, Anda bisa mencoba olahraga ringan seperti jalan kaki, bersepeda, hingga bermain sepatu roda atau yoga.
Menulis jurnal adalah salah satu metode yang paling sering direkomendasikan untuk mengatasi segala jenis peristiwa traumatis. Menulis jurnal bermanfaat untuk meningkatkan fungsi kognitif, mengatasi stres, bahkan bisa meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
Menurut penelitian, salah satu manfaat menulis jurnal adalah membantu mengatasi gejala PTSD. Secara fisik dan psikologis, menulis jurnal bisa mengurangi ketegangan dan memulihkan fokus seseorang.
Untuk memulainya, pertama luangkan waktu beberapa menit untuk memikirkan peristiwa traumatis yang pernah Anda alami. Mulailah menulis tentang apa yang Anda pikirkan dan rasakan terhadap peristiwa tersebut.
Setelah selesai menulis, bacalah tulisan tersebut dan perhatikan reaksi Anda. Perhatikan setiap perubahan dalam pikiran atau perasaan yang timbul setelah membaca tulisan tersebut.
Pada awalnya mungkin cara ini sulit dilakukan. Namun, cobalah terus perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, dan tanamkan pada pikiran bahwa Anda bisa bertahan dan melakukannya dengan baik.
Alkohol dan narkotika sering kali menjadi jalan pintas yang diambil seseorang untuk melupakan peristiwa traumatis dan mematikan perasaan mereka. Ini karena salah satu sifat narkotika dan alkohol yang adiktif dan membantu otak untuk berhenti berpikir serta merasakan rasa sakit, sehingga kerap dijadikan pilihan ketika ingin melupakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Namun, ini bukanlah cara menghilangkan trauma yang tetap. Sebab, yang terjadi sebenarnya bukanlah menghilangkan trauma, melainkan mengalihkan pikiran sejenak. Begitu efeknya hilang, masalah akan kembali ke dalam pikiran.
Apalagi, dalam jangka panjang ada efek ketergantungan yang mungkin muncul. Ketergantungan ini malah dapat menambah perasaan stres dalam diri Anda. Itu sebabnya,
Alkohol dan obat-obatan tidak akan menyembuhkan stres, malah membuat Anda ketergantungan yang memperburuk bukan hanya kesehatan mental, tapi juga kesehatan fisik.
Menjalani proses penyembuhan untuk menghilangkan trauma bisa menguras energi dan pikiran. Untuk mengatasinya, cobalah untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri. Anda bisa biarkan tubuh beristirahat.
Tidak perlu terburu-buru ingin terbebas dari segala trauma, sebab setiap orang memiliki waktunya sendiri. Fokuslah pada proses yang dijalani, bukan hasilnya.
Tidurlah yang cukup dan lakukan hal yang Anda suka. Memberikan waktu untuk tubuh beristirahat dan melakukan hal ringan yang Anda sukai bisa membantu menjaga dan meningkatkan energi tubuh agar Anda tidak stres merasa tertekan.
Baca juga: Terapi Past Life Regression, Penyembuhan Trauma yang Melibatkan Reinkarnasi
Salah satu cara untuk menghilangkan trauma yang juga direkomendasikan oleh para terapis adalah melakukan meditasi. Meditasi terbukti mendukung penyembuhan dengan metode mindfulness.
Metode mindfulness bertujuan untuk lebih fokus dan memusatkan perhatian terhadap situasi saat ini, menerimanya, serta tidak menghakimi.
Selain itu, meditasi dan pernapasan merupakan bagian alami dari mindfulness yang bisa menurunkan tingkat stres dan membantu Anda lebih rileks serta tenang dalam hidup. Ini semua berguna untuk menyembuhkan traumatis.
Penelitian membuktikan bahwa menggali kreativitas dapat meningkatkan fungsi fisiologis dan psikologis pada manusia. Itulah sebabnya, ketika menjalani terapi dalam rangka menghilangkan efek traumatis, Anda mungkin direkomendasikan untuk mencoba terapi seni yang bisa memberikan dampak positif pada perasaan dan pikiran.
Anda mungkin bisa mencoba membuat musik, rutin mendengarkan musik, menulis, membuat puisi, hingga melukis yang dapat menjadi terapi penyembuhan trauma.
Cara mengatasi trauma dapat memakan waktu yang lama. Hal ini bisa membutuhkan waktu hitungan bulan hingga tahunan untuk bisa pulih dari kejadian traumatis.
Mengalami trauma psikologis memang tidak mudah. Namun, bukan berarti hal ini tidak bisa terlewati. Semakin cepat Anda melakukan langkah-langkah untuk meredakannya, maka semakin cepat pula kehidupan akan kembali seperti biasa.
Jika Anda ingin berkonsultasi pada dokter terkait cara menghilangkan trauma, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Rianti Dea Rizky Pratiwi
Referensi
Artikel Terkait
Physical distancing adalah bukti bahwa World Health Organization (WHO) tidak melupakan pentingnya kesehatan mental selama pandemi virus Covid-19 melanda.
25 Mar 2020
Ailurophobia adalah rasa takut berlebihan terhadap kucing. Untuk mengatasi rasa takut akan hewan lucu berbulu itu, dokter dapat memberikan obat hingga melakukan psikoterapi.
1 Jul 2021
Berkhayal saat melamun dapat memberikan banyak dampak positif. Manfaat halu yang bisa dirasakan, antara lain meningkatnya motivasi dalam mencapai tujuan, mengasah kreativitas, menenangkan pikiran, hingga menjaga hubungan dengan orang lain.
11 Mei 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved