Cara menghadapi teman yang egois harus dimulai dengan hati terbuka, tapi tentukan batasan kepadanya. Cobalah untuk melakukan hal positif bersama orang tersebut.
30 Mei 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Intinya, jangan diambil hati
Table of Content
Pernahkan Anda merasa kesal saat salah satu teman memotong pembicaraan Anda, lalu dia mulai membicarakan sesuatu dan menarik perhatian semua teman? Bila teman Anda kerap kali melakukan hal ini, kemungkinan besar Anda memiliki teman yang egois.
Advertisement
Lantas apakah memiliki teman yang egois benar-benar mengerikan? Apakah harus tetap berteman dengan seorang yang egois atau meninggalkannya? Adakah cara membuat teman yang egois berubah? Simak ulasan tentang cara menghadapi teman yang egois berikut ini.
Ken Alexander, M.Ed., terapis kesehatan perilaku, mengatakan bahwa dalam dunia psikiatri dan psikologi, seseorang yang egois dapat masuk dalam kategori diagnostik. Kondisi tersebut pun bisa diartikan sebagai gangguan kepribadian.
Terdapat dua gangguan kepribadian yang mungkin berlaku untuk hal ini, yaitu gangguan kepribadian histrionik dan gangguan kepribadian narsistik.
American Psychiatric Association (APA) mendefinisikan gangguan kepribadian histrionik sebagai pola emosi yang berlebihan dan mencari perhatian. Seseorang dengan gangguan kepribadian ini biasanya akan merasa tidak nyaman saat dirinya tidak menjadi pusat perhatian.
Beberapa tanda gangguan kepribadian histrionik antara lain adanya perubahan emosi yang cepat dan berlebihan serta menarik perhatian pada diri sendiri melalui penampilan. Namun, mereka tidak dingin dan masih bisa berempati.
Sementara itu, orang dengan gangguan kepribadian narsistik biasanya mendambakan kekaguman, tapi tidak merasa perlu untuk berempati. Rasa kepentingan diri mereka sangat tinggi dan tidak masalah bila harus mengambil keuntungan dari orang lain.
Gangguan kepribadian ini dapat berkembang selama masa kanak-kanak atau terjadi di kemudian hari. Seseorang juga bisa memiliki gangguan kepribadian ini sejak lahir.
Baca juga: Mengenal Psikologi Kepribadian dan Ketahui Segala Hal yang Dipelajari
Anda tidak dapat langsung mengenali seseorang egois atau tidak. Mereka dapat bersikap ramah dan baik hati ketika bertemu dengan orang baru. Anda baru bisa mengetahui seseorang egois setelah menjalin hubungan yang dekat atau persahabatan dengannya.
Namun, ada 2 karakteristik utama dari teman yang egois, di antaranya yaitu:
Terdapat berbagai tingkat keegoisan seseorang, tetapi Anda dapat menemukan beberapa ciri khusus seperti:
Teman yang sangat egois bahkan bisa berbohong atau memanipulasi untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Mereka juga bisa melakukan segala hal atau membuat segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana mereka.
Baca juga: 7 Tanda-tanda Egois, Adakah di Dalam Diri Anda?
Tidak ada orang yang suka dimanfaatkan, terlebih oleh teman sendiri. Pertanyaan paling umum yang banyak diajukan orang ketika mengetahui bahwa temanmu egois adalah, “Mengapa Anda berteman dengan orang ini?”
Faktanya, Anda akan selalu berhadapan dengan keegoisan pada beberapa hal. Berikut ini beberapa alasan yang mungkin membuat Anda tetap berteman dengan teman yang egois:
Terus menerus menghadapi teman yang egois mungkin akan terasa melelahkan. Namun, jangan terlalu memikirkan hal ini. Bila diperlukan, coba ikuti beberapa cara menghadapi teman egois berikut ini:
Tidak semua hal egois yang ia lakukan harus Anda pikirkan.. Ketika sering memusingkan perbuatannya, Anda justru jadi lebih mudah dimanipulasi.
Sebaiknya tetapkan batasan. Teman yang egois bisa melakukan apa yang mereka inginkan, tetapi hal ini tidak harus memengaruhi kehidupan Anda.
Menetapkan batasan yang sehat akan memudahkan Anda untuk mengomunikasikan semua keinginan Anda saat berinteraksi dengan teman yang egois.
Apabila pertemanan Anda dengan ia terus-menerus membuat stres dan menguras tenaga, sebaiknya Anda menarik diri. Namun, usahakan tetap tidak membuat teman Anda sakit hati atau merasa dijauhi, ya.
Anda bisa meluangkan waktu dan ruang untuk kegiatan positif bersama teman yang egois. Di sisi lain, Anda perlu membatasi seberapa sering bertemu dengan teman yang hanya mementingkan diri sendiri. Cara ini membantu Anda tetap sehat berteman dengan seseorang yang egois.
Sikap atau perkataan seseorang biasanya dilatarbelakangi oleh suatu hal. Cobalah mengerti alasan di balik sikap egois teman Anda terlebih dahulu. Tentu saja, mengerti bukan berarti Anda menerima ketika teman Anda bersikap di luar batas.
Hanya saja, dengan mengerti alasan di balik sikap tersebut, Anda dapat merespons dengan cara yang tepat dan bijak.
Ketika Anda berhadapan dengan teman yang egois, hal pertama yang perlu diingat adalah jangan mencoba mengubahnya.
Teman yang egois bisa berubah kapan pun mereka mau atau jika mereka memiliki keinginan untuk berubah. Meskipun Anda mengungkapkan perasaan terhadap orang yang egois, Anda tidak bisa berharap mereka akan berubah menjadi orang lain yang lebih peduli.
Baca juga: Cara Menghilangkan Sifat Egois dalam Diri Sendiri
Sifat egois atau selfish memang sering kali dikaitkan dengan perilaku negatif. Pasalnya, sifat ini dianggap hanya mementingkan diri sendiri. Padahal, ada kalanya sifat egois atau selfish itu diperlukan.
Jika tujuannya untuk menjaga kesehatan mental dan fisik, maka sifat egois menjadi hal yang baik. Yang terpenting, pastikan sifat egois tersebut dikeluarkan dalam jumlah yang tepat dan tidak merugikan orang-orang di sekitar Anda.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Inner child adalah sisi kepribadian seseorang yang terbentuk dari pengalaman masa kecil. Kondisi ini dapat memengaruhi bagaimana kamu membuat keputusan.
Apa itu ambisius sebenarnya? Selama ini, kata ambisius identik dengan perilaku seseorang yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Namun sebenarnya, ambisius pun memiliki sisi positifnya juga, termasuk dalam membantu Anda mencapai target.
Histrionic personality disorder atau gangguan kepribadian histrionik adalah gangguan yang ditandai dengan kebutuhan untuk selalu menjadi pusat perhatian. Orang dengan gangguan ini akan menunjukkan perilaku dramatis untuk menjadi pusat perhatian, yang mungkin akan membutuhkan bantuan dari ahli kejiwaan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved