Sekarang kesadaran akan bahayanya pelecehan seksual di kantor kian meningkat. Pelaku pelecehan harus mendapat hukuman setimpal. Begitu pula dengan korban, harus dirangkul dan mendapat ruang aman untuk bercerita hingga pulih kembali.
21 Okt 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Pelecehan seksual di kantor
Table of Content
Sekarang kesadaran akan bahayanya pelecehan seksual di kantor kian meningkat. Pelaku pelecehan harus mendapat hukuman setimpal. Begitu pula dengan korban, harus dirangkul dan mendapat ruang aman untuk bercerita hingga pulih kembali.
Advertisement
Artinya, tidak ada ruang untuk pembiaran terjadinya pelecehan seksual di kantor. Tidak ada normalisasi untuk itu, meski hanya berupa pelecehan seksual verbal seperti catcalling sekalipun.
Organisasi Buruh Internasional atau ILO mendefinisikan pelecehan seksual sebagai perilaku seksual yang bersifat ofensif dan tidak mendapat persetujuan korban. Untuk bisa disebut sebagai pelecehan seksual di lingkungan kerja, ada dua hal yang menjadi kondisinya:
Ketika keuntungan dalam pekerjaan seperti kenaikan gaji, promosi, atau perpanjangan kontrak harus dipenuhi dengan karyawan mau melakukan perilaku seksual tertentu
Kondisi lingkungan kerja yang berbahaya karena mengintimidasi dan mempermalukan korban
Lebih jauh lagi, perilaku yang termasuk dalam jenis pelecehan seksual adalah:
Masih dari ILO, kelompok perempuan yang paling rentan mengalami pelecehan seksual adalah mereka yang muda, mandiri finansial, belum menikah, atau sudah bercerai. Sementara bagi laki-laki, risiko terbesar ada pada mereka yang gay, muda, dan termasuk dalam etnis minoritas.
Bukan hanya antara orang yang berbeda jenis kelamin, belakangan ini pelecehan seksual juga terjadi pada gender yang sama.
Tentu dampak terbesar dari pelecehan seksual di kantor ada pada korbannya. Namun, pihak perusahaan dan juga masyarakat akan turut terdampak. Berikut gambarannya dampak pada korban:
Sementara bagi perusahaan, dampaknya bisa berupa:
Dalam konteks yang lebih luas, masyarakat juga akan merasakan dampak seperti:
Tentu korban pelecehan seksual di kantor akan merasa bingung dan terkejut dengan apa yang dialaminya. Pada fase ini, sangat manusiawi apabila tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Seluruh emosi dan perasaan seorang korban kekerasan bersifat valid. Ketika bertanya-tanya apa yang sebaiknya menjadi langkah selanjutnya, berikut langkahnya:
Apabila ancaman akibat kekerasan seksual ini sangat nyata, segera cari pertolongan dengan menghubungi petugas keamanan atau 110 (Kepolisian). Tinggalkan lokasi tempat Anda berada saat ini untuk mengamankan diri.
Hubungi pula orang terdekat atau tepercaya yang bisa membantu, seperti rekan kerja, sahabat, atau keluarga. Selain itu, bisa juga seorang advokat dari tempat perlindungan hak perempuan.
Baik mengalami luka fisik maupun tidak, bantuan medis penting diberikan kepada korban pelecehan seksual. Sebab, selain cedera fisik, ada trauma mental yang harus mendapat perhatian penuh.
Apabila berencana melaporkan pelecehan seksual ini, sebisa mungkin catat apa saja yang terjadi. Ini akan membantu pihak berwenang dalam memproses laporan. Data ini memuat waktu, tanggal, saksi mata, dan kejadian yang mendukung klaim. Cantumkan fakta.
Cara ini hanya bisa dilakukan apabila memungkinkan. Jika tidak merasa aman, tak perlu dipaksakan.
Jika ingin melaporkan pelecehan seksual di kantor, sampaikan kepada pihak yang berwenang mengambil keputusan. Ikuti prosedur untuk menyampaikan komplain. Sebisa mungkin, sampaikan komplain dalam bentuk tulisan. Lalu, minta pihak perusahaan juga membuat pernyataan telah menerima komplain Anda.
Dalam sebagian besar kasus, saksi mata tidak berani atau enggan melakukan intervensi ketika melihat pelecehan seksual di kantor. Lalu, bagaimana jika ini terjadi pada Anda?
Apabila melihat rekan kerja menjadi korban pelecehan seksual, dekati dirinya. Pastikan melakukan ini secara personal dan mulai dengan bertanya apakah mereka baik-baik saja.
Kemudian, sampaikan bahwa Anda siap mendengar tanpa menghakimi. Beri tahu bahwa Anda merasa khawatir dan bersedia memberi dukungan. Bersikaplah empati dengan menekankan bahwa Anda percaya pada mereka.
Namun ketika Anda tidak kenal secara personal dengan korban, bisa dengan memberi tahu rekan kerja yang dekat dengannya.
Baca Juga
Di sisi lain, jangan pernah melaporkan kejadian itu atas inisiatif Anda sendiri tanpa persetujuan dari korban. Sebab, sangat penting agar individu itu merasa punya kekuatan untuk mengambil keputusan penting secara mandiri.
Jadi, posisinya tetaplah sebagai pihak yang siap mendengarkan, siap memberi bantuan. Tidak lebih, tidak kurang.
Jika Anda ingin tahu lebih lanjut seputar dampak kekerasan seksual di kantor terhadap kesehatan mental korban, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bukan hanya asupan makanan, jam makan yang baik perlu diperhatikan. Hal ini dapat membantu menjaga kesehatan tubuh, mengendalikan berat badan, dan menurunkan risiko penyakit.
Bystander effect adalah kondisi ketika seseorang melihat situasi darurat, namun tidak melakukan tindakan apapun untuk membantu atau menghentikannya. Efek pengamat tersebut kerap bisa terlihat dalam berbagai peristiwa, tapi apa sebenarnya alasan di balik fenomena ini?
Tahap kesedihan atau stages of grief adalah proses saat seseorang dalam tahapan berduka. Proses ini dimulai dari fase denial atau penyangkalan hingga tahap acceptance atau penerimaan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved