Aborsi dapat dilakukan jika terjadi indikasi kedaruratan medis pada ibu dan janin. Ada cara menggugurkan kandungan yang aman dan sesuai prosedur medis.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
24 Des 2019
Aborsi dapat dilakukan apabila ada indikasi kedaruratan medis pada ibu dan janin yang dikandung
Table of Content
Menggugurkan kandungan atau dikenal dengan istilah aborsi kerap diidentifikasi sebagai cara untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan. Akibatnya, tak sedikit orang yang menentang perbuatan tersebut.
Advertisement
Akan tetapi, pada kasus tertentu, aborsi mungkin menjadi pilihan terbaik bagi ibu dan janin yang dikandungnya. Ada beberapa cara menggugurkan kandungan yang dapat dilakukan di klinik atau rumah sakit yang aman sesuai dengan indikasi medis yang dialami ibu hamil.
Baca Juga
Sebelum mengetahui berbagai cara menggugurkan kandungan, penting diketahui terlebih dahulu mengenai aturan aborsi yang berlaku di Indonesia.
Peraturan mengenai cara menggugurkan kandungan telah diatur oleh negara dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.
Berdasarkan UU N0. 36 Tahun 2009 pasal 75 ayat (1) dinyatakan bahwa aborsi dilarang untuk dilakukan oleh setiap orang. Namun, pada ayat (2) disebutkan bahwa terdapat dua kondisi yang menjadi pengecualian pengguguran kandungan, yaitu:
Tindakan aborsi berdasarkan indikasi kedaruratan medis dan kehamilan akibat perkosaan harus dilakukan dengan aman, bermutu, dan bertanggung jawab. Cara menggugurkan kandungan yang dimaksud dalam undang-undang, meliputi:
Sebelum melakukan aborsi, ibu hamil terlebih dahulu harus melakukan konseling dengan ahli yang berwenang. Konseling ini tidak hanya dilakukan pada masa pratindakan, tetapi juga setelah tindakan pengguguran kandungan dilakukan.
Baca juga: Mengenal Bahaya Aborsi dan Hukumnya di Indonesia
Cara menggugurkan kehamilan umumnya bergantung pada berbagai faktor, termasuk usia kehamilannya. Semakin lama usia kehamilan maka prosedurnya akan semakin sulit dan risikonya semakin tinggi.
Secara umum, ada dua cara menggugurkan kandungan melalui prosedur medis, yaitu menggunakan obat-obatan dan tindakan medis tertentu. Namun, apa pun cara aborsi yang dilakukan, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu.
Cara menggugurkan kehamilan menggunakan obat-obatan menjadi salah satu pilihan apabila usia kandungan masih berada di awal trimester pertama (12 minggu pertama kehamilan). Jika digunakan dengan dosis yang tepat, metode ini dapat bekerja secara efektif hingga 97 persen.
Ada dua jenis obat-obatan penggugur kandungan yang akan diresepkan oleh dokter, yakni:
Dalam waktu empat hingga enam jam minum obat tersebut, biasanya Anda akan mengalami kram perut dan perdarahan hebat. Dibutuhkan waktu sekitar 3-4 hari hingga semua jaringan embrio dapat benar-benar keluar dari tubuh Anda.
Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat minum obat penggugur kandungan, di antaranya:
Segera konsultasikan dengan dokter apabila Anda mengalami perdarahan cukup parah sehingga mengharuskan Anda untuk mengganti lebih dari dua pembalut dalam waktu satu jam. Selain itu, segera temui dokter juga apabila Anda mengalami demam atau gejala menyerupai flu selama lebih dari satu hari.
Baca juga: Menggugurkan Kandungan dengan Jeruk Nipis Cuma Mitos, Ini Penjelasannya
Cara menggugurkan kehamilan berikutnya adalah melalui prosedur medis atau tindakan bedah. Cara menggugurkan kehamilan melalui tindakan medis sesuai dengan usia kandungan dan kondisi pasien.
Cara melakukan aborsi dengan operasi dapat dilakukan dengan pemberian:
Secara umum, ada tiga prosedur operasi menggugurkan kehamilan. Berikut adalah penjelasan ketiga metode tersebut.
Jenis prosedur medis ini dilakukan apabila usia kehamilan Anda berada pada rentang 10-12 minggu. Pada prosedur ini, dokter akan meminta Anda untuk berbaring di atas tempat tidur khusus dengan posisi kaki dibentangkan atau dilebarkan seraya menekuk lutut, seperti posisi melahirkan.
Selanjutnya, dokter akan memasukkan alat yang disebut dengan spekulum ke dalam vagina. Alat tersebut berfungsi untuk melebarkan vagina sehingga dokter bisa melihat leher rahim (serviks) Anda.
Dokter akan menyeka vagina dan leher rahim Anda menggunakan cairan antiseptik. Kemudian, dokter akan menyuntikkan obat bius ke leher rahim dan memasukkan tabung kecil yang melekat pada mesin isap (vakum) ke rahim Anda. Berikutnya, isi rahim Anda pun dibersihkan.
Aspirasi vakum biasanya dilakukan selama kurang lebih 5-10 menit. Setelah prosedur dilakukan, dokter akan meminta Anda untuk beristirahat di bawah pengawasannya selama 30 menit. Anda mungkin akan diperbolehkan pulang beberapa jam kemudian, atau dapat rawat inap beberapa hari jika ada indikasi medis lainnya.
Cara aborsi satu ini umumnya disarankan oleh dokter apabila usia kandungan berada di trimester kedua.
Pada hari pertama, dokter akan mempersiapkan dan melebarkan leher rahim Anda dengan memasukkan laminaria selama semalaman. Dokter mungkin juga memberikan Anda obat misoprostol, baik melalui oral atau vagina, guna melunakkan rahim Anda.
Pada hari kedua, dokter menggunakan forcep (alat penjepit khusus) untuk mengangkat janin dan plasenta, serta menggunakan alat lainnya seperti sendok yang disebut kuret untuk mengikis lapisan rahim. Umumnya, prosedur tersebut hanya akan memakan waktu 10-20 menit.
Jika terjadi masalah serius pada ibu dan janin atau indikasi kedaruratan medis saat usia kehamilan lebih dari 21 minggu maka dokter mungkin akan menyarankan prosedur dilatasi dan ekstraksi. Dilatasi dan ekstraksi dilakukan oleh dokter ahli yang sudah berpengalaman.
Secara umum, prosedur ini tidak berbeda jauh dengan dilatasi dan evakuasi. Perbedaannya, prosedur ini melibatkan tindakan pembedahan guna mengakhiri kehamilan, dokter juga akan melakukan pembiusan secara umum sehingga Anda akan tertidur selama proses ini.
Melalui metode ini, dokter mungkin akan melakukan induksi persalinan, histerektomi, dan histerotomi.
Baca Juga
Untuk semua jenis cara menggugurkan kehamilan, Anda akan mengalami kemungkinan efek samping, seperti perut kram. Anda dapat minum obat pereda nyeri, seperti ibuprofen, paracetamol, atau codeine, guna mengatasi kram perut.
Selain itu, Anda mungkin akan mengalami perdarahan pada vagina. Terkadang, perdarahan vagina ringan setelah prosedur aborsi dapat terjadi hingga satu bulan lamanya.
Segera hubungi dokter apabila Anda mengalami perdarahan hebat, nyeri perut yang parah, perubahan bau vagina, demam, atau tanda-tanda kehamilan seperti mual dan nyeri pada payudara.
Melakukan aborsi dengan tujuan untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan merupakan hal yang ilegal.
Cara menggugurkan kandungan mungkin harus dilakukan apabila ada indikasi kedaruratan medis pada ibu dan janin yang dikandung. Pastikan Anda melakukan konsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu sebelum memutuskan menggugurkan kehamilan.
Jika Anda ingin berkonsultasi secara langsung, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Annisa Amalia Ikhsania
Referensi
Artikel Terkait
Tanda-tanda kehamilan mirip dengan ciri-ciri PMS. Perubahan mood, nyeri payudara, dan kram perut juga dirasakan. Perbedaannya tidak ada flek atau spotting.
10 Feb 2020
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma, sedangkan oogenesis adalah proses pembentukan sel telur. Kedua proses ini dikenal dengan sebutan gametogenesis.
26 Agt 2022
Ibu hamil makan kerang jadi pertanyaan banyak orang karena khawatir makanan ini berbahaya untuk janin. Sisi baiknya, kerang segar masih diperbolehkan untuk dikonsumsi.
27 Des 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved