Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
19 Mar 2021
Ada banyak cara mengatasi retensi cairan, misalnya menghindari makanan yang mengandung garam tinggi.
Table of Content
Retensi cairan adalah kondisi medis yang terjadi saat kelebihan cairan menumpuk di dalam tubuh. Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan edema.
Advertisement
Umumnya, retensi cairan terjadi pada sistem peredaran darah atau jaringan tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan tangan dan kaki membengkak, serta berbagai masalah lainnya jika tidak segera ditangani. Untuk menanganinya, berikut adalah penjelasan seputar cara mengatasi retensi cairan dalam tubuh.
Ada banyak kondisi yang dianggap sebagai penyebab retensi. Pada wanita, kehamilan dan periode sebelum menstruasi dapat menyebabkan cairan menumpuk di dalam tubuh mereka. Orang yang tidak aktif atau duduk terlalu lama juga bisa mengalami retensi cairan.
Selain itu, retensi cairan juga bisa disebabkan oleh kondisi medis yang serius, seperti penyakit ginjal hingga gagal jantung. Jika Anda mengalami retensi cairan secara tiba-tiba, segera periksakan diri Anda ke dokter.
Namun, jika yang terjadi hanyalah pembengkakan ringan dan tidak ada kondisi medis yang menyebabkannya, ada beberapa cara yang bisa Anda coba di rumah untuk mengatasi retensi cairan.
Dandelion (Taraxacum officinale) dipercaya sebagai tumbuhan yang memiliki sifat diuretik alami. Riset mengungkapkan bahwa ekstrak dandelion dapat menurunan jumlah cairan yang disimpan tubuh dalam sehari.
The National Center for Complementary and Integrative Health menyatakan bahwa dandelion dianggap aman jika dikonsumsi sebagai makanan. Namun, belum ada penelitian yang telah membuktikan keamanan mengonsumsi dandelion sebagai obat karena sebagian orang bisa mengalami alergi ketika memakannya.
Sebaiknya Anda berkonsultasi dulu dengan dokter jika ingin menggunakan dandelion sebagai obat alami untuk retensi cairan, terutama jika memiliki penyakit ginjal. Jangan sekali-kali mencoba obat herbal tanpa anjuran dan izin dokter.
Jika retensi cairan terjadi di kaki, Anda dapat mencoba memosisikan kaki lebih tinggi dengan cara ini:
Saat retensi cairan terjadi di dalam tubuh, hindari menggunakan pakaian ketat. Cobalah untuk menggunakan pakaian yang lebih longgar untuk memudahkan cairan beredar ke bagian tubuh lainnya. Hal ini juga bisa membuat Anda merasa lebih nyaman.
Garam terbuat dari natrium dan klorida. Natrium memiliki peran untuk mengikat cairan di dalam tubuh dan membantu menjaga keseimbangan cairan di dalam atau luar sel.
Jika Anda terlalu sering mengonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi, maka tubuh akan menahan air. Maka dari itu, cobalah untuk mengurangi makanan yang tinggi akan garam.
Magnesium adalah mineral penting yang terlibat dalam lebih dari 300 reaksi enzim untuk menjaga fungsi tubuh. Ternyata, mengonsumsi makanan yang mengandung magnesium dipercaya bisa mengatasi retensi cairan.
Sebuah penelitian mengungkapkan, partisipan wanita yang sedang mengalami gejala pramenstruasi (PMS) berhasil mengurangi retensi cairan di dalam tubuhnya setelah yang mengonsumsi 200 miligram magnesium per hari.
Ada banyak makanan yang mengandung magnesium untuk dicoba, misalnya cokelat hitam hingga sayuran berdaun hijau.
Vitamin B6 memiliki peran untuk pembentukan sel darah merah. Siapa sangka, ternyata vitamin B6 juga bisa mengatasi retensi cairan.
Studi menjelaskan, vitamin B6 terbukti ampuh untuk menurunkan retensi cairan pada wanita dengan PMS. Oleh karena itu, cobalah berbagai makanan yang mengandung vitamin B6, seperti pisang, daging, hingga kentang.
Kalium adalah mineral dengan segudang fungsi, mulai dari mengirimkan sinyal listrik agar tubuh tetap bekerja dan menjaga kesehatan jantung.
Ternyata, studi juga menyatakan bahwa kalium bisa menurunkan retensi cairan di dalam tubuh dengan dua cara, yakni menurunkan kadar natrium dan juga meningkatkan produksi urine.
Pisang, alpukat, dan tomat adalah segelintir sumber kalium yang wajib Anda coba.
Mengonsumsi karbohidrat olahan dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan insulin di dalam tubuh.
Tingginya kadar insulin dapat membuat tubuh menampung lebih banyak natrium sehingga meningkatkan penyerapan kembali natrium di ginjal. Pada akhirnya, retensi cairan akan terjadi.
Berolahraga dapat meningkatkan aliran darah dan menjaga sirkulasinya. Hal ini dipercaya bisa menurunkan penumpukan cairan di seluruh bagian tubuh, terutama di kaki dan tangan. Cobalah untuk lebih sering berjalan kaki atau menggerakkan tubuh agar retensi cairan dapat dikurangi.
Selain pembengkakan di berbagai bagian tubuh, retensi cairan juga bisa menimbulkan gejala ini:
Baca Juga
Meski terdengar sepele, retensi cairan juga bisa menyebabkan komplikasi, seperti trombosis vena dalam, edema paru (menumpuknya cairan di dalam paru-paru), hingga fibroid pada wanita.
Segeralah berkonsultasi ke dokter jika Anda mengalami berbagai gejala retensi cairan. Jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga!
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Pedangdut Cita Citata mengabarkan bahwa dirinya mengidap Streptococcus Tonsillitis. Penyakit apakah itu? Kenali penyebab dan gejalanya di sini!
3 Sep 2020
Doping adalah istilah yang mengacu pada penggunaan zat ilegal untuk meningkatkan performa dalam olahraga. Lantas, apa saja dampak buruk doping bagi kesehatan?
14 Des 2022
Orthopnea atau sesak napas saat berbaring dapat menjadi indikasi penyakit kronis terkait jantung dan paru-paru. Ketahui penyebabnya untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
2 Jul 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved