Jet lag biasanya terjadi usai terbang jarak jauh melintasi zona waktu berbeda. Dengarkan tubuh Anda untuk tahu cara mengatasi kelelahan akibat jet lag.
20 Agt 2019
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Saat berada di dalam pesawat dan melintasi zona waktu berbeda, tubuh kesulitan mengenali siang dan malam
Table of Content
Lagi-lagi Anda merasa jet lag setelah penerbangan jarak jauh? Tenang, Anda tidak sendirian. Itulah sebabnya sebagian besar orang tentu ingin tahu bagaimana cara mengatasi kelelahan usai perjalanan jauh.
Advertisement
Sangat wajar seseorang merasakan jet lag. Jam biologis tubuh mereka terganggu karena melintasi zona waktu yang berbeda. Siang menjadi malam, malam menjadi siang.
Terlebih, jet lag bukan penyakit yang bisa sembuh dengan mengonsumsi obat. Untuk itu, Anda perlu tahu betul cara mengatasi kelelahan yang efektif.
Mengenal kondisi tubuh masing-masing adalah kunci dalam mengatasi kelelahan karena jet lag. Tidak ada jet lag yang sama pada setiap orang, meskipun itinerary dan waktu tempuh mereka sama sekalipun.
Untuk itu, dengarkan tubuh Anda dan coba siasati dengan cara mengatasi kelelahan karena jet lag berikut ini:
Kelelahan mungkin membuat Anda merasa lesu dan enggan beraktivitas. Kesampingkan hal ini dan justru teruslah bergerak.
Lakukan olahraga ringan untuk melancarkan sirkulasi darah, jika memungkinkan lakukan sambil terpapar dengan sinar matahari. Sinar matahari akan memberi sinyal pada tubuh bahwa siap beraktivitas.
Minuman seperti kopi atau yang beralkohol bukan teman baik bagi orang yang sedang mengalami jet lag. Justru Anda perlu memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan cukup konsumsi air putih.
Lebih jauh lagi, minum air putih akan membantu menghilangkan gejala-gejala jet lag seperti sakit kepala, perut kembung, dan lainnya. Dengan demikian, Anda bisa beristirahat dengan lebih berkualitas.
Ternyata temperatur AC di kamar tidur Anda juga ikut berperan sebagai salah satu cara mengatasi kelelahan akibat jet lag. Sesuaikan temperaturnya dengan bagaimana suhu yang biasa Anda atur ketika akan tidur. Cara ini akan memberi sinyal bagi tubuh untuk beristirahat.
Tentu saja orang yang mengalami jet lag tidak akan bisa tidur nyenyak dengan mudah karena ada perubahan drastis pada ritme tubuh mereka. Meski demikian, pantangan terbesar adalah mengonsumsi obat tidur.
Hal ini justru akan membuat tubuh semakin sulit beradaptasi. Alternatifnya adalah membuat suasana rileks atau lakukan hal yang biasa membuat Anda familiar bahwa ini waktu untuk beristirahat.
Setidaknya 44% orang pasti mengalami susah tidur setelah menempuh perjalanan jauh dari negara dengan zona waktu berbeda. Perlu sekitar tiga hari bagi tubuh untuk beradaptasi, tergantung dari seberapa banyak zona waktu yang dilewati.
‘Kekacauan’ jam tidur ini berkaitan dengan hormon melatonin yang diproduksi oleh tubuh ketika suasana gelap atau malam tiba. Saat berada di dalam pesawat, tubuh menjadi kebingungan menentukan jam tidur tubuh karena perubahan gelap terang yang tidak seperti biasanya.
Susah tidur tentu kaitannya dengan sulit berkonsentrasi. Tak hanya itu, orang yang mengalami jet lag juga bisa merasa gelisah hingga kesulitan beraktivitas dengan produktif.
Di sisi lain, meskipun orang yang mengalami jet lag cenderung susah tidur, orang yang kelelahan kerap tertidur justru saat siang hari. Di saat mereka dituntut untuk kembali bekerja atau beraktivitas, rasa kantuk datang tak terhindarkan. Duh!
Di kalangan traveler yang kerap terbang jarak jauh, ada istilah west is best, east is beast. Tentu kalimat itu bukannya tanpa dasar.
Beradaptasi setelah bepergian ke negara yang ada di barat lebih mudah ketimbang ke negara yang zona waktunya berada di timur negara asal Anda.
Pertimbangan utamanya adalah waktu tidur dan beraktivitas yang tidak terlalu jauh. Itu sebabnya, persiapan mengantisipasi jet lag perlu dilakukan sejak setidaknya sepekan sebelum terbang.
Ketika terbang ke timur, orang akan ‘kehilangan’ waktu dan perlu trik untuk menyiasatinya. Sementara saat terbang ke barat, mereka justru mendapat ‘tambahan’ waktu yang dapat digunakan untuk beristirahat.
Contohnya dengan menyesuaikan jam tidur mendekati jam di negara tujuan. Selain itu, bisa juga dengan mengatur pola makan dengan rentang waktu seperti di destinasi yang akan Anda kunjungi.
Hal yang tak kalah penting adalah memberi sinyal tubuh untuk bisa beradaptasi. Dengarkan kondisi tubuh Anda, lakukan hal yang disarankan seperti olahraga ringan dan makan sehat, serta hindari pantangannya.
Dengan melakukan ini, jet lag tidak akan lama-lama mengganggu produktivitas Anda. Selamat mencoba!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kualitas dan pola tidur yang baik akan membantu meningkatkan kesehatan tubuh. Pola tidur yang tidak teratur akan meningkatkan risiko berbagai penyakit, misalnya diabetes dan kolesterol tinggi.
Jam tidur anak berusia 1-2 tahun: 12-14 jam per hari, usia 3-6 tahun: 11-12 jam per hari, 7-12 tahun: 10-11 jam per hari, dan 12 tahun ke atas: 8-9 jam per hari. Jumlah waktu tidur tersebut harus terpenuhi agar tumbuh kembangnya berjalan dengan optimal.
Gejala kanker lambung dapat berupa penurunan berat badan yang mendadak, nafsu makan turun, merasa kenyang lebih cepat, dan darah di feses. Pasien juga mungkin menunjukkan ciri kanker lambung lain seperti muntah darah dan tubuh lelah luar biasa.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved