Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
5 Mar 2021
Kekerasan di sekolah dapat dicegah jika anak, orangtua, dan pihak sekolah mau "bersatu" memeranginya.
Table of Content
Selain mengganggu proses belajar, kekerasan di sekolah juga dapat menyebarkan rasa takut pada anak-anak sehingga mereka merasa tidak nyaman di sekolah. Agar anak tidak menjadi korbannya, orangtua perlu terlibat dalam melawan segala bentuk kekerasan di sekolah.
Advertisement
Kekerasan di sekolah dapat terjadi dalam bentuk fisik, verbal, hingga virtual (cyber violence). Pelaku kekerasan di sekolah tidak hanya menjalankan aksinya di kelas, tapi juga di perjalanan pergi atau pulang dari sekolah, acara besar di sekolah, atau di tempat-tempat lainnya.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan sebagai orangtua untuk mengantisipasi bentuk-bentuk kekerasan di sekolah.
Anak-anak kadang belum bisa atau tidak berani mengutarakan pengalamannya setelah menjadi korban kekerasan di sekolah. Maka dari itu, jangan menunggu sampai anak berbicara. Orangtua perlu mengambil inisiatif dan menanyakannya langsung pada anak.
Jika anak mulai berani menceritakan pengalaman buruknya di sekolah, bantulah ia untuk menenangkan diri.
Sebagai orangtua, Anda harus mengenal bagaimana perilaku anak sehari-hari. Sehingga, Anda bisa segera menyadari jika ada perilaku yang berubah dari anak dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi perubahan perilaku ini.
Jika memang perilaku anak berubah, ajak mereka untuk berbicara secara terbuka. Mintalah mereka untuk jujur terkait hal apa yang terjadi di sekolah. Bisa jadi mereka telah menjadi korban kekerasan di sekolah, sedang dijauhi temannya, atau mungkin sedang mendapat nilai ulangan yang buruk.
Tidak melulu menjadi korban, terkadang anak juga bisa menjadi pelaku dari kekerasan di sekolah. Anda tentunya perlu segera mengatasi masalah ini supaya perilaku buruk yang dimiliki anak tidak memakan banyak korban.
Mintalah mereka untuk bersikap baik kepada setiap teman dan gurunya di sekolah. Jika mereka sudah bersikap baik, jangan lupa untuk memuji pencapaian mereka. Setelah itu, bantulah anak untuk membuat pencapaian positif lainnya agar ia semakin semangat berbuat baik.
Anda juga harus membuat peraturan yang ketat dan tegas supaya anak tidak menjadi pelaku kekerasan di sekolah. Selain itu, ciptakan hukuman yang harus anak jalani jika mereka tidak mematuhi peraturan yang telah dibuat.
Perlu diingat, anak akan cenderung mematuhi peraturan yang berlaku jika mereka ikut serta dalam membuat peraturan tersebut.
Selain itu, jangan lupa untuk mengajarkan anak mengenai tanggung jawab, empati, hingga cara mengontrol amarah serta stres. Dengan begitu, diharapkan anak-anak tidak akan menjadi pelaku kekerasan di sekolah.
Anda tidak boleh takut atau ragu untuk terlibat dalam melawan kekerasan di sekolah. Anda bisa melaporkan segala bentuk kekerasan kepada pihak sekolah, misalnya guru atau wali kelas. Bantuan dari pihak sekolah dapat membantu mencari solusi dari kekerasan yang selama ini terjadi.
Berkenalan dengan guru atau wali kelas anak di sekolah dinilai cukup penting. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan informasi mengenai apa saja kegiatan anak di sekolah. Selain itu, bantulah guru untuk mengenal anak Anda.
Akan tetapi, sebaiknya Anda jangan mendekatkan diri pada guru hanya saat ada masalah saja. Cobalah jalin komunikasi secara rutin dengan mereka.
Tidak hanya berkenalan dengan guru atau pihak sekolah lainnya saja, Anda juga disarankan untuk mengakrabkan diri dengan teman-teman anak di sekolah.
Jika memungkinkan, undanglah orangtua murid dan anak-anaknya ke rumah untuk berbincang dan saling mengenal satu sama lain. Hal ini dianggap bisa mencegah kekerasan di sekolah atau kejadian tak diinginkan lainnya.
Baca Juga
Kekerasan di sekolah dapat diatasi dan dicegah jika anak, orangtua, dan pihak sekolah bekerja sama. Maka dari itu, jalinlah kedekatan dengan anak dan guru di sekolah sehingga berbagai bentuk kekerasan di sekolah dapat dicegah.
Jika Anda punya pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga!
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Nonton YouTube bisa mendatangkan sisi positif, bisa juga negatif. Hal ini juga dipengaruhi oleh sikap orangtua saat anak nonton Youtube. Berikut adalah sisi negatif dan positif dari anak nonton YouTube serta hal yang bisa Anda lakukan sebagai orangtua.
1 Agt 2020
Cara menjadi orang pintar bisa dicoba dengan melakukan beberapa cara di atas. Ternyata, caranya terbilang sederhana. Anda pasti bisa melakukannya.
20 Des 2020
Orangtua yang gagal mendidik anak di masa kecil, akan sulit mengulang maupun memperbaikinya saat anak beranjak dewasa. Mendidik anak dengan tegas dan mengajari anak agar mandiri dapat dijadikan cara efektif untuk mendidik anak.
2 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Reni Utari
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved