Depresi postpartum atau depresi pascapersalinan, jika tidak segera diatasi, bisa berkembang menjadi kondisi psikosis yang dapat membahayakan nyawa.
4 Jul 2019
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Berbagai cara mengatasi depresi postpartum harus segera dilakukan sebelum kondisi ibu bertambah parah.
Table of Content
Depresi postpartum masih sering dipandang sebelah mata. Hal ini membuat wanita yang mengalaminya, cenderung belum mendapatkan perawatan yang sesuai. Padahal, dengan penanganan yang tepat, kondisi ini bisa dipulihkan. Depresi postpartum juga sebenarnya dapat dicegah.
Advertisement
Depresi postpartum atau yang juga disebut sebagai depresi pascapersalinan, jika tidak segera diatasi, bisa berkembang menjadi kondisi psikosis. Postpartum psikosis merupakan kondisi yang bisa membahayakan nyawa, dan merupakan suatu kegawatdaruratan medis.
Baca Juga
Cara mengatasi depresi yang dilakukan oleh dokter terdiri dari dua cara, yaitu:
Melalui terapi, penderita depresi pascapersalinan akan mempelajari cara untuk menghadapi permasalahan yang dirasakan. Selain itu, terapi juga mampu menemukan solusi permasalahan yang muncul setelah melahirkan, serta membantu menerapkan tujuan yang realistis sebagai seorang ibu.
Terapi akan mengajarkan penderita untuk menghadapi kondisi ini dengan pikiran yang positif. Tidak hanya untuk ibu, terapi juga bisa dilakukan bersama pasangan, maupun keluarga.
Pemberian obat antidepresan juga dapat dilakukan untuk mengatasi depresi postpartum. Dokter akan meresepkan obat yang cocok dan aman bagi ibu menyusui, agar efek dari obat tidak memberikan pengaruh kepada bayi.
Dengan perawatan yang rutin, depresi dapat membaik. Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa berlanjut menjadi depresi kronis. Sehingga, penting bagi penderitanya untuk terus melanjutkan perawatan, meski telah merasa lebih baik.
Setelah berkonsultasi dengan dokter, Anda kemudian dapat melakukan hal-hal di bawah ini, untuk membantu meringankan permasalahan yang sedang dialami.
Istirahat bisa membantu meredakan stres yang dirasakan. Bayi baru lahir memang tidak memiliki jam tidur yang sama dengan orang dewasa. Karena itu, buatlah jadwal bersama pasangan, untuk bergantian menjaga Si Kecil.
Selain itu, buatlah tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks dengan pijat, membaca buku, atau berendam di air hangat.
Menceritakan gangguan mental yang Anda alami kepada orang lain, memang bukanlah perkara mudah. Namun sebaiknya, Anda tetap mencoba untuk mengutarakan yang Anda rasakan.
Dengan begitu, Anda tidak akan merasa sendirian. Cara ini juga bisa meringankan beban yang dirasakan.
Bagi orang yang sedang depresi, menyendiri adalah hal yang sangat tidak disarankan. Meski begitu, bukan berarti Anda diharuskan untuk berkumpul dengan banyak orang sekaligus.
Cukup dengan berkumpul dengan orang-orang terdekat, akan membantu Anda merasa lebih terhubung. Sebab, berkumpul dengan orang lain, memang bisa membantu mengalihkan pikiran Anda dari hal-hal yang membuat stres.
Sebaiknya, Anda tidak memaksakan untuk melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci, atau mengepel, saat sedang merasa kelelahan. Lebih baik, gunakan energi Anda untuk mengurus kebutuhan dasar Si Kecil.
Jika memungkinkan, minta bantuan kepada teman dan keluarga untuk membantu merawat rumah dan juga Si Kecil.
Depresi postpartum bisa dicegah, selama Anda mengenali kondisi-kondisi yang sekiranya bisa menjadi pemicu. Salah satu hal yang bisa memicu munculnya depresi postpartum adalah rasa khawatir berlebih, selama kehamilan.
Kecemasan berlebihan yang sering dirasakan ibu hamil, umumnya disebabkan oleh rasa takut melewati proses persalinan. Kondisi ini disebut dengan tokophobia, yang berkaitan erat dengan depresi dan gangguan kecemasan.
Sementara itu, riwayat depresi yang pernah dialami sebelumnya, bisa meningkatkan risiko seseorang menderita depresi postpartum.
Jika Anda pernah memiliki riwayat depresi, termasuk depresi postpartum setelah proses persalinan anak sebelumnya, segera beritahukan hal ini ke dokter. Sehingga, dokter bisa melakukan langkah-langkah di bawah ini, sebagai pencegahan depresi postpartum.
Setelah proses persalinan dilewati, dokter juga akan segera memeriksa tanda dan gejala awal depresi postpartum. Semakin cepat kondisi ini dideteksi, maka perawatan pun bisa semakin cepat dimulai.
Bagi Anda yang sebelumnya memiliki riwayat depresi postpartum, dokter bisa langsung meresepkan obat antidepresan atau perawatan psikoterapi, segera setelah persalinan.
Selama mencoba cara mengatasi depresi pascapersalinan, Anda perlu berkomunikasi secara rutin dengan dokter yang melakukan perawatan. Dukungan keluarga pun tidak kalah penting, untuk keberhasilan proses perawatan.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Gangguan depresi mayor ialah perasaan sedih yang berlarut-larut butuh dirawat dalam jangka panjang. Psikoterapi, pemberian obat-obatan, atau kombinasi keduanya bisa menjadi pilihan perawatan.
Kleptomania adalah penyakit mental yang kerap dikaitkan dengan kebiasaan mencuri. Penderita kleptomania memiliki keinginan yang tidak dapat dikontrol untuk mencuri barang-barang.
Cara agar bayi cepat masuk panggul dan kontraksi melalui induksi alami dapat dilakuan dengan aktif bergerak, berhubungan seksual, hingga mengonsumsi beberapa jenis makanan tertentu.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved