Dehidrasi pada anak dapat disebabkan diare, muntah-muntah, keringat berlebihan, hingga sering buang air kecil. Untuk mengatasinya, anak perlu meminum banyak cairan. Akan tetapi, dehidrasi berat pada anak perlu ditangani dengan terapi cairan melalui infus.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
14 Jan 2022
Jangan sepelekan dehidrasi pada anak
Table of Content
Dehidrasi adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan dibandingkan dengan yang dikonsumsi. Selain pada orang dewasa, orangtua perlu waspada karena dehidrasi pada anak juga bisa terjadi.
Advertisement
Oleh sebab itu, mari kenali lebih jauh seputar penyebab, tanda-tanda, dan cara mengatasi dehidrasi pada anak berikut ini.
Selain jarang minum air putih, berikut adalah berbagai penyebab dehidrasi pada anak yang perlu diwaspadai.
Diare adalah salah satu penyebab dehidrasi yang umum. Sebab, penyakit ini dapat mencegah usus besar untuk menyerap air dari makanan.
Ketika diare terjadi, tubuh dapat mengeluarkan terlalu banyak air sehingga bisa memicu dehidrasi.
Terlalu sering muntah dapat memaksa tubuh untuk mengeluarkan banyak cairan. Jika tidak kunjung diatasi, kondisi ini bisa menyebabkan dehidrasi.
Saat berkeringat, tubuh dapat mengeluarkan banyak cairan lewat kulit. Hal ini biasanya terjadi ketika anak berada di tempat yang panas atau sedang melakukan aktivitas fisik.
Jika tidak dibarengi dengan konsumsi air yang memadai, dehidrasi bisa saja terjadi pada anak.
Kadar gula darah yang tinggi akibat diabetes dinilai bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil dan menyebabkan tubuh kehilangan cairan.
Maka dari itu, penderita diabetes dianggap lebih rentan mengalami dehidrasi.
Penyebab dehidrasi pada anak selanjutnya adalah terlalu sering buang air kecil.
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh diabetes atau obat-obatan diuretik, antihistamin, obat tekanan darah, hingga obat antipsikotik.