Kecemasan berlebih dapat muncul karena faktor keturunan, lingkungan dan stres. Untuk mengatasinya. Anda dapat berkonsutasi dengan spesialis kesehatan mental, melakukan terapi, dan pengobatan medis.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
13 Mei 2019
Kecemasan berlebih bisa jadi tanda Anda mengalami gangguan kecemasan sosial.
Table of Content
Apakah Anda pernah merasa tiba-tiba tidak nyaman saat berada di tengah-tengah keramaian? Atau merasa kecemasan berlebih akan hal-hal tertentu dan sulit untuk mengatur rasa tersebut? Bisa jadi itu adalah tanda gangguan kecemasan.
Advertisement
Ada beberapa jenis gangguan kecemasan, yang bisa ‘menghantui’ orang pada situasi dan kondisi yang berbeda-beda tergantung jenis gangguannya. Hal ini pun dapat terjadi pada setiap orang dan tentunya berisiko mengganggu kehidupan sehari-hari.
Penyebab kecemasan berlebih hingga kini memang belum diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab cemas berlebihan.
Baca Juga: Memahami Apa Itu Insecure Beserta Penyebabnya
Sebenarnya, gangguan kecemasan tidak selalu bercirikan rasa cemas yang tak biasa.
Gejala cemas berlebihan bisa berupa rasa gugup saat berada pada kondisi tertentu seperti bicara di depan publik, berolahraga di tempat ramai, bertemu orang baru, dan lain sebagainya.
Namun bagi orang yang kerap merasa cemas berlebih, interaksi dengan orang lain bisa meningkatkan rasa cemas itu sendiri.
Dampaknya untuk jangka panjang, mereka bahkan cenderung memilih pekerjaan yang dikerjakan secara soliter.
Rasa cemas berlebih yang muncul akibat gangguan kecemasan berlebih dapat disebabkan oleh beberapa jenis, yaitu:
Ciri dari gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD) adalah merasa khawatir, ketakutan, atau kecemasan berlebih yang berlangsung setidaknya selama 6 bulan.
Berbeda dengan kekuatiran yang normal dialami sebelum melakukan sesuatu, seperti misalnya kuatir sebelum menjalani ujian, orang yang mengalami gangguan kecemasan umum bisa merasa cemas tanpa ada faktor pemicu stres yang jelas.
Selain rasa cemas berlebihan, gejala lain yang bisa muncul adalah:
Serangan panik atau gangguan panik adalah gangguan cemas yang muncul tiba-tiba dan terasa sangat intens. Ketika serangan panik menyerang, penderitanya juga bukan hanya merasa cemas berlebih namun bisa merasakan gejala fisik seperti jantung berdebar-debar, nyeri dada dan sesak napas.
Gangguan panik bisa muncul tanpa ada penyebab tertentu, atau bisa juga dipicu oleh suatu kondisi atau objek tertentu.
Hal ini bisa terjadi pada siapa saja. Ketika seseorang mengalami serangan panik, ia bisa merasa tidak berdaya, atau seperti sedang mengalami serangan jantung, hingga bahkan merasa akan mati.
Meskipun gangguan panik sebenarnya tidak fatal, namun akan dirasa sangat menakutkan oleh penderitanya.
Fobia adalah gangguan cemas yang mengakibatkan penderitanya mengalami rasa takut berlebihan terhadap suatu objek, situasi atau tempat.
Beberapa fobia yang mungkin sering Anda dengar misalnya fobia ruangan sempit, ketinggian, serangga, atau bahkan fobia naik pesawat terbang.
Orang yang menderita fobia biasanya menyadari bahwa rasa takutnya tidak rasional, tapi tetap tidak bisa melepaskan fobia tersebut. Rasa takut yang dialami pada orang yang menderita fobia juga berbeda dengan sekedar rasa takut biasa.
Ketika berhadapan dalam situasi atau objek fobia, yang akan dirasakan adalah rasa takut yang teramat sangat dan bahkan bisa berujung pada serangan panik.
Baca juga: Mengenal Philophobia atau Takut Jatuh Cinta, Ketahui Tanda-tandanya
Gangguan kecemasan sosial adalah suatu gangguan yang menyebabkan penderitanya merasa cemas berlebih dalam interaksi sehari-harinya. Kegiatan yang kita anggap biasa, seperti berbicara di depan umum atau menyapa orang lain bisa memicu gangguan kecemasan sosial ini.
Kecemasan yang dirasakan penderitanya pun bisa terasa sangat intens dan memengaruhi fisiknya, seperti jantung yang berdegup kencang dan berkeringat dingin.
Sebenarnya, merasa cemas pada situasi sosial tertentu merupakan hal yang umum. Bedanya, rasa cemas yang dirasakan oleh penderita gangguan kecemasan sosial atau social anxiety disorder terlalu berlebih hingga mengganggu kualitas hidup sehari-harinya.
Post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan kecemasan yang disebabkan oleh peristiwa yang sangat menakutkan atau traumatis.
Gejala PTSD antara lain adalah flashback atau terus-menerus mengingat kejadian menakutkan yang dialaminya, mimpi buruk, dan mengalami cemas berlebihan.
Obsessive-compulsive disorder (OCD) atau gangguan obsesif-kompulsif adalah jenis gangguan kronis, dimana penderitanya mempunyai pemikiran yang tidak dapat dikontrol dan/atau perilaku yang dirasanya perlu untuk dilakukan terus-menerus.
Beberapa perilaku khas pada penderita OCD adalah memeriksa suatu hal berulang-ulang, ketakutan akan kotoran, dan dorongan kuat untuk menyusun barang dengan urutan atau simetri tertentu.
Mengatasi masalah kesehatan mental, termasuk mengobati kecemasan berlebih memang tidak semudah mengonsumsi obat dan merasakan dampaknya pada tubuh.
Terlebih, yang dikendalikan adalah hal yang menyangkut perilaku, bukan semata-mata urusan penyakit fisik.
Walau begitu, tetap ada langkah-langkah untuk mengatasi kecemasan berlebih, seperti:
Bagi orang yang menderita kecemasan berlebih, tak ada salahnya berkonsultasi dengan para pakarnya seperti psikiater, konselor, atau psikolog. Terlebih apabila kondisi cemas berlebihan seringkali mengganggu aktivitas penderitanya.
Dokter akan mendiagnosis kondisi yang dialami, termasuk jenis kecemasan berlebih yang dialami atau perlu tidaknya mengonsumsi obat-obatan.
Umumnya, gejala-gejala gangguan kecemasan sosial akan diatasi dengan terapi psikologi, seperti latihan berbicara hingga pengobatan medis. Pengobatannya perlu disesuaikan dengan gejala masing-masing orang.
Seperti poin sebelumnya, pengobatan medis untuk rasa cemas berlebihan juga bisa menjadi pilihan.
Biasanya, antidepresan untuk mengatasi gangguan kecemasan sosial dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
Seiring dengan konsumsi obat ini, maka batas toleransi atas kondisi sosial di sekitar pun akan meningkat. Dosis, durasi, dan jenis obat juga harus disesuaikan dengan gejala yang dialami
Merasa senasib dengan orang-orang yang menderita gejala sama adalah perasaan yang menenangkan. Bagi orang yang memiliki gejala cemas berlebihan, temukan support group yang mewadahi untuk saling berbagi.
Deteksi dini dari orangtua atau orang terdekat sangatlah penting. Rasa cemas berlebihan hingga gangguan kecemasan sosial kerap salah kaprah disamakan dengan sifat pemalu.
Untuk itu, orangtua atau siapa pun yang merasa orang dekatnya mengalami kecemasan berlebih bisa bekerja sama dengan psikiater untuk memberikan terapi.
Tidak kalah penting, rasa cemas berlebihan adalah emosi alami yang dimiliki semua manusia.
Tak ada yang tak mungkin. Setiap orang pasti bisa sembuh dan berdamai dengan gangguan kecemasan sosial serta gejalanya seperti cemas berlebihan.
Percaya tak percaya, olahraga bisa menjadi cara mengatasi rasa kecemasan berlebih. Sebab, aktif berolahraga bisa membantu tubuh melepas hormon endorfin dan serotonin yang bisa membuat Anda lebih bahagia secara emosional.
Setidaknya, berolahragalah selama 30 menit sebanyak 3-5 hari. Jangan menganggap olahraga adalah beban, bersenang-senanglah dalam berolahraga di gym bersama teman baru.
Baca Juga
Kecemasan berlebih tidak dapat hilang begitu saja tanpa adanya penanganan medis.
Oleh karena itu, Anda perlu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami kecemasan berlebih yang sudah mengganggu aktivitas sehari-hari atau kehidupan sosial Anda, terlebih jika perasaan tersebut muncul beserta pikiran untuk bunuh diri atau menyakiti diri.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Sikap asertif adalah kemampuan berkomunikasi tegas dengan pemilihan kata yang tepat supaya tidak menyudutkan orang lain. kemampuan ini bisa membantu mengelola stres dan amarah.
29 Mar 2023
Psikoterapi adalah metode terapi yang bertujuan membantu pasien dalam mempelajari cara-cara yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah atau kesulitan dalam hidup.
29 Apr 2023
FOMO atau fear of missing out adalah salah satu bentuk rasa cemburu terhadap aktivitas orang lain. FOMO membuat seseorang merasa takut tertinggal karena tidak bisa melakukan yang dilakukan oleh teman-temannya.
14 Mei 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved