Idealnya, anak mulai mengenal aktivitas mengunyah ketika usianya menginjak sembilan bulan. Namun beberapa anak malah justru lebih memilih mengemut makanannya. Makan bersama keluarga bisa jadi cara mengatasi bayi makan diemut yang efektif.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
20 Jul 2021
Memberikan makanan yang lezat bisa menjadi salah satu cara mencegah bayi mengemut makanan
Table of Content
Absen dulu para orangtua, siapa yang anaknya punya talenta tersembunyi berupa makan diemut selama berjam-jam? Anda tidak sendiri. Sebab, banyak yang memutar otak mencari cara mengatasi bayi makan diemut. Jangan menyerah dulu, siapa tahu anak hanya ingin variasi menu saja.
Advertisement
Namun ketika ada masalah dengan oromotor atau sistem gerak otot di rongga mulut, ada baiknya berkonsultasi langsung kepada dokter spesialis anak atau ahli gizi.
Idealnya, anak mulai mengenal aktivitas mengunyah ketika usianya menginjak sembilan bulan. Di saat ini pula, mulai ada peningkatan tekstur makanan dari bubur menjadi nasi tim atau finger foods.
Lalu, apa saja alasan yang membuat bayi suka makan diemut?
Apabila bayi belum mulai mengenal makanan padat hingga usianya menginjak delapan bulan, bisa jadi perkembangan oromotor atau sistem gerak otot rongga mulut terhambat. Tak hanya itu, bayi juga mungkin menghadapi masalah menerima tekstur baru ketimbang yang lebih cair, mudah meleleh, atau lunak.
Ada kalanya pula anak bisa mengemut makanan berjam-jam karena tidak tertarik dengan rasa atau tekstur makanan. Jadi, orangtua disarankan mencoba menambah rasa pada MPASI dengan memberi tambahan bumbu atau rempah. Namun, bukan gula dan garam. Ini bisa memberi stimulasi anak membuka mulut.
Pada fase tumbuh gigi atau teething, bayi kerap kali memilih GTM. Sebab, gusinya terasa tidak nyaman. Terkena sendok pun bahkan bisa terasa sangat menyakitkan. Alhasil, bayi jadi suka makan diemut. Umumnya fase ini berlangsung sementara dan akan mereda setelah beberapa hari.
Bisa jadi, anak perlu stimulasi visual dengan melihat orang di sekitarnya makan bersama-sama. Oleh sebab itu, luangkan waktu untuk makan di depan bayi sehingga mereka bisa melihat prosesnya dari awal hingga akhir. Mulai dari mengambil makanan di piring, menyuap, mengunyah, dan menelannya.
Baca Juga
Jika anak Anda mengalami kesulitan mengunyah dan akhirnya cenderung mengemut makanan, itu adalah hal normal. Banyak yang mengalami hal serupa. Lalu, bagaimana cara mengatasi bayi makan diemut?
Meski pikiran sudah kalut karena khawatir anak tidak mendapat cukup nutrisi, tetaplah berusaha tenang. Sebab untuk berusaha mengajari si kecil agar tidak mengemut makanan, perlu suasana yang tenang dan menyenangkan.
Terlebih, tantangan ini tidak mudah dan sangat mungkin membuat orangtua kehabisan kesabaran. Justru ketika orangtua emosi, ini bisa membuat anak semakin enggan mengunyah makanan. Padahal, waktu makan seharusnya menjadi momen yang menyenangkan.
Kenali apa saja makanan yang sudah saatnya diperkenalkan kepada anak di usia mereka, mana yang belum. Selain akan membuat mereka kesulitan, ada kemungkinan melukai langit-langit mulut serta meningkatkan risiko tersedak. Cara memotong atau menyajikan makanan termasuk bagaimana teksturnya juga perlu diperhitungkan.
Maksud dari responsive feeding adalah memberikan makan ketika anak memberi sinyal lapar. Lalu, berhenti saat mereka sudah menunjukkan rasa kenyang. Meskipun piringnya masih baru berkurang separuh. Orangtua harus peka betul terhadap sinyal dari si kecil.
Jangan mengikuti ambisi untuk menghabiskan sepiring penuh. Inilah yang justru memicu anak mengemut makanannya selama berjam-jam. Jadi, coba beri porsi kecil namun lebih sering, bergantung pada sinyal lapar mereka.
Ketimbang terjebak dalam rutinitas menyuapi bayi, biarkan mereka makan sendiri. Letakkan makanan di sebuah piring dan berikan sendok untuk mereka berlatih menyuap. Finger food juga bisa menjadi media stimulasi agar mereka mau mengunyah. Lagi-lagi, jangan terlalu terjebak dalam ambisi menghabiskan sepiring penuh.
Ada pula cara mengatasi bayi makan diemut dengan memberikan fruit feeder. Bentuknya kecil dan memiliki kantung tempat Anda meletakkan buah. Dengan alat ini, anak bisa mencoba merasakan buah dan perlahan menggigit dan mengunyahnya dengan lebih nyaman.
Jadikan momen makan bukan eksklusif hanya menyuapi mereka. Justru, lakukan aktivitas ini bersama-sama. Bukan hanya dengan Anda, namun bisa juga dengan anggota keluarga yang lain. Dengan cara ini, mood anak akan menjadi jauh lebih baik dan antusias.
Terlebih, anak adalah peniru ulung. Mereka akan melihat bagaimana orang dewasa atau kakaknya makan dan mengunyah apa yang ada di piring hingga tuntas. Ini bisa jadi stimulasi mereka untuk meniru hal serupa.
Tak harus selalu berganti menu, cara memasak juga terkadang berpengaruh untuk mengurangi kemungkinan makanan diemut. Mulai dari mengganti variasi tekstur hingga menyajikannya dengan menarik. Jangan lupa tambahkan bumbu alami seperti rempah untuk memperkaya rasa.
Ketika makanan yang masuk ke lidah mereka terasa kuat bumbunya dan lezat, anak akan mendapat stimulasi untuk mengunyah. Tak harus gula dan garam, ada banyak rempah yang bisa memperkaya rasa masakan dengan baik.
Baca Juga
Jadi, jangan kehabisan ide dan putus asa dulu ya bagi orangtua yang bayinya gemar mengemut makanan hingga berjam-jam. Bisa jadi, hal ini bisa diatasi hanya dengan mengganti cara memasak dan menambahkan bumbu rempah alami.
Ketika memperkenalkan makanan dengan tekstur baru pun, lakukan secara perlahan. Tujuannya agar anak tidak tersedak dan mau mengunyah. Mungkin, Anda bisa memperkenalkan dengan bentuk yang lebih kecil lalu lihat dulu bagaimana reaksinya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar MPASI anak dan strategi ketika mereka GTM, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Imunisasi IPD diberikan untuk mencegah penyakit pneumokokus. Apa itu sebenarnya penyakit IPD?
21 Agt 2022
Cara menenangkan bayi menangis dapat dilakukan dengan menyusui bayi, membedong bayi, menciptakan white noise, mendengarkan musik, hingga membawanya ke dokter.
8 Jun 2023
Kebiasaan anak yang tak bisa diam sepanjang hari tentu membuat rentan mengalami memar. Kabar baiknya, memar ini biasanya bukan indikasi penyakit serius.
2 Sep 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved