logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Parenting

Ketahui 7 Cara Mengatasi Anak Tantrum dan Penyebabnya

open-summary

Anak tantrum adalah anak yang mengeluarkan emosi meledak-ledak, yang ditandai dengan menangis kencang, berguling di lantai, atau berteriak-teriak. Cara mengatasinya dapat dilakukan dengan memberi pengertian dan mengalihkan perhatian mereka.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari

4 Agt 2022

Anak tantrum ditandai dengan menangis kencang dan berteriak-teriak

Anak tantrum mengeluarkan emosi yang meledak-ledak

Table of Content

  • Apa itu tantrum pada anak?
  • Jenis tantrum pada anak
  • Penyebab anak tantrum
  • Ciri-ciri anak tantrum
  • Cara mengatasi anak tantrum
  • Apa yang harus dilakukan setelah anak selesai tantrum?
  • Cara mencegah tantrum pada anak
  • Kapan harus ke psikolog?

Anak tantrum adalah salah satu masalah yang bisa membuat orangtua frustrasi. Menangis kencang, berguling-guling di lantai, mengamuk, dan menjerit-jerit sering kali terjadi dalam fase tantrum pada anak.

Advertisement

Kondisi ini bisa membuat orangtua kerap menahan malu dan merasa sedang diuji kesabarannya, apalagi jika anak mengamuk di depan umum. Lantas, apa penyebab tantrum pada anak? Lalu, adakah cara mengatasi anak tantrum?

Apa itu tantrum pada anak?

Pengertian tantrum adalah ledakan emosi pada anak yang ditandai dengan berteriak, menghentak-hentakan tubuh, menendang, hingga berguling-guling. 

Kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak, terutama balita. Berikut adalah lima fase tantrum yang perlu orangtua ketahui.

1. Penolakan

Umumnya, tantrum dimulai dari sebuah penolakan. Misalnya, menolak perintah orangtua atau merasa permintaannya diacuhkan. 

Dalam fase ini, anak tidak akan mendengarkan perkataan Anda dan memilih untuk pergi ke tempat lain.

2. Kemarahan

Fase penolakan biasanya berakhir setelah orangtua mengoreksi perilaku anak

Misalnya, dengan menasihati anak untuk tidak membeli mainan baru. Pada saat inilah, anak tantrum mulai meluapkan kemarahannya. 

Bentuk kemarahan tersebut bisa berupa teriakan, tangisan, adegan berguling-guling di lantai, hingga memukuli diri sendiri.

3. Tawar-menawar

Selanjutnya, fase anak tantrum adalah tawar-menawar. Fase yang satu ini bisa dibilang sangat menarik. Sebab, mereka mulai memberikan penawaran dengan cara kreatif. 

Misalnya dengan mengatakan, "Aku akan mengerjakan PR dengan rajin jika dibelikan mainan baru." Apabila Anda memberikan jawaban yang tidak memuaskan, mereka akan memberikan penawaran lain.

4. Depresi

Fase keempat ini menjadi yang paling menantang. Dalam fase tersebut, anak tantrum bisa memperlihatkan tangisan palsu. 

Sebagai orangtua, Anda pun akhirnya bisa merasa sangat bersalah. Padahal kenyataannya mereka hanya berpura-pura.

5. Pasrah

Akhir fase tantrum adalah pasrah. Namun, perilaku ini sebenarnya memperlihatkan sikap dendam anak. 

Anak akan berhenti menangis dan seolah-olah menyerah. Padahal, mereka sedang memikirkan cara lain untuk mencapai keinginannya.

Jenis tantrum pada anak

anak tantrum
Tantrum penolakan terjadi ketika anak menolak melakukan suatu hal

Selain memahami arti tantrum, Anda juga harus mengetahui jenis-jenisnya. Berikut adalah beberapa jenis tantrum pada anak yang perlu Anda ketahui.

  • Tantrum menuntut

Tantrum menuntut terjadi ketika anak menginginkan orangtuanya melakukan sesuatu untuk mereka. 

Misalnya, mereka ingin Anda bermain dengannya saat ada tamu di rumah, atau ingin Anda membelikan mainan sekarang juga.

  • Tantrum frustrasi

Tantrum frustrasi atau lelah umumnya terjadi ketika anak merasa lapar, lelah, atau gagal melakukan sesuatu. 

Kemarahan yang menumpuk akhirnya tumpah menjadi tangisan atau bahkan amukan. Tantrum pada bayi atau anak ini bisa berlangsung selama beberapa waktu.

  • Tantrum kekacauan

Tantrum kekacauan dapat terjadi di tempat umum, seperti restoran atau pertokoan. 

Dalam kondisi ini, mereka biasanya menjerit, memukul, duduk, hingga berguling-guling di lantai agar keinginannya bisa dituruti.

  • Tantrum penolakan

Tantrum penolakan terjadi ketika anak menolak atau enggan melakukan suatu hal. Misalnya, saat diminta untuk makan, mereka menolaknya dan justru malah menangis atau mengamuk.

  • Tantrum mengamuk

Tantrum mengamuk terjadi ketika anak kehilangan kendali secara fisik dan emosional. 

Akibatnya, mereka berteriak, menendang, atau memukul. Kondisi ini bisa berbahaya bagi dirinya sendiri ataupun orang lain.

Penyebab anak tantrum

Bagi sebagian anak, tantrum artinya cara melampiaskan frustrasi karena keinginan yang tidak dipenuhi orangtua. 

Selain itu, anak ingin menguji sejauh mana batas kesabaran ayah dan ibu jika mereka berteriak sekencang-kencangnya di tempat umum.

Bagi anak balita, berteriak atau menangis adalah salah satu cara bernegosiasi dengan orangtua yang tidak memenuhi keinginannya.

Akan tetapi, jika selalu dituruti keinginannya dengan alasan agar berhenti menangis, maka mereka akan melakukan hal yang sama berulang-ulang.

Di sisi lain, penyebab anak tantrum dapat dipicu oleh lapar, kelelahan, dan ketidaknyamanan yang dirasakan anak. Jadi, tantrum adalah kondisi yang perlu orangtua perhatikan.

Ciri-ciri anak tantrum

Mengenai kapan anak mulai tantrum, kondisi ini umumnya terjadi pada usia 12-18 bulan, dan mencapai puncaknya saat anak berusia 2 tahun. 

Berikut adalah ciri-ciri anak tantrum yang bisa Anda identifikasi.

  • Merengek
  • Menangis, menjerit, dan berteriak
  • Menendang dan memukul
  • Menahan napas
  • Menegangkan tubuh dan meronta-ronta
  • Mencubit
  • Menggigit.

Ketika anak mengamuk, orangtua mungkin berpikir itu kesalahannya. 

Namun, tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak. Perilaku ini umumnya mulai berkurang seiring bertambahnya usia anak, dan biasanya hilang pada usia 4 tahun.

Cara mengatasi anak tantrum

mengatasi anak tantrum
Bersikap tegas pada anak tantrum dengan memberikan time-out

Tantrum pada anak tidak boleh dibiarkan begitu saja karena bisa menjadi kebiasaan buruk. 

Bahaya tantrum juga harus Anda waspadai saat mereka menyakiti dirinya sendiri atau orang lain.

Berikut adalah cara mengatasi anak tantrum yang dapa Anda lakukan.

1. Tenangkan diri

Cara menghadapi anak tantrum yang pertama adalah dengan meredakan amarah dan menjaga emosi diri Anda. 

Tenangkan diri terlebih dahulu dengan menarik napas dalam-dalam, kendalikan emosi, kemudian disiplinkan anak.

Beri mereka pengertian bahwa perilaku tantrum tidak baik dan jika Anda mengabaikan tangisannya, mereka akan sadar bahwa tangisan tersebut tidak berhasil.

2. Ketahui penyebab tantrum

Tantrum dapat ditangani secara berbeda bergantung pada penyebabnya. Misalnya, jika anak menangis dan mengamuk karena kelelahan, saatnya membawa mereka untuk beristirahat dengan nyaman.

Sementara itu, jika tantrum terjadi karena lapar, segera berikan camilan atau makanan untuknya.

3. Beri pengertian pada anak

Apabila anak semakin marah atau di luar kendali, pegang mereka dengan kuat untuk menenangkannya. 

Jika tantrum terjadi setelah Anda menolak permintaannya, katakan dengan lembut bahwa Anda mencintainya, tetapi tidak bisa memberikan apa yang diinginkannya. 

4. Mengalihkan perhatian anak

Cara mengatasi tantrum pada anak juga dapat dilakukan dengan mengalihkan perhatiannya. 

Misalnya, saat anak mengamuk, berilah mainan atau buku agar perhatiannya bisa teralihkan dan tantrum-nya berhenti.

5. Bersikap tegas

Jika cara menangani anak tantrum sebelumnya tidak berhasil, berikan mereka time-out atau menyetrap selama 1-2 menit agar anak bisa menenangkan dirinya. 

Beri tahu anak bahwa semakin cepat mereka tenang, semakin cepat pula time-out akan berhenti. Hal ini dapat membantunya menjadi lebih bersabar dan tidak lagi mengamuk.

6. Tidak memukul anak

Ketika anak tantrum, jangan gunakan kekerasan seperti memukul karena justru dapat memperburuk keadaan. 

Jika memungkinkan, cobalah untuk mengabaikannya. Apabila mereka berada di tempat yang aman, berpura-puralah meninggalkannya.

Namun, ketika anak menendang atau memukul orang lain, jangan mengabaikan hal tersebut karena bisa berbahaya. Berikan peringatan tegas bahwa mereka tidak sepatutnya berperilaku seperti itu.

7. Terapi interaksi orangtua dan anak

Jika anak sering menangis dan mengamuk, cobalah melakukan terapi interaksi orangtua dan anak. 

Terapi anak tantrum ini dapat meningkatkan kepatuhan, mengurangi amukan dan agresi, serta meningkatkan hubungan orangtua dan anak.

Apa yang harus dilakukan setelah anak selesai tantrum?

Menurut Kids Health, ketika anak selesai tantrum, sebaiknya Anda memuji mereka karena telah mendapatkan kendali atas situasi tersebut. Misalnya dengan mengatakan, “Anak pintar udah berhenti nangisnya.”

Pasalnya, anak-anak akan berada pada titik rentan setelah mengalami tantrum karena mereka menyadari hal tersebut tidak baik. 

Anda juga dapat mencoba memeluk dan mengatakan rasa sayang kepadanya apa pun yang terjadi.

Selain itu, pastikan anak cukup tidur. Sebab, kurang tidur dapat membuat anak berperilaku ekstrem, tidak menyenangkan, dan menjadi lebih hiperaktif.

Tidur yang cukup pada anak diketahui dapat mengurangi tantrum. Jadi, sesuaikan waktu tidur anak dengan usianya.

Baca Juga

  • Bayi Rewel Malam Hari, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
  • Bayi Susah BAB? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
  • Sawan pada Bayi: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Cara mencegah tantrum pada anak

Sebelum anak tantrum, orangtua bisa mengantisipasi dengan langkah-langkah berikut ini.

  • Berkomunikasilah dengan si kecil. Katakan tentang rencana pada hari itu dan ikuti rutinitas agar anak tidak merasa kaget dengan perubahan yang ada.
  • Cobalah untuk menerapkan rutinitas harian sekonsisten mungkin. Berikan anak peringatan 5 menit sebelumnya jika akan beralih ke kegiatan lain.
  • Berikan anak mainan atau barang yang bisa membuatnya tetap sibuk dan terhibur saat Anda sedang melakukan tugas rumah tangga.
  • Sebelum jalan-jalan atau keluar rumah, pastikan anak sudah kenyang dan istirahat cukup agar tidak mudah rewel.
  • Alihkan perhatian anak dari perilaku yang tidak baik. Misalnya, ajak mereka ke taman atau ceritakan lelucon dan humor untuk meningkatkan suasana hati anak.
  • Berikan anak pujian dan apresiasi ketika bisa melakukan sesuatu dengan benar. Saat anak akan marah atau tantrum, katakan bahwa kemarin mereka bisa menjadi anak yang baik saat mengendalikan emosinya.

Kapan harus ke psikolog?

Temper tantrum adalah perilaku yang dapat berhenti dengan sendirinya. 

Akan tetapi, sebaiknya segera berkonsultasi ke psikolog jika Anda atau anak mengalami beberapa hal ini.

  • Anda sering merasa marah atau lepas kendali saat merespons tantrum
  • Anda menyerah saat menghadapi anak tantrum
  • Hubungan dengan anak menjadi tidak harmonis
  • Tantrum terjadi lebih sering, lebih intens, dan lebih lama
  • Anak sering menyakiti dirinya sendiri atau orang lain
  • Anak tampak sangat tidak menyenangkan, banyak berdebat, dan tidak mau bekerja sama.

Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar anak tantrumtanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

mengatasi bayi rewelbayi menangistantrum

Ditulis oleh Dina Rahmawati

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved