Ada kalanya orangtua merasa kewalahan menghadapi anak yang hiperaktif. Jangan khawatir, terdapat sejumlah cara mengatasi anak hiperaktif, mulai dari membuat to do list untuk anak, hingga mengurangi hal yang mengganggu anak. Kenali juga penyebab anak hiperaktif, seperti attention deficit hiperactivity disorder (ADHD), kurang beraktivitas fisik (olah
2023-03-27 21:27:54
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Cara mengatasi anak hiperaktif salah satunya adalah mengajaknya berolahraga
Table of Content
Terkadang, menghadapi anak yang hiperaktif menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Ada kalanya, Anda merasa lelah dan tak tahu harus berbuat apa ketika si kecil terus bergerak ke sana dan kemari. Lantas, bagaimana cara mengatasi anak yang hiperaktif?
Advertisement
Anak hiperaktif adalah kondisi anak yang menjadi sangat aktif, bertindak impulsif, dan mudah teralihkan. Cara mengatasi anak hiperaktif yang terus bergerak ke sana kemari memang bukanlah hal yang mudah.
Ada orangtua yang mengatasinya dengan menginstruksikan anak untuk diam di kamar, atau bahkan ada yang membiarkan saja. Tidak jarang juga, orangtua justru bingung menentukan cara mengatasi anak hiperaktif yang paling efektif.
Masalah hiperaktif pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Umumnya, kondisi ini dikaitkan dengan attention deficit hiperactivity disorder (ADHD).
Namun, anak yang bergerak terlalu aktif bukan selalu berarti ADHD. Ada pula kondisi lain yang bisa membuat mereka ingin terus berlarian tanpa henti.
Lebih lanjut, berikut adalah sepuluh cara mengatasi anak hiperaktif yang lebih efektif dari sekadar memarahi atau melarangnya agar tidak berlarian.
Saat anak terus bergerak tanpa kenal lelah, rasa lelah sepertinya pindah ke orangtua yang sedang mengawasinya.
Sehingga, tidak jarang orangtua kemudian menyuruh anaknya untuk duduk diam atau menghukum anak dengan mengurangi waktu bermainnya.
Namun, langkah mengatasi anak hiperaktif ini sebenarnya kurang tepat. Sebab, biar bagaimana pun juga, mereka masih memiliki energi yang tersisa. Jika energi tersebut tidak dikeluarkan, tingkat hiperaktivitas anak nantinya bisa semakin meningkat.
Meski begitu, bukan berarti Anda tidak boleh mendisplinkan anak hiperaktif. Hanya saja, ada cara-cara tertentu yang sebaiknya diikuti.
Salah satu cara mengatasi anak yang hiperaktif adalah membuat peraturan yang jelas di rumah. Mendisiplinkan anak hiperaktif memang butuh trik khusus.
Selain tegas, Anda juga harus terstruktur. Sebab, anak-anak yang hiperaktif umumnya akan mengalami masalah dalam memahami lingkungan dengan suasana yang tidak tertata. Jadi, jika Anda ingin bersikap tegas, lakukanlah dengan indikator yang jelas.
Dalam mengatasi anak hiperaktif, sampaikan kesalahan anak dan keinginan Anda agar ke depannya mereka bisa membedakan yang salah dan benar.
Cara mengatasi anak hiperaktif selanjutnya adalah dengan mengalihkan energinya ke hal yang positif, misalnya olahraga.
Ajak anak bergabung dalam tim basket, sepakbola, atau olahraga lain yang membutuhkan banyak energi positif untuk dikeluarkan.
Mengatasi anak yang hiperaktif juga dapat dilakukan dengan memberinya mainan untuk mengalihkan perhatian.
Bola karet, atau yang dikenal sebagai stress ball, maupun mainan jenis squishy yang aman untuk anak, bisa menjadi pengalih perhatian yang baik untuk anak hiperaktif.
Anda bisa membekali mainan tersebut untuk anak saat berada di situasi ramai. Ini akan membantu mengalihkan fokusnya dari ingin bergerak menjadi tertuju pada mainan tersebut.
Terkadang, anak yang hiperaktif juga sulit mengikuti instruksi yang terlalu rumit. Sehingga, sebaiknya Anda membagi tugas anak menjadi kewajiban-kewajiban kecil.
Misalnya, Anda menginginkan anak untuk tidur. Sebelum tidur, mereka harus cuci muka, cuci kaki, dan berdoa.
Maka dari itu, instruksi yang diberikan sebaiknya jangan langsung menyuruhnya tidur, tapi diawali dengan masuk ke kamar mandi dan cuci kaki.
Mengerjakan suatu hal yang perlu konsentrasi. Misalnya membuat PR, bisa menjadi tantangan tersendiri untuk anak-anak hiperaktif. Sebab, anak dapat mudah teralihkan perhatiannya kepada segala hal yang terjadi di sekitar.
Untuk membantunya, Anda bisa menyediakan ruangan di rumah yang minim gangguan agar mereka bisa lebih mudah berkonsentrasi saat mengerjakan tugas-tugas tertentu.
Namun, pastikan ruangan tersebut nyaman dan pengaturannya tidak kaku sehingga anak tidak merasa terintimidasi saat masuk ke dalamnya.
Membuat daftar tugas yang harus dikerjakan bisa sangat membantu anak yang hiperaktif. Daftar tersebut juga bisa digunakan sebagai pengingat saat perhatian mereka teralihkan di tengah-tengah waktu mengerjakan tugas.
Cara mengatasi anak hiperaktif ini dapat dilakukan dengan mengarahkan mereka untuk membaca daftar tugas ketika mulai menunjukkan sikap hiperaktif. Ini bertujuan sebagai pengingat ada hal lain yang perlu dilakukan.
Namun, jangan jadikan daftar tersebut sebagai satu-satunya patokan kegiatan anak. Anda juga disarankan untuk tidak menghukum anak apabila tugas tersebut tidak terselesaikan dengan baik.
Cara mengatasi anak hiperaktif di kelas adalah memberikan pujian saat mereka berhasil menyelesaikan tugas.
Sebab, bukan hal yang mudah bagi anak yang hiperaktif untuk menyelesaikan tugas. Berilah pengertian padanya bahwa tugas tersebut harus diselesaikan. Jika anak berhasil melakukannya, berikan pujian. Anda juga dapat memberikan hadiah sesekali.
Hal ini dapat membuat anak merasa mendapat apresiasi dan memahami bahwa tugas yang diberikan harus dikerjakan.
Dikutip dari Healthline, terapi perilaku kognitif dapat dilakukan sebagai terapi anak yang hiperaktif di rumah.
Terapi jenis ini dilakukan untuk mengubah pola pemikiran dan perilaku anak hiperaktif. Nantinya, seorang terapis akan bertanya pada anak mengenai gejala-gejala hiperaktif yang dirasakan.
Selanjutnya, terapis dapat membantu anak untuk mencari strategi terbaik untuk mengatasi hiperaktif yang dialaminya.
Baca Juga
Ternyata, yoga dianggap sebagai cara menghadapi anak hiperaktif yang cukup efektif. Bahkan, beberapa studi yang dimuat dalam jurnal Indian Journal of Psychiatry menjelaskan bahwa yoga dapat menjadi terapi komplementer untuk penderita ADHD.
Pada studi tersebut, penderita ADHD yang rutin melakukan yoga dapat mengurangi gejala-gejala ADHD pada anak laki-laki, seperti hiperaktivitas, gangguan kecemasan, hingga masalah sosial lainnya.
Namun, perlu diingat bagwa para partisipan tersebut juga rutin mengonsumsi obat-obatan ADHD yang telah diresepkan oleh dokter.
Salah satu cara menangani anak hiperaktif yang dapat dicoba adalah mengajak si kecil bermain di luar rumah.
Terdapat bukti kuat yang mengklaim bahwa menghabiskan waktu di luar rumah selama 20 menit dapat meningkatkan konsentrasi anak ADHD, terutama jika lingkungannya dikelilingi oleh alam yang hijau.
Sebuah studi yang dirilis dalam jurnal Applied Psychology: Health and Well-Being mendukung bahwa alam bebas dan ruang hijau adalah cara alami untuk membantu penderita ADHD.
Baca Juga
Terkadang, orangtua tidak mengetahui jika anak termasuk hiperaktif. Berikut adalah ciri-ciri anak hiperaktif yang bisa Anda kenali sebelum memeriksakannya ke dokter.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda tersebut, bahkan hingga menyebabkan masalah, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan apa yang harus dilakukan.
Salah satu penyebab anak hiperaktif yang paling umum memang adalah ADHD. Namun, tidak semua anak yang hiperaktif pasti mengalami kondisi ini. Ada beberapa tanda lain yang juga perlu diperhatikan, seperti:
Anak yang mengalami ADHD, biasanya akan mengalami hal-hal di atas dalam jangka waktu yang lama. Tentu untuk memastikannya, Anda perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Selain ADHD, stres pada anak hingga kurangnya waktu olahraga bisa menjadi penyebab anak menjadi hiperaktif.
Pertikaian keluarga dan suara bising juga dapat menjadi penyebabkan karena membuat anak susah tidur dan stres sehingga mereka sulit merasa rileks dan tenang.
Kurangnya olahraga pun bisa membuat energi anak terlalu banyak tersimpan. Olahraga di sini bisa diartikan sebagai setiap aktivitas membutuhkan gerakan fisik, seperti bersepeda hingga jalan-jalan di sekitar rumah.
Belajar melibatkan penggunaan fungsi eksekutif otak, khususnya kemampuan untuk fokus, memperhatikan, mengerjakan tugas, dan menggunakan memori kerja.
Ini menjadi salah satu alasan mengapa anak-anak penderita ADHD kerap mengalami kesulitan belajar.
Terdapat cara mengatasi kesulitan belajar pada anak penderita ADHD dan hiperaktif, di antaranya:
Di dalam proses pembelajaran, anak-anak hiperaktif atau penderita ADHD memerlukan bantuan ekstra, misalnya ahli membaca atau matematika untuk mengajari si kecil dalam meningkatkan kemampuan akademis, belajar, serta organisasinya.
Akomodasi di sekolah mungkin diperlukan oleh anak penderita ADHD.
Akomodasi ini dapat berupa waktu lebih untuk bisa menyelesaikan tugas atau ujian, diberikan kursi khusus di dekat guru untuk meningkatkan perhatian, hingga penggunaan aplikasi komputer yang mempermudah anak untuk mengerjakan tugas.
Terapi okupasi dianggap bisa mengatasi kesulitan belajar pada anak dengan ADHD. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik anak yang mengalami kesulitan dalam menulis.
Selain itu, terapi wicara dan bahasa juga dapat dilakukan untuk membantu anak mengatasi keterampilan bahasa dalam proses belajar.
Obatan-obatan ADHD dipercaya bisa membantu anak meningkatkan konsentrasinya ketika sedang belajar di sekolah. Jika anak Anda mengalami gangguan kecemasan dan depresi, dokter juga bisa meresepkannya kepada si kecil.
Anda perlu tahu cara mengatasi anak hiperaktif yang tepat sehingga kondisi ini bisa teratasi dalam jangka panjang.
Apabila kondisi hiperaktif pada anak sudah tidak dapat dikontrol, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang paling sesuai.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara mengatasi anak hiperaktif, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kawat gigi anak bisa membantu mengatasi masalah pada struktur gigi si kecil. Pemasangan behel dapat dilakukan pada rentang usia 9-14 tahun.
Jenis olahraga anak SD yang baik untuk tumbuh kembang, antara lain sepak bola, lari, basket, renang, hingga bulu tangkis. Tak hanya baik untuk kemampuan gerak anak, aktivitas fisik ini juga mendukung perkembangan mental buah hati.
Ikatan batin antara ibu dan bayi dapat membentuk pribadi anak yang ceria, mandiri, dan tangguh di masa depan. Bagaimana cara membangun bonding tersebut?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved