Cara mengatasi alergi obat dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat antihistamin dan kortikosteroid. Keduanya dapat membantu meredakan gejala alergi yang ada.
2023-03-23 02:49:20
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ruam di kepala merupakan salah satu bentuk reaksi alergi obat
Alergi obat dapat menyebabkan berbagai gejala ringan hingga berat, seperti gatal-gatal, ruam, pusing, pembengkakan bibir atau wajah, demam, muntah, sesak napas, bahkan pingsan. Supaya terhindar dari risiko bahaya, Anda perlu memahami cara mengatasi alergi obat yang bisa dilakukan.
Advertisement
Gejala alergi obat bisa muncul dalam hitungan jam atau beberapa hari setelah penggunaan obat. Reaksi alergi yang parah disebut dengan syok anafilaksis. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat mengancam jiwa. Untuk mengantisipasinya, simak cara mengatasi alergi obat berikut ini.
Alergi obat terjadi ketika tubuh anak menunjukkan reaksi alergi setelah terpapar obat. Dua cara mengatasi alergi obat pada anak, di antaranya:
Mulai dari menghindari obat yang memicu alergi hingga desensitisasi obat, berikut adalah cara mengobati alergi obat yang efektif.
Jika dokter menyatakan bahwa Anda atau anak memiliki alergi obat, maka menghentikan pemberian obat yang memicunya adalah langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi alergi obat. Hal ini juga dapat mencegah reaksi alergi muncul di kemudian hari.
Adapun jenis obat yang cenderung memicu reaksi alergi, yaitu:
Apabila Anda tidak yakin obat apa yang memicu alergi, cobalah mengingat dan mencatat semua obat dan suplemen yang Anda konsumsi dalam waktu 48 jam terakhir. Dokter membantu Anda dalam mengidentifikasi obat mana yang memicu reaksi alergi tersebut.
Jika gejalanya tergolong ringan, Anda dapat melakukan cara mengatasi alergi obat secara alami. Ketika kulit gatal atau ruam, cobalah letakkan kompres dingin selama 10-15 menit untuk mengurangi peradangan. Namun, pastikan kompres es dibalut oleh kain.
Anda juga dapat mengoleskan losion calamine pada area kulit yang terkena untuk meredakannya. Gunakan losion sesuai petunjuk penggunaan yang tertera pada label kemasan.
Jika cara mengobati alergi antibiotik secara alami ini tidak membuat kondisi Anda semakin membaik, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Di samping cara mengatasi alergi obat secara alami, Anda juga dapat menggunakan obat-obatan medis.
Berikut adalah sejumlah obat-obatan tertentu yang dapat diresepkan dokter sebagai cara menyembuhkan alergi obat.
Anda dapat mengonsumsi antihistamin sesuai dengan resep dokter. Antihistamin akan memblokir zat kimia (histamin) yang menjadi pemicu terjadinya reaksi alergi. Obat ini sering digunakan untuk mengatasi alergi ringan hingga sedang.
Kortikosteroid dapat Anda berikan untuk mengobati peradangan yang terjadi akibat reaksi alergi yang lebih serius. Namun, pastikan Anda telah berkonsultasi pada dokter mengenai pemberian penawar alergi obat ini. Dokter dapat menyarankan obat kortikosteroid berbentuk oral, oles, atau hirup.
Jika alergi obat menyebabkan mengi atau batuk, Anda dapat menggunakan bronkodilator jika disarankan oleh dokter. Alat ini dapat membantu membuka saluran pernapasan Anda sehingga lebih mudah untuk bernapas.
Jika Anda perlu menggunakan obat yang dapat memicu alergi karena tidak ada obat lain yang dapat mengobati kondisi Anda, maka dokter dapat merekomendasikan pengobatan yang disebut desensitisasi obat.
Dalam perawatan ini, Anda akan mengonsumsi obat pemicu alergi dalam dosis yang sangat kecil, dan kemudian dosisnya semakin besar setiap 15-30 menit selama beberapa jam atau hari, sampai sistem kekebalan tubuh Anda dapat tahan terhadap obat tersebut.
Terkadang, dokter menggunakan proses ini sebagai cara mengatasi alergi obat antibiotik penisilin. Namun, jika Anda sangat alergi terhadap obat tertentu, maka harus ada alternatif obat yang diresepkan oleh dokter.
Pengobatan anafilaksis mungkin diperlukan jika Anda telah mengalami alergi yang parah hingga sesak napas, atau bahkan tak sadarkan diri.
Suntikan epinefrin (antialergen) umumnya digunakan untuk mengatasi kondisi tersebut. Apabila tidak segera mendapat penanganan, maka kondisi ini bisa mengancam jiwa Anda.
Mengenai berapa lama alergi akan hilang bergantung pada tingkat keparahannya. Jadi, pastikan Anda mendapat penanganan yang tepat dengan segera.
Baca Juga
Untuk memastikan kondisi yang Anda alami adalah alergi obat, maka diperlukan diagnosis yang tepat dari dokter. Kesalahan diagnosis pada alergi obat bisa menyebabkan penggunaan obat yang kurang tepat.
Dalam mendiagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengajukan pertanyaan seputar gejala, waktu minum obat, serta membaik atau memburuknya gejala.
Dokter juga mungkin akan menyarankan Anda melakukan tes tambahan ke spesialis alergi untuk memantapkan diagnosis. Adapun tes yang dapat dilakukan, yaitu:
Pada tes kulit, spesialis alergi akan memberikan sejumlah obat yang dicurigai menyebabkan alergi ke kulit Anda.
Jika positif alergi, maka bisa muncul ruam kemerahan, gatal-gatal, dan benjolan-benjolan kecil pada kulit. Sementara jika negatif, maka tidak akan ada reaksi alergi yang muncul.
Meskipun tes darah dapat mendeteksi reaksi alergi terhadap beberapa obat, tes ini tidak begitu sering digunakan. Tes darah digunakan jika adanya kekhawatiran timbul reaksi yang parah bila dilakukan tes kulit.
Kesimpulan diagnosis oleh dokter sangat diperlukan dalam menentukan perawatan yang dapat dilakukan. Seiring waktu, alergi obat bisa saja memburuk, melemah, atau bahkan menghilang.
Jadi, sangat penting bagi Anda untuk selalu berkonsultasi dengan dokter mengenai cara mengendalikan alergi tersebut agar tidak muncul kembali.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar cara mengatasi alergi obat secara alami atau medis, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kode etik apoteker dibuat sebagai panduan dasar bagi para apoteker untuk berlaku profesional dalam menjalankan tugasnya. Apa saja kode etik tersebut?
Intoleransi gluten adalah keluhan yang dialami banyak orang. Ini adalah kondisi alergi makanan mengandung gluten, protein utama dalam gandum, barley, dan rye. Bentuk intoleransi gluten yang paling parah adalah penyakit celiac.
Efek samping cetirizine yang umum terjadi cukup beragam, mulai dari rasa kantuk, mulut kering, dan sakit kepala. Pada kasus yang jarang terjadi, efek samping cetirizine juga dapat bersifat serius.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved