Supaya anak bisa mematuhi peraturan orangtua, terdapat beberapa cara mendidik anak yang keras kepala, mulai dari menjadikan mereka sebagai teman, tidak melawan argumen mereka, hingga tetap tenang menghadapi mereka. Penyebab anak keras kepala dapat berupa miskomunikasi, mencari kebebasan, hingga rasa ingin tahu yang tinggi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
13 Jan 2022
Cara mendidik anak yang keras kepala sangatlah beragam, salah satunya mengajak mereka "berdiplomasi".
Table of Content
Menghadapi anak yang keras kepala menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Ada kalanya, sifat keras kepala anak membuat emosi Anda tidak tertahankan. Maka dari itu, Anda dapat mempelajari sejumlah cara mengatasi anak keras kepala yang bisa dilakukan.
Advertisement
Keras kepala dapat disebabkan faktor genetik atau kebiasaan yang anak lihat di lingkungannya.
Untuk membantu Anda dalam menghadapi mereka, berikut adalah berbagai cara menghadapi anak yang susah diatur dan keras kepala.
Anak yang keras kepala cenderung senang berargumen. Oleh sebab itu, orangtua disarankan untuk tidak melawannya karena mereka justru senang dengan kesempatan ini dan siap membalas setiap perkataan Anda.
Lebih baik, dengarkan saja yang anak katakan, kemudian beri tahu mana yang benar dan salah dari argumen tersebut.
Cara menghadapi anak yang keras kepala ini diharapkan dapat meluluhkan hati mereka sehingga mau mendengar apa yang dikatakan orangtua.
Cara mengatasi anak yang susah diatur dapat dilakukan dengan memposisikan Anda sebagai temannya.
Melarang anak untuk tidak melakukan suatu hal cenderung membuatnya membangkang. Misalnya, saat mereka ingin terus menonton televisi dan melupakan pekerjaan rumahnya.
Jika hal ini terjadi, cobalah temani anak menonton televisi sejenak. Mereka dapat merasa ditemani dan menganggap Anda sebagai teman.
Setelah itu, barulah Anda bisa bertanya mengenai pekerjaan rumah secara perlahan.
Anda tidak dianjurkan untuk menjadi orangtua otoriter, terutama saat mendidik anak yang keras kepala.
Saat anak tidak patuh terhadap perintah Anda, cobalah berikan mereka beberapa pilihan.
Misalnya, saat Anda meminta anak untuk membersihkan kamar. Berikan mereka kebebasan untuk memilih bagian kamar mana yang harus dibersihkan terlebih dahulu.
Cara mendidik anak yang susah diatur ini dianggap bisa membuat mereka merasa diberikan kepercayaan sehingga mau membersihkan kamarnya secara sukarela.
Berteriak atau marah terhadap anak yang keras kepala merupakan senjata makan tuan bagi orangtua. Hal ini dapat membuat anak cenderung membangkang dan mengacuhkan perintah Anda.
Dalam kondisi ini, orangtua disarankan tetap tenang dan mengambil jalur yang lebih diplomatis.
Misalnya, saat Anda meminta anak untuk membersihkan kamarnya, gunakan nada yang lembut dan tidak memaksa.
Cara mengatasi anak yang semaunya sendiri ini dipercaya bisa membawa suasana tenang sehingga mereka mau mengerjakan kewajibannya di rumah.
Hargai anak layaknya Anda ingin dihormati sebagai orangtua. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghargai anak:
Cara mengatasi anak yang keras kepala ini sebaiknya jangan diabaikan. Tanpa rasa menghargai, hubungan baik antara orangtua dan anak sulit terjalin.
Anak bukanlah pembantu rumah tangga yang bisa mengerjakan pekerjaan rumahnya tanpa bantuan.
Jika memang Anda ingin mereka mahir dalam menyelesaikan kewajibannya, berikan bantuan dan jangan biarkan mereka bekerja sendirian.
Misalnya, saat Anda meminta anak untuk merapikan mainan di kamarnya. Cobalah untuk melakukannya terlebih dahulu, kemudian minta mereka untuk menjadi asisten Anda.
Cara mendidik anak yang keras kepala ini bisa jadi menyenangkan bagi kedua belah pihak.
Selain itu, buatlah kompetisi yang menarik saat melakukan kewajiban rumah. Contohnya, Anda dan anak berlomba-lomba untuk membersihkan kamar. Siapa yang paling cepat, dialah juaranya.
Cara sabar menghadapi anak dapat dilakukan dengan membawa suasana damai di rumah.
Misalnya, hindari penggunaan kata-kata kasar. Selain itu, tunjukan sikap-sikap damai pada anak, seperti mesra dengan pasangan di rumah.
Dengan demikian, anak dapat meniru perbuatan-perbuatan baik ini dan sifat keras kepalanya perlahan-lahan dapat dihilangkan.
Untuk mengetahui penyebab anak keras kepala, cobalah bayangkan berada di posisi mereka. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui apa yang membuat anak menjadi keras kepala.
Usahakan untuk memahami rasa kecewa, marah, dan frustrasi anak. Setelah itu, berilah mereka dukungan dan kasih sayang, dengan harapan sifat keras kepalanya bisa hilang dari dalam diri mereka.
Misalnya, anak bersikeras tidak mau mengerjakan pekerjaan rumahnya. Bisa jadi ini karena pekerjaan tersebut terlalu berat. Jika begitu, berikan anak bantuan dan jangan biarkan mereka bekerja sendirian.
Cara menghadapi anak keras kepala dan cengeng ini dianggap efektif untuk membuat si kecil berperilaku baik di rumah.
Ketika anak melawan orangtua, Anda perlu melakukan negosiasi untuk mengetahui apa yang mereka inginkan.
Misalnya, saat anak tidak mau tidur di malam hari. Cobalah bernegosiasi terhadap jam tidur yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.
Dengan begitu, anak dapat merasa dihargai keputusannya sehingga rasa percaya akan terjalin.
Jika anak masih keras kepala, bisa jadi Anda dan pasangan sering kali berargumen dan bertengkar di rumah sehingga mereka mencontoh dari orangtuanya.
Jangan salah, hubungan yang harmonis antara ibu dan ayah di rumah dapat membawa dampak baik untuk anak-anak.
Cara mengatasi anak cengeng dan keras kepala ini diharapkan dapat menjadi contoh yang baik bagi anak sehingga bisa ditiru.
Menciptakan rutinitas yang baik di rumah dipercaya bisa menjadi cara menghadapi anak yang keras kepala.
Contohnya, cobalah buat rutinitas yang bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas istirahat anak.
Pasalnya, kurang tidur dan sering merasa lelah dapat mengundang masalah perilaku pada anak berusia 3-12 tahun, yang akhirnya dapat membuat mereka bersikap keras kepala.
Dengan mendapatkan jam tidur dan istirahat yang cukup, masalah perilaku ini diharapkan dapat diatasi dan anak bisa mematuhi peraturan yang telah dibuat di rumah.
Anak yang keras kepala memerlukan peraturan supaya bisa berkembang.
Jadi, cobalah untuk menetapkan batasan dan sampaikan harapan Anda terhadap anak saat berdiskusi dengan mereka.
Mintalah masukan dari anak terkait apa hukuman yang tepat jika mereka melanggar peraturan di rumah.
Jangan lupa untuk meminta pandangan anak terkait konsekuensi yang akan diberlakukan.
Terdapat beberapa penyebab yang bisa mengakibatkan anak menjadi keras kepala, di antaranya:
Miskomunikasi yang terjadi di antara anak dan orangtua dapat menjadi alasan mengapa Anda berteriak kepada si kecil.
Situasi ini dinilai dapat menyakiti hati anak sehingga memicu sikap keras kepala dan merasa dirinya benar.
Anak-anak umumnya tidak suka dikontrol, terutama ketika melakukan aktivitas yang mereka gemari.
Anak berusia dini juga menginginkan kebebasan di setiap aktivitas yang mereka kerjakan.
Ketika orangtua melarang anak untuk melakukan hal yang digemarinya, sifat keras kepala dapat muncul dan mereka berpotensi melanggar perintah dari Anda.
Rasa penasaran anak usia dini sangat tinggi. Saat dihadapkan dengan hal-hal baru, mereka cenderung ingin tahu segala detail-nya.
Rasa ingin tahu ini dapat berubah menjadi sifat keras kepala, terutama ketika anak memaksa untuk mendalami hal-hal yang sebenarnya belum perlu diketahui.
Sifat keras kepala dapat menular kepada anak. Jika ada anggota keluarga di rumah yang memiliki sifat keras kepala, anak bisa saja menirunya.
Oleh karena itu, orangtua dan anggota keluarga lain perlu hati-hati dalam bersikap di depan anak.
Baca Juga
Sebelum menghakimi anak, sebaiknya Anda memahami terlebih dahulu ciri-ciri atau karakteristik anak yang keras kepala.
Jika anak memenuhi kriteria di atas, jangan buru-buru dihakimi apalagi dimarahi. Sebab, anak yang keras kepala bisa semakin menjadi-jadi jika tidak didekati dengan lemah lembut.
Cobalah ikuti beberapa cara mendidik anak yang keras kepala di atas supaya hati mereka bisa luluh dan mematuhi orangtuanya.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Ciri khas perkembangan anak usia 3 tahun adalah bisa fokus lebih lama dan kemampuan verbalnya kian meningkat. Apa saja ciri lainnya?
12 Feb 2021
Ciri-ciri balita mau punya adik dapat ditandai dengan beberapa hal, seperti antusias untuk memiliki adik, senang melihat bayi, hingga sudah bisa melakukan aktivitas tertentu sendiri.
14 Apr 2021
Inquiry based learning adalah metode belajar yang 'menuntut' anak supaya lebih berpartisipasi di kelas. Manfaatnya beragam, mulai dari meningkatkan rasa ingin tahu, membangun sikap inisiatif, hingga membuat anak lebih cinta dengan proses belajar.
19 Mei 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved