Cara mendeteksi kanker serviks melalui darah haid belum bisa dilakukan. Tapi, ada ciri-ciri penyakit tersebut yang berkaitan dengan menstruasi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
14 Jun 2023
Beberapa ciri-ciri kanker serviks berkaitan dengan menstruasi
Table of Content
Penyakit kanker serviks bisa memicu komplikasi serius yang memengaruhi organ reproduksi wanita, jadi perlu dideteksi dan ditangani sedini mungkin. Banyak yang mengira bahwa cara mendeteksi kanker serviks melalui darah haid bisa dilakukan, tapi apakah benar demikian?
Advertisement
Cara mendeteksi kanker serviks melalui darah haid sebenarnya tidak bisa dilakukan. Tapi, memang ada beberapa ciri-cirinya yang berkaitan dengan menstruasi.
Menstruasi pada penderita kanker serviks biasanya berbeda dengan wanita yang tidak mengidap penyakit ini. Beberapa di antaranya meliputi darah haid yang keluar cenderung lebih banyak dan lebih lama dari biasanya, flek atau bercak darah dari vagina di luar siklus haid, perdarahan sesudah berhubungan intim atau setelah menopause.
Tak hanya itu, keputihan yang encer dan berbau menyengat atau disertai darah pun bisa muncul. Namun gejala-gejala ini memang tidak langsung menandakan bahwa kamu mengidap kanker leher rahim. Perlu deteksi secara medis untuk memastikannya.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pengecekan darah haid bisa menjadi salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi HPV pada wanita, dengan tingkat akurasi sekitar 82,8 hingga 97,7%. Meski begitu, langkah deteksi tersebut bukan dilakukan dengan melihat warna atau konsistensinya, melainkan dengan mengecek ada tidaknya virus secara medis di laboratorium.
Seperti yang diketahui, infeksi HPV merupakan penyebab utama dari kanker serviks. Namun tetap butuh pemeriksaan medis yang memadai untuk memastikan diagnosis.
Deteksi dini kanker serviks adalah langkah yang penting untuk mendapat penanganan sesegera mungkin dan mencegahnya agar tidak semakin parah.
Berikut beberapa cara mendeteksi kanker serviks yang dapat dilakukan:
Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari leher rahim. Sampel ini kemudian diteliti di bawah mikroskop untuk menentukan ada tidaknya perubahan akibat infeksi HPV.
Tes ini dapat menemukan ada tidaknya sel yang memiliki sifat prakanker atau kanker. Terkadang, kondisi yang bukan kanker juga dapat ditemukan dalam pemeriksaan pap smear, seperti infeksi atau peradangan.
Berdasarkan usia, jadwal pemeriksaan pap smear yang untuk wanita meliputi:
Tes HPV juga dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari serviks. Dokter dapat menganjurkan tes ini bersama dengan pap smear atau setelah hasilnya menunjukkan perubahan abnormal pada leher rahim.
Jenis HPV tertentu, seperti HPV16 dan HPV18, lebih sering ditemukan pada penderita kanker serviks. Hasil tes HPV yang positif menunjukkan adanya jenis HPV yang berisiko tinggi dalam menyebabkan kanker leher rahim.
Namun, banyak orang yang mengidap HPV, tapi tidak mengidap kanker serviks. Jadi, tes HPV saja tidak cukup untuk mendiagnosis kanker serviks dan diperlukan tes lainnya.
Kolposkopi bertujuan memeriksa lebih lanjut area serviks yang abnormal. Dalam prosedur ini, dokter akan memasukkan spekulum untuk membuka vagina dan melihat kondisi leher rahim.
Selanjutnya, dokter akan menggunakan alat yang disebut kolposkop. Alat ini memiliki lampu dan lensa pembesar di ujungnya sehingga dokter dapat melihat jaringan vagina serta serviks dengan lebih jelas.
Wanita yang memiliki hasil tes abnormal saat Pap smear direkomendasikan untuk melakukan tes kolposkopi.
Guna memeriksa area serviks yang tidak terlihat saat kolposkopi, dokter dapat menganjurkan tes kuretase endoserviks (ECC).
Pada prosedur ini, dokter menggunakan alat kecil berbentuk sendok yang disebut kuret untuk mengikis sejumlah kecil jaringan pada bagian dalam serviks (endoserviks). Sampel ini lalu diperiksa di laboratorium.
Biopsi kerucut akan mengangkat sepotong jaringan berbentuk kerucut dari leher rahim. Pasien akan menerima anestesi umum atau lokal selama menjalaninya.
Jenis biopsi ini dapat digunakan untuk mendiagnosis kanker serviks maupun mengangkat jaringan prakanker atau kanker stadium awal.
Prosedur eksisi bedah elektro loop (LEEP) menggunakan arus listrik melalui kait kawat tipis. Pengait ini akan mengangkat sampel jaringan yang dibutuhkan untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
LEEP juga dapat digunakan untuk mengangkat jaringan prakanker maupun kanker stadium awal.
Biopsi punch mengangkat sampel jaringan dengan alat bundar yang tajam dan berongga sehingga berbentuk bulat. Beberapa area serviks terkadang akan diperiksa dengan biopsi ini sehingga tes mungkin dilakukan lebih dari 1 kali.
Baca Juga: 6 Makanan Pencegah Kanker Serviks yang Baik untuk Dikonsumsi
Jika tes-tes di atas menunjukkan adanya kanker serviks, dokter akan merujuk pasien ke dokter obgyn subspesialis onkologi untuk mendapat penanganan yang sesuai.
Dokter juga dapat menyarankan tes tambahan guna melihat apakah kanker telah menyebar ke luar leher rahim atau tidak. Tes tambahan ini dapat berupa rontgen, CT scan, MRI, PET scan, serta tes penanda tumor.
Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai cara mendeteksi kanker serviks, kamu juga bisa mengunjungi klinik online spesialis onkologi di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Rontgen thorax sama dengan pemeriksaan dada menggunakan sinar-X. Padahal, fungsi rontgen thorax lebih dari itu. Rontgen thorax adalah pemeriksaan seluruh bagian dada.
4 Des 2019
Risiko efek samping asam folat dapat berupa penurunan kondisi mental, terlambatnya perkembangan otak anak, hingga risiko defisiensi vitamin B12 yang tidak terdeteksi. Kelebihan asam folat juga dapat memicu gejala fisik dan gangguan psikologis.
20 Sep 2020
Virus HPV ditularkan melalui kontak kulit dan dapat ditularkan secara seksual. Virus HPV bisa saja tidak menimbulkan gejala sehingga perlu dilakukan pemeriksaan. Virus HPV menyebabkan kanker serviks dan kutil. Langkah pencegahan penyebaran virus HPV dapat dilakukan dengan melakukan imunisasi HPV Gardasil 9.
21 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved