Memupuk hubungan kakak dan adik yang akur bisa menumbuhkan mereka jadi sosok penuh empati. Tidak membedakan perlakuan hingga meluangkan waktu bermain bersama adalah cara memupuk hubungan kakak adik yang sehat.
2023-03-18 17:33:33
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Hubungan kakak adik yang baik
Table of Content
Hubungan kakak dan adik adalah salah satu yang paling berpengaruh karena merupakan sosok terdekat sejak kecil. Namun tentu saja, ketika menjadi orangtua bukan berarti segala hal berlangsung mulus-mulus saja. Ada kalanya kakak beradik justru bermusuhan atau sibling rivalry dan membuat orangtua bingung apa yang harus dilakukan.
Advertisement
Meski demikian, perlu diingat bahwa meskipun kakak dan adik sering bertengkar, bukan berarti mereka bermusuhan. Bukan berarti pula mereka tidak bisa dekat satu sama lain. Untuk mulai membangun ikatan sehat dalam keluarga, orangtua harus mulai dengan peka terhadap sekitar.
Membangun kedekatan antara kakak dan adik akan membantu mereka tumbuh besar sebagai teman baik. Untuk bisa mencapai hal ini, tentu orangtua sebaiknya tidak membandingkan satu sama lain. Setiap dari mereka itu unik.
Jika sudah bisa terbangun ikatan antara kakak dan adik, akan ada manfaat-manfaat seperti:
Pada tahun 2013 lalu, sebuah studi di Journal of Family Issues menunjukkan bahwa anak dengan saudara kandung memiliki kemampuan sosial lebih ketimbang anak tunggal. Ini terlihat ketika mereka duduk di kelas lima sekolah dasar.
Bukan tidak mungkin, anak yang sudah terlatih untuk berbagi, bekerja sama, dan juga kompromi dengan saudara-saudaranya akan tumbuh sebagai orang dewasa yang sukses secara sosial.
Menariknya, anak yang tumbuh dengan saudara baik itu kakak maupun adik lebih rendah kemungkinan untuk bercerai. Setidaknya, ada penurunan angka hingga 3% dalam studi pada tahun 2014 ini.
Merunut ke belakang saat mereka tumbuh besar, ini tak lepas dari kualitas anak dan saudaranya. Mereka memiliki kemampuan sosial lebih baik ketika ikatan dengan kakak atau adiknya cukup dekat.
Begitu pula sebaliknya. Saudara kandung yang tidak akur sangat rentan mengalami depresi dan kecemasan berlebih ketika berada di fase remaja.
Ikatan antara kakak dan adik juga bisa memberikan teladan, terutama dari kakak ke adik. Sebab, adik cenderung meniru apa yang kakaknya lakukan. Ini juga berlaku ketika mereka tumbuh besar dan mulai bersekolah.
Sayangnya, hal ini juga berlaku sebaliknya. Adik yang melihat teladan buruk juga besar kemungkinan akan menirunya. Termasuk dalam hal perilaku seksual yang sembrono.
Tentunya secara emosional, kakak dan adik punya ikatan sangat kuat. Ini berlaku bukan hanya untuk saudara kandung saja. Begitu pula dengan saudara angkat atau tiri.
Ketika ada dua orang yang dekat, maka emosi yang meliputi keduanya tentu juga besar. Mulai dari rasa sayang, marah, cemburu, cemas, tersinggung, dan banyak lagi emosi yang kadang bisa membuat kewalahan.
Untuk bisa menjaga kesehatan hubungan antara kakak dan adik, berikut ini yang bisa orangtua coba terapkan:
Sejak mereka kecil, jangan pernah lupa untuk validasi emosi dan perasaan yang muncul. Bukan berarti karena anak laki-laki maka tak boleh menangis dan dilabeli cengeng. Tetap beri label dan validasi apa yang mereka rasakan dan pemicunya.
Dengan cara ini, anak akan memahami apa saja kosa kata yang berkaitan dengan emosi. Mereka akan tumbuh jadi sosok yang bisa memahami emosi dan peka terhadap sesama.
Jangan pernah membandingkan perilaku anak atau pencapaian mereka. Bukannya memberi motivasi, ini justru membuat mereka semakin tidak bisa berdamai dengan situasi. Salah-salah, anak akan menganggap saudara kandung sebagai saingan mereka.
Tetap beri konsekuensi kepada anak sesuai dengan perilaku mereka. Bukan menurut siapa yang lebih besar dan kecil. Ketika adik menangis, bukan berarti selalu kakak yang salah. Ada kalanya adik juga melakukan kesalahan. Peran orangtua di sini adalah memberi konsekuensi sesuai perilaku.
Meski orangtua sudah memberikan validasi terhadap emosi seperti marah atau frustrasi, bukan berarti anak bebas melakukan apapun. Tetap beri panduan dan batasan. Marah boleh, tapi jangan merusak, menyakiti diri sendiri, dan menyakiti orang lain.
Aturan yang satu ini mutlak tidak boleh dilakukan oleh orangtua. Jangan bermain favorit hanya ke satu anak saja karena ini justru meningkatkan risiko konflik antara kakak beradik. Bahkan studi di Journal of Family Psychology ini mencatat efek ini bisa berlarut-larut hingga mereka kelak dewasa.
Selalu alokasikan waktu untuk melakukan aktivitas bersama-sama. Sangat penting untuk tetap mengupayakan family time karena ketika anak bersenang-senang bersama saudara atau keluarganya, mereka akan mendapatkan persepsi positif antara satu sama lain.
Pastikan pula waktu untuk quality time ini tepat. Jangan memaksakan ketika anak sedang lelah, lapar, atau rewel. Ini justru dapat membuat situasi kian runyam.
Ketimbang menjadikan kakak dan adik sebagai peserta kompetisi satu sama lain di berbagai aspek kehidupan, sebaiknya ajarkan kerja sama. Sampaikan bahwa mereka berada di tim yang sama dan punya kesempatan untuk membantu satu sama lain.
Kemudian, apresiasi bagaimana mereka bekerja sama sepanjang permainan. Jangan fokus pada hasil akhirnya atau membandingkan siapa yang lebih hebat. Apresiasi bagaimana mereka saling membantu dan sampaikan bahwa Anda bangga kepada mereka.
Tentunya anak adalah peniru ulung apa yang dilakukan orangtua mereka. Artinya, orangtua juga harus bisa melakukan resolusi konflik yang sehat. Ketika ada masalah, bicarakan dengan kepala dingin dan bukan saling berteriak penuh emosi.
Ini juga berlaku ketika anak sedang bertengkar. Sampaikan apa masalahnya, validasi emosi dari kakak dan adik, kemudian tanyakan apa yang bisa mereka lakukan.
Baca Juga
Memupuk hubungan sehat antara kakak dan adik adalah investasi menjadikan mereka sosok manusia yang baik dan peka. Bukan hanya dalam menjalankan perannya sebagai kakak atau adik saja, namun juga di berbagai aspek kehidupan.
Jangan lupa untuk selalu melakukan ritual khusus keluarga. Ini akan menjadi memori menyenangkan anak-anak, bahkan hingga mereka dewasa dan mungkin kelak menjadi orangtua.
Apa yang dialaminya selama kecil akan membentuk mereka menjadi sosok orangtua yang serupa. Jadi, berikanlah hal-hal baik dan menyenangkan sehingga ketika mungkin mereka siap memiliki anak kelak, tradisi positif ini akan diteruskan.
Jika Anda ingin tahu lebih lanjut bagaimana dampak hubungan kakak dan adik terhadap sisi psikologis, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bermain peran atau role play adalah metode untuk mengenalkan prinsip penting dalam kehidupan. Manfaatnya beragam, mulai dari mengasah kreativitas, meningkatkan kemampuan berbahasa, hingga mengembangkan kemampuan sosial.
Cara yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak yang tidak punya teman, di antaranya: undang anak-anak sebayanya ke rumah, masuk ke dalam kegiatan, hingga berbicara dengan guru.
Syarat utama apabila orangtua ingin tahu bagaimana pergaulan remaja yang sehat di dunia maya, jangan setengah-setengah. Ikutlah masuk ke dalamnya. Pahami apa itu Instagram dengan berbagai fiturnya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Dijawab oleh dr. Denny Sutanto
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved